PEMBAHASAN
A. Teori
Ledakan Hebat (Big Bang)
Pada awal abad ke-21 muncul teori
ledakan maha dahsyat Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15
milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil
dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu
massa maha padat. Massa maha padat ini dapat dianggap suatu atom maha padat
dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya
menghasilkan ledakan maha dahsyat.
Teori Big Bang (Ledakan Dahsyat atau
Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang
menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas,
yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. Para ilmuwan juga
percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini
adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil
pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain,
dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus
mengembang. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam
semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Big bang dan Alam
Semesta yang mengembang pada tahun 1929. Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble
melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi
kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi
bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita
tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang.
Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari
pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar. Pada saat itu dimana
Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas
tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang
kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau
terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu,
kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa
kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus
mengembang dan mendingin. Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per
seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan
yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol.
Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya
untuk beberapa milyar tahun lagi.
•
Perkembangan
Teori Ledakan Hebat (Big Bang)
Berbagai teori tentang jagat raya membentuk
suatu bidang studi yang dikenal dengan Kosmologi.
Einstein adalah ahli kosmologi
modern pertama. Tahun 1915 ia menyempurnakan teori umumya tentang relativitas,
yang kemudian diterapkan dalam pendistribusian zat diruang angkasa.
Pada tahun 1917 ditemukan bahwa ada massa bahan
yang hampir seragam dimana keseimbangannya tak tentu antara kekuatan gaya
gravitasi dan dorong antara kekuatan gaya gravitasi dan kekuatan dorong kosmis
lainnya.
Pada tahun 1922 seorang ahli fisika Rusia
memecahkan soal itu dengan cara lain. Ia
mengatakan bahwa kekuatan tolak tidak berperan, bahkan jagat raya terus meluas
dan seluruh partikel bergerak saling menjauh dengan kecepatan tinggi. Sebab
dengan kekuatan tarik gravitasi, perluasan tersebut semakin melambat. Dalam
model jagat raya ini, perluasan tersebut dimulai dengan suatu “ledakan hebat”.
Teori Ledakan Hebat sebetulnya berlawanan
dengan pengetahuan astronomi zaman sekarang. Bintang dalam galaksi Bima Sakti
bukannya saling menjauhi satu sama lain, tetapi malahan berjalan dalamn orbit
sikular mengelilingi bagian pusatnya yang padat. Pada tahun 1929 Edwin
Hubble, ahli astronomi dan Observatorium Mount Wilson, mengemukakan bahwa
berbagai galaksi yang telah diamatinya sebenarnya menajuhi kita, dengan
kecepatan beberapa ribu kilometer per detik. Rupanya galaksi-galaksi tersebut,
termasuk Bima Sakti kita, senantiasa menjaga bentuk keutuhan internya selama
waktu yang panjang. Galaksi-galaksi itu secara sendiri-sendiri mengarungi
angkasa raya, seperti partikel yang bergerak mengarungi luar angkasa.
•
Tahapan-tahapan
Terjadinya Ledakan Hebat (Big Bang)
Tahapan-tahapan
terjadinya big bang adalah:
• Segera setelah terjadi dentuman besar, alam
semesta mengembang dengan cepat hingga menjadi kira-kira 2000 kali matahari.
• Sebelum berusia satu detik, semua partikel
hadir dalam keseimbangan. satu detik setelah dentuman, alam semesta membentuk
partikel-partikel dasar yaitu elektron, proton, neutron dan neutrino pada suhu
10 milyar kelvin.
• Kira-kira 500 ribu tahun telah terjadi ledakan,
lambat laun alam semesta menjadi dingin hingga mencapai suhu 3000 K.
partikel-partikel dasar membentuk benih kehidupan alam semesta.
• Gas hidrogen dan helium membentuk
kelompok-kelompok gas rapat yang tak teratur. dalam kelompok-kelompok tersebut
mulai terbentuk protogalaksi.
