A. POKOK PEMBAHASAN
1. Pengertian
Sosiologi
Secara Harfiah atau Etimologi (definisi
Nominal), sosiologi berasal dari bahasa latin: Socius= teman, kawan,
sahabat dan Logos: berasal
dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut diperluas
menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat.[1]
Jadi sosiologi adalah tentang cara
berteman/ berkawan/ bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam
masyarakat. Sedangkan secara oprasional ( definisi real), beberapa pakar
sosiologi mendefinisikan sebagai berikut:
a. Sosiologi adalah studi tentang hubungan
antara manusia ( human relationship )[2].
b. Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia
dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal
maupun material, baik statis maupun dinamis[3].
c. Sosiologi adalah ilmu masyarakat umum[4].
d. Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial , termasuk perubahan-
perubahan sosial.[5]
Dua anggapan dasar ( postulat) yang
melandasi timbulnya sosiologi ialah:
1) Bahwa tingkah laku manusia mengikuti pola
atau tata tertentu, seperti halnya perpolaan yang ada pada gejala- gejala alam.
Artinya kegiatan manusia tertentu dilakukan sedikit banyak menurut cara yang
telah berpola baku.
2) Bahwa manusia adalah makhluk sosial( Aristoteles:
Zoon Politicon) yang memiliki kecendrungan alamiah untuk berhimpun dalam
kelompok manusia juga, sehingga memerlukan cara bergaul/ berteman yang baik,
yaitu sosiologi.
Sosiologi disebut juga sebagai ilmu
Masyarakat atau ilmu yang membicarakan masyarakat, maka perlu diberikan
pengertian tentang masyarakat. Berikut ini adalah pengertian yang diberikan
oleh beberapa pakar sosiologi:
a)
Masyarakat merupakan jalinan
hubungan social, dan selalu berubah.
b)
Masyarakat adalah kesatuan hidup
makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu system adat istiadat tertentu.
c)
Masyarakat adalah tempat orang-orang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Dilihat dari
kerangka keilmuan, sosiologi memiliki sudut pandang, dan metode serta susunan
yang tertentu. Secara tegas dapat dinyatakan bahwa obyek telaah sosiologi
adalah manusia dalam kelompok, dengan memandang hakekat masyarakat, kebudayaan
dan individu secara ilmiah.
Berikut ini dua pendapat berbeda dari para
sosiolog ini tentang pengertian sosiologi[6].
(1) David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White
Brinkerhoft dann white berpendapat bahwa
sosiologi adalah studi sistematik tentang interaksi sosial manusia.
Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola- pola ini
tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.
Untuk memahami batasan Brinkerhoft dann white
tersebut, kita mengerti dulu definisi interaksi sosial. Konsep interaksi sosial
diartikan sebagai suatu tindakan timbal balik antara dua orang atau lebih melalui suatu kontak dan
komunikasi. Suatu tindakan timbal balik tidak akan terjadi bila tidak dilakukan
oleh dua orang atau lebih.
Interaksi sosial tidak akan terjadi jika
hanya ada kontak tanpa diikuti dengan komunikasi. Dalam kehidupan sehari- hari,
kita telah banyak melakukan kontak dengan orang lain tanpa diikuti dengan
komunikasi. Pada saat perjalanan menuju tempat kerja, misalnya kita mengalami banyak
kontak dengan orang lain seperti berpapasan dengan banyak orang dari berbagai
latar belakang seperti pedagang asongan, sopir taksi, dan lainnya. Dalam saat
berpapasan, kita saling menatap dengan orang orang ini, tetapi tidak selalu
dilanjutkan dengan komunikasi.
Definisi sosiologi dari Brinkerhoft dann
white menempatkan manusia sebagai manusia yang aktif dan kreatif. Manusia
adalah sebagai pencipta terhadap dunia sendiri. Proses penciptaan ini
berlangsung dalam hubungan interpersonal. Oleh karena itu, sosiologi yang
dikembangkan lewat definisi ini ialah sosiologi
mikro.
