Gempa bumi adalah getaran pada permukaan kulit
bumi yang disebabkan oleh kekuatan2 dari dalam bumi. Timbulnya getaran ini
dikarenakan adanya retakan atau dislokasi pada kulit bumi. Jika terjadinya
getaran karena adanya retakan di dasar laut, yang kemudian merambat melalui air
laut, maka terjadilah gempa laut yang dapat menggoncangkan kapal2 dan
menimbulkan gelombang pasang yang mencapai puluhan meter tingginya. Peristiwa
ini disebut dengan tsunami.
Dilihat dari intensitasnya ada 2 macam
jenis gempa yaitu :
- Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
- Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dpat diketahui dengan menggunkan alat perekam.
Hal ikhwal mengenai gempa bumi perlu diselidiki
agar akibat yang ditimbulkannya dapat diramalkan dan upaya penanggulangannya
dapat dilakukan. Ilmu yang mempelajari gempa bumi, gelombang2 seismik serta
perambatannya disebut seismologi.
Dalam kajian seismologi di perluakan berbagai
alat. Salah satu alat yang terpenting adalah seismograf atau alat untuk
mencatat gempa. Ada 2 macam seismograf, yaitu :
- Seismograf Horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
- Seismograf Vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
Gambar : Seismograf
Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada
amplitudo gelombang tektonik dicatat oleh seismograf dengan menggunakan
skal Richter. Skala
ini ini dibuat olehCharles F. Richter pada
tahun 1935.
Sumber gempa di dalam bumi disebut dengan Hiposentrum.
Dari hiposentrum ini di teruskan ke segala arah. Tempat hiposentrum ini ada
yang dalam sekali, dan ada yang dangkal. Di Indonesia terdapat hiposentrum yang
dalamnya lebih dari 500 km, contohnya di bawah laut Flores ± 720 km.
Pusat gempa pada permukaan kulit bumi di atas
hiposentrum disebut dengan Episentrum.
Kerusakan yang terbesar terdapat di sekitar episentrum.
Daerah-daerah yang mengalami gempa dapat dibuat peta.
Pada peta tersebut ada beberapa macam garis,yaitu
- Homoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang pada saat yang sama mengalami getaran gempa.
- Isoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang dilalui oleh gempa yang sama intensitasnya.
- Pleistoseiste, yaitu garis yang menggelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dari gempa bumi.
Gempa bumi merambat melalui 3 macam getaran,
yaitu :
- Getaran Longitudinal (Merapat Merenggang).
Getaran
ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi, kecepatan
getarannnya sangat cepat, hingga mencapai 7 sampai 14 km per jam. Getaran ini
datangnya paling awal da merupakan getaran pendahuluan yang pertama, itulah
sebabnya disebut juga getaran primer. Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.
- Getaran Transversal (Naik-Turun)
Getaran
ini asalnya juga dari hiposentrum dan bergerak juga melalui dalam bumi.
Kecepatan getaran ini antara 4 sampai 7 km per jam. Getaran ini datang setelah
getaran longitudinal dan merupakan getaran pendahuluan kedua yang disebut
getaran sekunder.
- Getaran Gelombang Panjang.
Getaran
ini asalnya dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi. Kecepatan
getaran ini antara 3,8 sampai 3,9 km per jam. Getaran ini datangnya paling
akhir, tetapi merupakan getaran pokok. Getaran ini yang menimbulkan kerusakan.
KLASIFIKASI GEMPA
Kita dapat membedakan macam2 gempa bumi
berdasarkan :
- Hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa yaitu :
- Gempa Dalam, jika hiposentrumnya terletak antara 300-700 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa Intermidier, jika hiposentrumnya terletak antara 100-300 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa Dangkal, jika hiposntrumnya terletak dari 100 km di bawah permukaan bumi.
- Atas dasar bentuk episentrumnya, dibedakan :
- Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Contohnya gempa tektonik karena bentuknya bisa berupa daerah patahan.
- Gempa Sentral, jika episentrumya berbentuk titik. Contohnya gempa vulkanik atau gempa runtuhan.
- Atas dasar letak episentrum gempa, dibedakan atas :
- Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut.
- Gempa Daratan, jika episentrumnya di daratan.
- Atas dasar jarak episentral, gempa dibedakan atas :
- Gempa Setempat, jika jarak tempat gempa terasa sampai ke episentralnya kurang dari 10.000 km.
- Gempa Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa berjarak sekitar 10.000 km
- Gempa Sangat Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km.
- Atas dasar peristiwa yang menyebabkan gempa, dapat dibedakan atas :
- Gempa Tektonik atau Gempa Dislokasi, yaitu gempa yang terjadi setelah terjadinya dislokasi atau karena gerakan lempeng. Gempa inilah yang dapat berakibat parah, terutama jika jarak hiposentrumnya dangkal.
- Gempa Vulkanik, yaitu gempa yang terjadi sebelum, pada saat dan sesudah peristiwa letusan gunung api.
- Gempa Runtuhan, gempa yang terjadi akibat runtuhya bagian atas litosfer, karena bagian sebelah dalam bumi berongga. Misalnya gempa di daerah kapur.
- Gempa Buatan, yaitu gempa yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Misalnya gempa yang terjadi akibat ledakan dinamit yg di gunakan untuk membuat gua/lubang untuk kegunaan penggalian atau pertambangan.
Untuk menentukan letak episentrum caranya
sebagai berikut :
- Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf. Cara ini dengan menggunakan 3 seismograf, yaitu satu seismograf vertikal, atu seismograf horizontal yang berarah utara dan selatan sedang satu lagi seismograf berarah timur dan barat.
- Dengan menggunakan 3 tempat yang terletak satu homoseiste. Cara ini dengan menggunakan seismograf di 3 tempat yang merasakan getaran gempa pada saat yang sama. Pertama-tama kita hubungkan tempat seismograf yang satu homoseiste. Karena 3 seismograf maka didapat 2 garis. Dua garis itu dibuat garis sumbu, sehingga episentrum terletak pada pertemuan dua garis sumbu.
- Dengan menggunakan 3 tempat yang mencatat jarak episentrum. Untuk menentukan jarak episentrum digunakan rumus Laska :
∆ = { (S
– P ) } – 1′ x 1.000 km
∆ =
delta = jarak episentrum.
S – P =
selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder dalam
satuan menit.
1′ =
satu menit.
Contoh :
Gelombang S tiba pada pukul 10.29’44”, sedang
gelombang P tiba pada pukul 10.25’14”. berapakah jarak episentrum sebuah
seismograf dari daerah Z ?
Jawab :
{ ( 10.29’44” – 10.25’14” ) } – 1′ x 1.000 km
= ( 4 1/2 – 1′
) x 1.000 km = 3.500 km.
Sekarang misalnya letak episentrum dari 3
tempat, yaitu Z = 3.500 km, Y= 5.250 km, dan X = 3.750 km.
Maka cara membuatnya :
- Dibuat perbandingan skala horizontal 1 cm = 1000 km. maka Z = 3,5 cm, Y = 5,25 cm, X = 3,75 cm.
- Buat lingkaran sesuai jari2 Z,Y,X.
- Ketiga lingkaran akan berpotongan pada satu titik E (episentrum).
- Dengan menggunakan lingkaran isoseiste. Dari laporan secara visual dapat dibuat tanda2 pada peta yang kemudian dapat ditentukan beberapa isoseiste di daerah bencana gempa. Dengan mengetahui lingkaran atau elips isoseiste itu dari luar kea rah dalam, dapat ditentukan tempat episentrum.
0 komentar:
Posting Komentar