• Antara satu dan dua miliar tahun setelah
terjadinya dentuman besar, protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat
laun berkembang menjadi raksasa merah dan supernova yang merupakan bahan baku
kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.
• Satu diantara miliaran galaksi yang terbentuk
adalah galaksi bimasakti yang didalamnya adalah tata surya kita dengan matahari
sebagai bintang yang terdekat dengan bumi.
•
Bukti
Keberadaan Ledakan Hebat (Big Bang)
Objek-objek
galaksi terjauh yang dapat kita lihat melalui teleskop tidak lain merupakan
galaksi-galaksi dalam keadaan sesungguhnya puluhan miliar tahun lampau. Mereka
sedang bergerak saling menjauh. Ini menunjukan bahwa awalnya segala sesuatu
terkumpul dan terpusat pada suatu tempat.
Bukti
lain keberadaan big bang diperoleh
pada tahun 1965, ketika para ilmuwan menangkap gelombang panas sisa dari
ledakan mahadahsyat yang menghambur ke segala penjuru antariksa. Pada tahun
1992, satelit COBE mendeteksi riak gelombang panas yang berasal dari big bang ketika mulai mendingin.
Namun,
para astronom menyadari bahwa mereka belum menemukan sebagian materi penyusun
alam semesta, yang dapat dijadikan bukti adanya big bang. Mereka mencari
materi gelap yang diperkirakan menyusun 90 persen tubuh alam semesta. Bila
berhasil ditemukan, mereka mengungkapkan banyak misteri yang terselip dalam
kisah alam semesta.
•
Asumsi- Asumsi mengenai Teori Ledakan Besar
(Big Bang)
Teori ledakan dahsyat bergantung
kepada dua asumsi utama: universalitas hukum fisika
dan prinsip kosmologi.
Prinsip kosmologi menyatakan bahwa dalam skala yang besar alam semesta bersifat
homogen
dan isotropis.
Kedua asumsi dasar ini awalnya
dianggap sebagai postulat, namun beberapa usaha telah dilakukan untuk menguji
keduanya. Sebagai contohnya, asumsi bahwa hukum fisika berlaku secara universal
diuji melalui pengamatan ilmiah yang menunjukkan bahwa penyimpangan terbesar
yang mungkin terjadi pada tetapan
struktur
halus
sepanjang usia
alam
semesta
berada dalam batasan 10−5.
Apabila alam semesta tampak
isotropis sebagaimana yang terpantau dari bumi, prinsip komologis dapat
diturunkan dari prinsip
Kopernikus
yang lebih sederhana. Prinsip ini menyatakan bahwa bumi, maupun titik
pengamatan manapun, bukanlah posisi pusat yang khusus ataupun penting. Sampai
dengan sekarang, prinsip kosmologis telah berhasil dikonfirmasikan melalui
pengamatan pada radiasi latar gelombang mikro kosmis.
B. Pembentukan Alam Semesta Dalam Perspektif Al-Qur’an
Allah
SWT. Menurunkan Al-Quran kepada manusia 14 abad yang lalu. Beberapa fakta yang
baru dapat diungkap dengan teknologi pada abad ke-21, yang telah difirmankan
Allah SWT. didalam Al-Quran 14 abad yang lalu. Didalam Al-Quran terdapat banyak
bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan
alam semesta. Kenyataan bahwa didalam Al-Quran tersebut telah sesuai dengan
penemuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal terpenting, karena
kesesuaian ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firma Allah SWT.
Al-Qur’an
pada empat belas abad yang lalu, ketika manusia masih memiliki pengetahuan yang
amat terbatas tentang alam semesta, menerangkan tentang penciptaan alam
semesta. Terjadinya alam semesta merupakan misteri bagi para ilmuwan-ilmuwan.