(2) Paul B. Horton dan chester L. Hunt
Horton dan Hunt berpandangan bahwa
sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang memepelajari masyarakat. Untuk
mehami definisi ini kita harus mengerti tentang batasan masyarakat. Horton dan
Hunt mendefinisikan masyarakat sebagai kumpulan manusia yang secara relative mandiri,
yang hidup bersama- sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah mandir,
memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatan kelompok
ini. Definisi Horton dan Hunt ini relative jelas tanpa diberikan penjelasan
tambahan, kecuali konsep kebudayaan.
Seperti halnya konsep masyarakat, konsep
kebudayaan didefinisikan secara berbeda oleh ahli kebudayaan dan sosiologi. Untuk
keperluan pemahaman diambil dua definisi kebudayaan yaitu dari Sir Edward Tylor
serta Horton dan Hunt. Definisi Tylor tentang kebudayaan adalah kompleks
keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat,
dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang
sebagai anggota masyarakat. Definisi Tylor merupakan definisi kebudayaan yang
klasik, sesuai dengan perkembangan ilmu sosial pada masa ini. Dalam definisi
ini dipandang bahwa seseorang menerima kebudayaan sebagai bagian dari warisan
sosial. Pandangan seperti ini membrikan kesan bahwa manusia merupakan makhluk
yang pasif, karena ia hanya sebagai pewaris .
Adapun Horton dan Hunt mendefinisikan
kebudayaan sebagai segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara
sosial oleh para anggota atau masyarakat. Definisi Horton dan Hunt ini
menempatkan manusia tidak hanya sebagai insan yang pasif yaitu mempelajari apa
yang telah ada, tetapi juga sebagai insan yang aktif yaitu mengalami bersama
secara sosial. Manusia diajari berbagai macam unsur budaya seperti pengetahuan,
keyakinan, moral, hukum, dan adat istiadat oleh terutama orang tua dan anggota
dewasa keluarga batin lainnya. Disamping itu manusia memiliki pengalaman baru
bersama yang berbeda dari pengalaman yang mereka warisi sebelumnya.
Setelah dijelaskan tentang dua definisi
yang berbeda tentang sosiologi, dimana posisi kita dalam melihat pendidikan?
Posisi kita disini yaitu menggabungkan dua definisi diatas. Dengan cara ini,
kita melihat sosiologi sebagai studi ilmiah tentang masyarakat yang didalamnya
terdapat proses interaksi sosial.
(3) Menurut Roucek
dan Warren
sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
(4) Menurut pitirim Sorokin sosiologi adalah
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial ( misalnya gejala ekonomi, gejala
keluarga, dan gejala moral)
(5) Menurut Roucek dan warren sosiologi
mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok kelompok.
(6) Selo Soemardjan
dan Soelaiman
Soemardi
menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan
jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok
sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
(7) August Comte
berpendapat
bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang
mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
(8) Menurut Abu
Ahmadi
Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku
manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah memandang hakekat masyarakat,
kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam
sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip menganai kehidupan
kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi.
Sosiologi juga dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang
masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di
dalam masyarakat”(Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial).Sosiologi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang menyelidiki gejala sosio-kultural
secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang
menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam, salah satunya
adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
:
(a)
Empiris
: bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
(b)
Teoretis
: merupakan peningkatan fase penciptaan, bisa disimpan dalam waktu lama dan
dapat diwariskan kepada generasi muda.
(c)
komulatif : berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
(d)
Nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu
baik atau buruk.
Dari beberapa pendapat diatas dapat tarik persamaan dari pengertian
sosiologi, yakni sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari
interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat manusia. Masyarakat
sebagai sekumpulan orang yang mempunyai latar belakang social, pendidikan,
cita-sita, harapan dan tujuan hidup yang sama. Pemaknaan masyarakat yang
dikemukakan kurang tepat untuk menggambarkan masyrakat modern sekarang ini.
karena pada kenyataannya maryarakat bersifat majemuk yakni secara individu
bersasal dari berbagai latar belakang sosial dan pendidikan yang
berbeda-beda namun disatukan oleh cita-cita dan harapan hidup yang sama.
