Minggu, 20 Oktober 2013

Tektonisme





Tektonisme adalah perubahan/pergeseran letak lapisan kulit bumi secara mendatar atau vertikal. Jadi yang dimaksud dengan gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini dibedakan lagi menjadi :
1. Gerak Epirogenetik, adalalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas. Ada dua macam gerak epirogenetik,  yaitu :
a) Epirogenetik Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik.
b) Epirogenetk Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun.

2. Gerak Orogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lebih cepat dan meliputi daerah yang tidak begitu luas. Gerak ini disebut juga gerakan pembentuk pegunungan. Bentuk gerakan orogenetik dapat dibedakan menjadi :
a)       Wraping (Pelengkungan)
Pada muka bumi yang terdapat bentukan jenis ini, dataran akan melengkung ke atas sehingga terbentuk suatu kubah atau yang disebut  juga dengan Dome. Hal ini disebabkan gerak vertikal yang tidak merata di suatu daerah, khususnya di daerah yang berbatuan sedimen. Selain kubah, ada juga yang mengarah ke bawah hingga membentuk cekungan atau basin, diameternya dapat mencapai beberapa mil.
b) Folding (Pelipatan)
Pelipatan akan terjadi apabila struktur batuan pada suatu daerah menderita suatu tekanan yang lemah. Namun, berlangsung lama dan belum melampaui titik patah batuan sehingga hanya membentuk lipatan. Bagian puncak suatu lipatan disebut dengan antiklin, sedangkan lembahnya disebut dengan sinklin.
c) Jointing (Retakan).
Retakan pada muka bumi terbentuk karena adanya pengaruh gaya regangan yang mengarah ke dua arah yang berlawanan pada muka bumi sehingga terjadi retakan2, tetapi masih bersambung.
Retakan biasanya terjadi pada batuan yang rapuh sehingga tenaga yang kecil saja sudah dapat membuat muka bumi retak2. Pada umumnya retakan ini ditemukan pada puncak antiklinal, yang disebut tektonik joint.
d) Faulting (Patahan).
Jika folding atau pelipatan membentuk muka bumi dalam waktu yang berlangsung lama maka faulting atau patahan terjadi karena tekanan yang kuat dan berlangsung sangat cepat. Batuan tidak hanya mengalami retakan, juga mengalami displacementatau sudah terpisah satu dengan lainnnya.
Pada umumnya, daerah sepanjang patahan merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran batuan kerak bumi. Patahan dapat menyebabkan turunnya bagian kulit bumi atau yang disebut dengan graben, atau yang sering disebut juga dengan slenk.
Selain menyebabkan turunnya bagian kulit bumi, patahan juga dapat menyebabkan naiknya kulit bumi. Hal ini terjadi apabila bagian diantara dua patahan mengalami pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dari daerah sekitarnya, atau yang biasa disebut dengan horst.
Prinsip-Prinsip Pergeseran Lempeng Litosfer
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa litosfer yang tipis berada di atas asthenosfer yang bersifat cair (plastis). Menurut para ahli geologi litosfer tersebut terkoyak-koyak disana-sini sehingga terpecah-pecah membentuk suatu kepingan yang disebut lempeng litosfer dan bergerak akibat adanya arus konveksi di asthenosfer. Jadi, tanah yang kita injak sebetulnya bergerak rata2 sejauh 1 – 10 cm per tahun. Dengan adanya gerakan tersebut maka lempeng litosfer saling berdesakan dan bertumbukan, maka timbul prinsip2 pergeseran lempeng litosfer, yaitu :
  1. Lempeng litosfer saling bertumbukan (divergensi) dimana salah satunya sampai menyusup di bawah lempeng litosfer lainnya.
  2. Lempeng litosfer saling berpapasan, yang membentuk sesar mendatar.
  3. Lempeng litosfer saling memisah (konvergensi), yang membentuk punggungan di tengah samudera.

0 komentar:

Posting Komentar