Berbagai teoripun telah dibuat dalam rangka mengungkap misteri ini. Salah satu
teori yang telah terkenal sekarang dan menjadi kesepakatan kebanyakan ilmuwan
saat ini adalah teori big bang. Teori Big Bang menyatakan alam semesta
terbentuk dari adanya ledakan dahsyat dari titik tunggal yang ”bervolume nol”
dan ”kerapatan tak terbatas”. Semua materi di alam semesta berasal dari titik
tunggal yang meledak ini. Teori ini berlandaskan beberapa hal yang mendukung
kebenarannya, antara lain :
•
Meluasnya alam semesta
Penemuan astronom Amerika Edwin Hubble
ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa di Observatorium
California Mount Wilson pada tahun 1929, bahwa cahaya-cahaya dari bintang
terlihat berubah ujung spektrumnya menjadi merah. Ini artinya bintang-bintang
tersebut menjauh dari pengamat.. Menurut teori fisika yang sudah diakui,
spektrum cahaya berkelip-kelip yang bergerak mendekati tempat observasi
tersebut cenderung mendekati warna lembayung, sedangkan spektrum cahaya
berkelip-kelip yang bergerak menjauhi tempat observasi itu cenderung mendekati
warna merah. Lebih jauh lagi, Hubble menemukan ternyata bintang dan galaksi
bergerak menjauhi bukan hanya dari kita, tetapi juga saling menjauhi diantara
mereka. Hal ini menunjukkan bahwa alam semesta ”bertambah luas” secara tetap.
Fakta bahwa alam semesta ini meluas menunjukkan arti bahwa pada mulanya (jika
waktu dirunut kebelakang) alam semesta ini berasal dari ”titik tunggal”. Hal
ini sesuai dengan teori Big Bang dimana pada mulanya alam semesta terjadi
karena adanya ledakan dari titik tunggal.
•
Radiasi Latar kosmos
Pada tahun 1965, dua peneliti, Arno
Penzias dan Robert Wilson, secara kebetulan menemukan gelombang-gelombang yang
dinamakan radiasi latar kosmos pada ruang angkasa. Radiasi latar kosmos ini
tampaknya tidak dipancarkan dari sumber tertentu tetapi merambati seluruh ruang
angkasa. Penemuan ini diperkuat oleh satelit Cosmic Background Explorer (COBE)
milik NASA yang mengangkasa untuk meneliti radiasi latar kosmos pada tahun 1989.
Hanya membutuhkan delapan menit, scanner-scanner satelit ini menguatkan
pengukuran dari Penzias dan Wilson. Dalam hubungan dengan teori Big Bang,
gelombang panas yang diradiasikan secara merata dari sekeliling ruang angkasa
itu (radiasi latar kosmos) adalah sisa yang tertinggal dari tahap awal Ledakan
dahsyat dari Teori Big Bang.
Teori Big Bang ini secara tidak
langsung mengatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dan secara tidak langsung
juga menolak pemahaman ateis bahwa alam semesta tidak diciptakan Tuhan
melainkan ada dengan sendirinya. Istilah ”volume nol” dari titik tunggal dalam
teori big bang sesungguhnya merupakan satuan teoritis untuk tujuan pemaparan.
Ilmu pengetahuan dapat menetapkan konsep ’ketiadaan’, yang berada diluar
jangkauan batas-batas pemahaman manusia, dengan hanya mengungkapkannya sebagai
”suatu titik yang bervolume nol”. Alam semesta muncul dari ”ketiadaan”. Dengan
kata lain, alam semesta itu diciptakan.
Dari teori Big Bang ini
juga dapat dikembangkan beberapa kenyataan lain yang mampu memojokkan pemahaman
para ateis yaitu :
•
Bagaimana mungkin setelah terjadinya Ledakan
Dahsyat dari teori Big Bang ini muncul galaksi-galaksi, bintang, matahari,
bumi, dan semua benda langit lainnya yang tertata serta terbentuk hukum fisika
yang sama diseluruh penjuru alam semesta dan tidak berubah? ini semua
menunjukkan adanya peran Sang Pencipta dalam terjadinya alam semesta. Bila
tidak ada peran Sang Pencipta maka tidak mungkin dari suatu ledakan terbentuk
tatanan benda-benda langit yang memiliki aturan keseimbangan yang luar biasa.
