Rabu, 02 September 2015

Teori Gelombang Perusahaan (Business Cycle)

Dari buku Perkembangan Pemikiran Ekonomi DELIARNOV
 

Masalah gelombang perusahaan atau fluktuasi atau siklus ekonomi telah dibicarakan oleh Ricardo dan Stuart Mill. Namun, pembahasan hanya dilakukan secara selintas. Hal tersebut disebabkan sudah begitu melekatnya kepercayaan orang pada pendapat klasik yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menujun pada suatu keseimbangan, dan tidak akan terjadi guncangan-guncangan dalam perekonomian.
Diketahui bahwa seandainya permintaan selalu seimbang dengan penawaran, fluktuaasi tidak akan pernah terjadi. Kalaupun terjadi, pasti akan segera mereda. Dalam perekonomian yang seimbang gerak naik turun pendapatan nasional tidak akan terjadi. Dengan demikian, teori tentang fluktuasi ekonomi jelas tidak begitu diperlukan.
Pakar-pakar yang intensif membahas teori fluktuasi antara lain, Sismondi, Marx, dan Veblen. Kontribusi Marx yang paling penting tentang siklus ekonomi adalah pernyataannya tentang dua prinsip. Pertama, fluktuasi ekonomi melekat dalam system kapitalis, sebab fluktuasi terjadi karena kekuatan-kekuatan yang ada dalam system ekonomi. Kedua, penyebab utama siklus ekonomi ditemukan dalam kekuatan-kekuatan yang menentukan pengeluaran investasi.
Menurut Laundert (1976) menyatakan pendapatnya tentang analisis determinasi pendapatan Keynesian berupa tekanan utama pada ketidakstabilan yang melekat pada system kapitalis dan peranan investasi. Menurut Laundert, analisis tersebut berasal dari Marx. Para pakar ekonomi heterodoks pernah memperingatkan bahwa dalam system kapitalis melekat suatu kekuatan yang akan membawa perekonomian pada depresi. Akan tetapi, peringatan-peringatan mereka tidak begitu diacuhkan. Orang pun lebih percaya pada hokum Say, hingga terjadi depresi besar-besaran tahun 30-an. Bagi kaum neo-Keynesian, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab utama.
     1.      Terjadi perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Sebagai contoh, depresi besar-besaran tahun 30-an terjadi karena naik turunnya jumlah investasi dan pengeluaran konsumsi.
      2.      Fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan kesempatan penuh (full-employment equilibrium). Penyebab utama ketidakseimbangan ini adalah kakunya harga-harga, terutama tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Karena perekonomian tidak selalu berada dalam posisi keseimbangan, sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi.


0 komentar:

Posting Komentar