Sesuai
dengan criteria dan klasifikasi ilmu pengetahuan , kajian sosiologi termasuk
model kajian tertua dalam bidang ilmu sosial, seperti juga antropologi dan
psikologi. Ilmu Sosial adalah ilmu pengetahuan yang bertugas ntuk meneliti,
melakuikan generalisasi dan verifikasi terhaap gejala-gejala tingkah laku
manusia dalam kelompok bangsa dan Negara. Kerja ilmu sosial dilakukjan dengan
cara menarik konsep, teori dan kaidah tentang pola perilaku manusia secara
ilmiah untuk menemukan kesamaan pola pikir daSosiologi durkheimn perilaku
masyarakat. Karena itu laboratorium ilmu sosial tidak lain kehidupan masyarakat
itu sendiri, yang dikaji secara ilmiah berdasarkan metode utama menurut Donald
W. Colhoun “to observ and measure phenomena” dengan cara pengamatan dan
pengukuran terhadap gejala-gejala sosial, melalui field work and field
observation.
Berdasarkan pemikiran diatas sosiologi dipahami sebagai ilmu
tentang masyarakat, menurut emile Durkheim masyarakat itu terdiri atas kelompok-
kelompok manusia yang hidup secara kolektif[7], kehidupan memerlukan interaksi antara satu dengan yang lain ,
baik secara individu maupun kelompok. Seorang sosiolog Alvin Bertrand memahami sosiologi
adalah sebagai suatu ilmu yang mempelajari dan menjelaskan tentang hubungan
manusia (Human relation Ship)[8].
Kata kunci dalam pengertian Bertrand adalah
Human relation Ship, hubungan manusia dalam segala aspek kehidupan.
Mayor polka mendefinisikan sosiologi yang lebih terperinci, yaitu sosiologi
dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai
keseluruhan, yakni hubungan antar manusia dengan manusia, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis
maupun dinamis[9].
Dengan demikian pada intinya sosiologi itu
adalah interaksi, masyarakat, proses, dan kehidupan. Pada umumnya, interaksi
dilakukan oleh dua manusia atau lebih untuk melaksanakan tugas kehidupan. Tugas
kehidupan melalui proses panjang yang harus dijalankan oleh manusia berdasarkan
tujuan dan kebutuhan. Sebenarnya terjadinya interaksi sosial didorong oleh
kebutuhan manusia dalam hidupnya. Sejauh mana manusia akan melakukaninteraksi,
komuniksai, tergantung kepada besar kecilnya kebutuha hidup manusia.
2. Pengertian
Pendidikan
Pengertian pendidikan secara sederhana,
dapat merujuk pada kamus besar Bahasa Indonesia ( KBBI). Penddikan, menurut
kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
pendidikan: satu, orang mengalami pengubahan sikap dan tata laku; dua, orang
berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses
pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dari kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut
juga dipahami bahwa pendidikan merupakan
proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Apabila dilihat dari pengertiannya,
pendidikan berasal dari kata “didik” mendapat awalan pe- dan akhiran –an
menjadi pendidikan yang mengandung arti perbuatan( hal, cara dan sebagainya)[10]. Istilah
pendidikan semula dari bahasa yunani, Paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan kepada
anak[11].
Dalam bahasa inggris, pendidikan diterjemahkan dari kata education, yang
berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab, pendidikan
ditertemahkan darikata tarbiyah.
Berikut
beberapa pengertian Pendidikan menurut ahli-ahli lainnya:
a.
Gunning dan Kohnstam
Pendidikan adalah proses pembentukan
hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai
dengan hati nurani
b.
Carter. V. Good
Pendidikan
adalah Proses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku
bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan
yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai
perkembangan diri dan kecakapan sosial
c.
John Dewey
Pendidikan sinergis dengan
pertumbuhan dan tidak memiliki akhir selain dirinya sendiri
d.