Secara logika, ledakan pastilah tidak menghasilkan tatanan. Semua ledakan
cenderung berbahaya, mencerai-beraikan dan merusak apa yang sudah ada.
Contohnya ledakan bom, letusan gunung berapi, dsb memiliki pengaruh yang merusak.
Tidak mungkin suatu ledakan dari suatu kumpulan besi-besi misalnya membentuk
suatu pesawat terbang. Atau ledakan dari kumpulan benda-benda membentuk rumah
yang mengesankan atau istana yang megah. Namun, dalam ledakan dahsyat teori big
bang terbentuk tatanan alam semesta yang seimbang dan suatu hukum yang disebut
”hukum fisika”, yang sama diseluruh penjuru alam semesta. Hal ini menunjukkan
adanya Sang Pencipta yang mencipta alam semesta. Fisikawan terkenal
Prof.Stephen Hawking menyatakan dalam bukunya, A Brief History of Time, bahwa
alam semesta tersusun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang tersetel
dengan lebih baik dari yang kita rasakan.
•
Struktur atom. Alam semesta yang terbentuk dari
ledakan dahsyat tersebut bila dilihat dari unsur pembangun zat adalah
atom-atom. Bintang, bulan, bumi, matahari, apa yang ada sekitar kita (kursi,
meja, buku, makanan, dll), tubuh kita, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya
adalah kumpulan atom-atom. Struktur atom yang kompleks bukanlah sembarangan
terjadi, bukanlah terjadi dengan kebetulan. Setiap atom mempunyai nukleus yang
mengandung proton dan neutron yang jumlahnya tertentu. Disamping itu, ada
elektron-elektron yang bergerak mengelilingi nukleus dalam suatu orbit yang
tetap dengan kecepatan 1.000 km per detik. Jumlah elektron suatu atom yang
bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif selalu seimbang satu sama
lain. Jika salah satu dari jumlah ini berbeda, tidak ada ada atom karena
keseimbangan elektromagnetiknya terganggu. Elektron-elektron ini berputar
mengelilingi inti atom mereka sendiri dengan kecepatan tertentu tanpa saling
menyimpang. Kecepatannya selalu seimbang dengan yang lainnya dan selalu menjaga
kelangsungan hidup atomnya. Tidak pernah terjadi salah atur, perbedaan ataupun
perubahan. Dengan melihat struktur atom yang luar biasa tertata ini jelas
menunjukkan bahwa adanya peran Sang Pencipta. Tidak mungkin bila suatu ledakan
menghasilkan sesuatu yang luar biasa seperti kecuali adanya peran Sang
Pencipta, sang arsitek alam semesta mulai dari struktur terkecil (atom) sampai
keseimbangan alam semesta yang luas. Kesemua hal ini jelas menunjukkan adanya
Sang Pencipta dan otomatis tertolak paham ateis yang tidak mempercayai adanya
Tuhan.
Artinya: “Dan Dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa”. (Penjelasan
itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Artinya: “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam
dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.
Dengan
perincian penafsirannya sebagai berikut
:
•
Tahap pertama penciptaan bumi 2 rangakain waktu
•
Tahap kedua penyempurnaan bumi 2 rangkaian
waktu
•
Tahap ketiga penciptaan angkasa raya dan
planet-planetnya 2 rangkaian waktu
Jadi
terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa.
secara
umum proses terciptanya alam raya ini berlangsung dalam 6 masa, dimana
tahapan-tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan juga bahwa
terciptanya alam raya ini terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya
satu.
1.
Q.S Al-Anbiya’ ayat 30
Allah
berfirman : “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al-Anbiya’ : 30). Kata “ratq”
yang di Surat Al-Anbiya 30 diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan
untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan
“Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Arab “fataqa”, dan
bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau
pemecahan struktur dari “ratq”. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari
dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan
kata ini.
Dalam ayat tersebut, langit dan bumi
adalah subyek dari kata sifat “fatq”. Keduanya lalu terpisah (“fataqa”) satu
sama lain. kembali pada tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, bahwa satu titik
tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala
sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga
terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini. Titik
tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang
dikandungnya untuk “fataqa” (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut,
bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Kalimat “Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup”
Kemudian ternyata benar segala yang
bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga
membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu
planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al
Qur’an.
Ketika dibandingkan penjelasan ayat
tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan dipahami bahwa keduanya
benar-benar bersesuaian satu sama lain padahal, penemuan-penemuan ini baru
terjadi di abad ke-20. Sedangkan Al-Quran diwahyukan 1400 tahun yang lalu.
2. Q.S
Adz-Zariyat ayat : 47
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan
(Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (Q.S Az-Zariyat : 47)
Menurut Al Qur’an langit
diluaskan/mengembang. Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah
mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan
menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang
sedang ditiup.
•
Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan
mutakhir
Pertama, penemuan Edwin Powell Hubble,
astronom kebangsaan Amerika Serikat di observatorium California Mount Wilson
thn 1924. ketika Hubble mengamati bintang-bintang diangkasa Melalui teleskop
raksasanya, ia mendapati spectrum cahaya merah diujung bintang-bintang
tersebut. Menurut teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya
berkelap-kelip yang bergerak yang menjauhi tempat observasi cenderung mendekati
warna merah. Pengamatan tersebut memberi kesimpualan bahwa berbagai galaksi
saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per detik. Hal
ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa
alam bersifat dinamis.
Kedua, hasil hitungan cermat Albert
Einsten yang menyimpulkan bahwa alam semesta dinamis, tidak statis artinya alam
semesta terus berkembang. Meskipun pada mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu
statis, lalu mengembangkan formula matematisnyanya dan berusaha melukiskan
bahwa alam benar-benar statis, namun hal itu justru menggambarkan bahwa alam
itu dinamis.
Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov
berpendapat bahwa setelah ledakan dahsyat ini akan ada radiasi yang tersebar
merata dan melimpah di alam semesta, radiasi tersebut dinamai radiasi kosmos.
Hal ini ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965 keduanya
mendapat hadiah nobel dari penemuan tersebut Penemuan ini semakin menguatkan
bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan dahsyat.
Keempat, adanya jumlah unsur hydrogen
dan helium di alam semesta yang sesuai dengan perhitungan konsentrasi
hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat tersebut. Kalau saja alam
ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi
helium.
•
Q.S Fush-shilat ayat : 11
Artinya: “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Kata asap dalam tersebut menurut para
ahli tafsir adalh merupakan kumpulan dari gas-gas dan pertikel-partikel halus
baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah
dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
Salah satu teori mengenai terciptanya
alam semesta (teori Big bang) disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari suatu
ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu mengakibatkan adanya
ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis
tersebut, seluruh ruang materi dan
energi terkumpul dalam bentuk titik.
3.
Q.S Adz-Dzariyat ayat : 47
Artinya: “Dan langit, dengan kekuasaan Kami, Kami
bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya”.
Teori
ledakan maha dahsyat juga mengatakan adanya pemuaian alam semesta secara
terus-menerus denagn kecepatan maha dahsyat yang diumpamakan mengembangnya
permukaan balon yang sedang ditiup yang mengisyaratkan bahwa galaksi akan
hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam :
4.
Surat Al-Anbiya’: 104
Artinya: “(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran -
lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah
Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati;
Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya”.
5.
Surat Ath-Tholaq : 12
Artinya: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi
segala sesuatu”.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ruang
angkasa terdiri dari 7 lapis.
6.
Surat As-Sajadah : 4
Artinya: “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy tidak
ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan”.
Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu
sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan
kesucian-Nya.
Syafa'at: usaha perantaraan dalam
memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat
bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at
bagi orang-orang kafir.
Dari surat-surat tersebut di atas terlihat
bahwa secara umum proses terciptanya jagat raya ini berlangsung dalam 6 periode
atau masa dimana tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan
pula bahwa terciptanya jagat raya terjadi melalui proses pemisahan massa yang
tadinya bersatu. Selain itu disebutkan pula tentang lebih dari satu langit dan
bumi dan keberadaan ciptaan di antara langit dan bumi.
Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga
bahwa galaksi-galaksi yang saling menjauh itu, kurang lebih seragam di seluruh
jagad raya. Ahli Fisika George Gamow menganalogikan tentang efek perluasan
tersebut sepeti sebuah balon yang menggembung. Kalau kita meniup sebuah balon
yang diberi bintik-bintik, maka seluruh bintik itu akan terlihat saling
menjauh.
Kini, peristiwa Big Bang
yang menandai dimulainya penciptaan alam semesta itu bukan hanya sekedar
“teori”, tetapi sudah menjadi “keyakinan ilmiah” para ilmuan. Oleh karena itu,
dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira
32 kilometer/ detik untuk setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah
diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan proses Big Bang antara
15-20 milyar tahun yang lalu.
•
Teori Big Bang
Vs Al-Quran
Pembicaraan asal-usul
hidup manusia bumi berdasarkan teori evolusi sebagai hasil penyelidikan dapat
dilihat adanya faham materialisme yang menyatakan alam semesta telah terwujud sendirinya, menurut proses alamiah,
tanpa penciptaan dan rencana tertentu oleh Yang Mahakuasa untuk kehidupan manusia.
Teori evolusi ini hampir-hampir meliputi seluruh masyarakat manusia bumi hingga sempat menyusup kedalam sekolah-sekolah yang mengajarkan agama Islam di mana faham materialisme harusnya sangat ditentang. Sampai-sampai kebanyakan anggota masyarakat dalam menanggapi sesuatu yang bersifat alamiah selalu didasarkan atas pandangan sarjana barat naturalisme. Mereka cenderung memperkirakan bahwa semua yang dikemukakan sarjana barat sebagai hal praktis dan benar berlaku. Bahwa mengenai keterangan yang menyangkut dengan bidang astronomi, pada pokoknya teori gravitasi “Newton dan Relativity Einstein” memegang peranan penting, sementara yang sehubungan dengan biologi dan histori, maka teori evolusi Darwin bertindak selaku pedoman.
Edwin Hubble yang diberi nama julukan dengan Cosmic Pioneer dari California pada tahun 1949 telah memakai teleskop berukuran 100 inci dengan mana dia mendapat kesimpulan bahwa semua bimasakti di angkasa luas sedang bergerak ke segala arah tanpa kembali lalu dikatakannya semesta raya itu semakin meluas, expanding, dimulai oleh suatu benda atau ataom raksasa , karenanya keadaan daerah ledakan itu, kini berupa angkasa hampa tanpa bintang.
Albert Einstein (1879-1955) yang dijuluki dengan Master of Cosmolog, dengan teori Relativitynya dinyatakan memperbaiki teori gravitasi Newton baik dalam bidang mikrokosmos, maupun dalam bidang makrokosmos. Dia sependapat dengan Hubble tentang Big Bang teori yang menyatakan semua bimasakti (galaksi) yang masing-masingnya terdiri dari jutaan bintang, semuanya bergerak melengkung 360 derajat, hingga semesta raya tidak meluas dan akhirnya bimasakti-bimasakti itu kembali pada titik ledakan bermula. Karenanya dikatakan oleh sarjana itu keadaan semesta.dalam.statik.
Tetapi keduanya sepakat dalam pendapat bahwa setiap bintang senantiasa membuang energinya ke angkasa luar berbentuk partikel-partikel atom yang kemudian, disebabkan tarikan graviatasi masing-masingnya, berkumpul kembali lalu menciut, mengerut, hingga akhirnya membentuk bintang baru dengan planet-planet yang mengitari. Seterusnya dalam berjuta tahun, bintang baru terbentuk ini meledak pula lalu mengambang di angkasa luas untuk membentuk bintang baru kembali, dan seterusnya berulang kali. Karenanya, dengan keadaaan demikian, Terdapatlah bintang yang baru lahir, yang sudah dewasa, dan yang sedang menghilang. Padahal penganut teori Bing Bang tidak akan sanggup menerangkan:
Teori evolusi ini hampir-hampir meliputi seluruh masyarakat manusia bumi hingga sempat menyusup kedalam sekolah-sekolah yang mengajarkan agama Islam di mana faham materialisme harusnya sangat ditentang. Sampai-sampai kebanyakan anggota masyarakat dalam menanggapi sesuatu yang bersifat alamiah selalu didasarkan atas pandangan sarjana barat naturalisme. Mereka cenderung memperkirakan bahwa semua yang dikemukakan sarjana barat sebagai hal praktis dan benar berlaku. Bahwa mengenai keterangan yang menyangkut dengan bidang astronomi, pada pokoknya teori gravitasi “Newton dan Relativity Einstein” memegang peranan penting, sementara yang sehubungan dengan biologi dan histori, maka teori evolusi Darwin bertindak selaku pedoman.
Edwin Hubble yang diberi nama julukan dengan Cosmic Pioneer dari California pada tahun 1949 telah memakai teleskop berukuran 100 inci dengan mana dia mendapat kesimpulan bahwa semua bimasakti di angkasa luas sedang bergerak ke segala arah tanpa kembali lalu dikatakannya semesta raya itu semakin meluas, expanding, dimulai oleh suatu benda atau ataom raksasa , karenanya keadaan daerah ledakan itu, kini berupa angkasa hampa tanpa bintang.
Albert Einstein (1879-1955) yang dijuluki dengan Master of Cosmolog, dengan teori Relativitynya dinyatakan memperbaiki teori gravitasi Newton baik dalam bidang mikrokosmos, maupun dalam bidang makrokosmos. Dia sependapat dengan Hubble tentang Big Bang teori yang menyatakan semua bimasakti (galaksi) yang masing-masingnya terdiri dari jutaan bintang, semuanya bergerak melengkung 360 derajat, hingga semesta raya tidak meluas dan akhirnya bimasakti-bimasakti itu kembali pada titik ledakan bermula. Karenanya dikatakan oleh sarjana itu keadaan semesta.dalam.statik.
Tetapi keduanya sepakat dalam pendapat bahwa setiap bintang senantiasa membuang energinya ke angkasa luar berbentuk partikel-partikel atom yang kemudian, disebabkan tarikan graviatasi masing-masingnya, berkumpul kembali lalu menciut, mengerut, hingga akhirnya membentuk bintang baru dengan planet-planet yang mengitari. Seterusnya dalam berjuta tahun, bintang baru terbentuk ini meledak pula lalu mengambang di angkasa luas untuk membentuk bintang baru kembali, dan seterusnya berulang kali. Karenanya, dengan keadaaan demikian, Terdapatlah bintang yang baru lahir, yang sudah dewasa, dan yang sedang menghilang. Padahal penganut teori Bing Bang tidak akan sanggup menerangkan:
•
Dimana tempat atau daerah ledakan bermula dari
atom raksasa itu, tentunya kini berupa
daerah angakasa yang kosong hampa.
•
Kenapa ada bimasakti-bimasakti yang tampaknya
semakin mendekat, dan ada pula yang sedang menjauh antara sesamanya?
•
Apa yang menyebabkan semua pecahan ledakan
demikian berbentuk globe-globe bulat sempurna menjadi bintang-bintang, planet-planet
, dan bulan-bulan? Sedangkan meteoritis dan asteroids yang puluhan ribu ribuan
jumlahnya sebagai pecahan planet antara mars dan jupiter, semuanya berbentuk
tidak teratur, tiada satupun di antaranya yang bulat sempurna.
•
Apa yang menyebabkan bintang-bintang senantiasa
bergolak dengan api nyala, sementara planet-planet dan bulan-bulan sudah lama
mendingin?
•
Apa yang menyebabkan bulan-bulan tidak berputar
di sumbunya sewaktu beredar keliling planet? Padahal planet itu sendiri
berotasi sewaktu mengitari bintang yang juga berputar disumbunya.
•
Apa yang menyebabkan bulan-bulan mengelilingi
planet? Kenapa bulan-bulan itu tidak langsung mengorbit bintang atau surya?
Kiranya
teori relativity Einstein ini wajar mendapat tanggapan negatif dari kalangan
Kristen sendiri seperti yang dimuat pada Reader’s Digest bulan Juni 1969 dengan
judul“Whatthe.Bible.says.to.me”. .
Pada tahun 1974 dalam bidang fisika dan astronomi, yaitu pendapat Dr. Berhrem Kursunoglu, Direktur Pusat Theoritical Studies pada University Miami USA yang menerangkan bahwa semesta raya bukanlah bermula dari ledakan atom raksasa tetapi dengan partikel-partikel yang sangat kecil. Teori baru ini dikemukakannya dengan bukti-bukti tersusun komplit, cukup menantang teori Einstein. Kemudian itu para ahli di Johnson space Centre Houston. Texas, dan tempat-tempat lain bersama-sama mempelajari teori baru itu untuk mengambil sikap menerima atau menolaknya.
Pada tahun 1974 dalam bidang fisika dan astronomi, yaitu pendapat Dr. Berhrem Kursunoglu, Direktur Pusat Theoritical Studies pada University Miami USA yang menerangkan bahwa semesta raya bukanlah bermula dari ledakan atom raksasa tetapi dengan partikel-partikel yang sangat kecil. Teori baru ini dikemukakannya dengan bukti-bukti tersusun komplit, cukup menantang teori Einstein. Kemudian itu para ahli di Johnson space Centre Houston. Texas, dan tempat-tempat lain bersama-sama mempelajari teori baru itu untuk mengambil sikap menerima atau menolaknya.
Keterangan Alquran bahwa
semesta raya dimulai dengan penciptaan partikel-partikel yang membentuk atom
hydorgen oleh ALLAH Subhaanahu wa Ta’ala. Atom itu dikenal dalam bidang
fisika sebagai atom asal bagi seluruh benda konkrit. Hydrogen memperganda
dirinya dengan ketentuan ALLAH membentuk berbagai elemen lain yang kemudian
berkumpul menjadi molekul-molekul benda angkasa, begitupun semua yang dapat
dicapai pancaindera. Jadi bukanlah semesta raya itu dimulai dari ledakan atom
raksasa dimana noktah-noktah tanpa susunan menurut Big Bang Theory.
Alquran surat An-Naziat : 31 dan Al-A’la : 4
menerangkan bahwa dari semua benda angkasa itu keluar sesuatu yang dinamakan
dengan Mar’a, tidak mengandung
aliran listrik. Hydrogen selaku atom asal memang terdiri dari dua unsur yaitu Almaa dan Mar’a yang oleh sarjana barat dinamakan dengan Proton dan Elektron.
Kedua unsur ini tidak mungkin dilihat dengan memakai teropong manapun karena
terlalu halus sekali, maka ukuran, bentuk, dan aktivitas dari kedua unsur itu
hanyalah didasarkan orang atas dugaan dari gejala yang berlaku.
Assalamualaikum wr.wb,
BalasHapusAllah berfirman : “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al-Anbiya’ : 30).
ayat ini tidak menerangkan soal big bang.
wass.wr.wb,
sayyid
To Anonim : Lalu menjelaskan tentang apa?
BalasHapus