Theodore Brameld
Pendidikan
memiliki fungsi yang luas yaitu sebagai pengayom dan pengubah kehidupan suatu
masyarakat jadi lebih baik dan membimbing masyarakat yang baru supaya mengenal
tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah sebuah proses
yang lebih luas dari sekedar periode pendidikan di sekolah. Pendidikan adalah
sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktifitas sosial sehingga
manusia tetap ada dan berkembang.
e.
H.H. Horne
Dalam
spektrum yang luas, pendidikan adalah alat dimana kelompok sosial melanjutkan
keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya
f.
Stella van Petten Henderson
Pengertian
pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri dan warisan sosial
g.
Martinus Jan Langeveld
Pendidikan
adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri
supaya dapat bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha
manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan
Pendidikan menurut tokoh islam :
1) Menurut Ibnu Khaldun Bukanlah yang semata-mata bersifat perenungan dan
pemikiran yang jauh dari aspek-aspek prakmatif dalam kehidupan, lebih jelasnya
pendidikan bukan harus dibatasi dalam belajar mengajar melainkan suatu proses
dimana manusia secara sadar menangkap, menyerap,dan menghayati
peristiwa-peristiwa sepanjang zaman.
2) Menurut Hasyim Asy’ari pendidikan itu
adalah niat dan amal serta yang lebih penting harus didasari pada etika dalam
pendidikan,pemikiran seperti itu diilhami oleh imam gozali dimana beliau lebih
menekankan hati demi lancarnya proses belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini
hasyim asy’ari juga menekankan bahwa dalam belajar hati harus ditata untuk
mencapai ridhonya allah SWT.
3) Menurut tadjab pendidikan dapat diartikan
sebagai pendidikan yang dilaksanakan dengan sumber dan dasar atas ajaran agama
islam
4) Menurut ikhwan al-muslimin pendidikan
adalah sebagai alat untuk membantu masyarakat dalam menghadapi berbagai masalah
kehidupan.
5) Ibnu Taymiyah arti pendidikan beliau lebih
menekankan pembentukan hati yang bersih untuk mencapai pembelajaran yang baik
dan benar, dengan cara berfikir dan mengamalkannya.
6) Menurut Al-mawardi pendidikan sebagian
besar terkonsentrasi pada masalah etika hubungan guru dan murid dalam proses
belajar mengajar.[12]
Pengertian pendidikan telah menjadi bahasan
para tokoh pendidikan yang mempunyai daya tekan yang berbeda, dari beberapa
definisi pendidikan ini, ada titiktemu dalam hal tujuan pendidikan. Secara
sederhana pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa. Menurut imam Barnadib,
pendidikan berarti usaha yang dijalankan seseorang atau sekelompok orang agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi
dalam arti mental.
a) Menurut Zuhairini, pendidikan dapat
diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
b) Menurut
Driyakarya, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
c) Crow and
Corw berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam
kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu
meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
d) Sedangkan
Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan
jasmani anak.
e) Menurut
UU Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Definisi lain dijelaskan dalam ensiklopedi
pendidikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar menfasilitasi orang
sebagai pribadi yang utuh sehingga teraktualisasi dan terkembangkan potensinya
mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang dikehendaki melalui belajar.
Dari definisi pendidikan diatas dapat diambil unsur- unsur pokok antara lain:
(1) Usaha :
kegiatan yang bersifat membimbing dan dilakukan secara sadar
(2) Pendidik :
Pembimbing
(3) Peserta didik : orang yang di bimbing
(4) Bimbingan :
dilakukan berdasarkan tujuan dan dasar yang kuat
(5) Potensi :
kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik.
Sama
halnya dengan pengertian manusia, pengertian pendidikan banyak sekali ragam dan
berbeda satu dengan lainnya. Hal ini tergantung dari sudut pandang
masing-masing. Pendidikan adalah asas, dasar atau fondasi yang memperkuat dan
memperkokoh dunia pendidikan dalam rangka untuk menciptakan pendidikan yang
berkualitas dan bermutu.
Dari
beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan di atas, pada dasarnya
pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yakni proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam
lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang
dilakuakan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan atau
pendidikan Islam yang tadib konsep dan sistem pendidikan Islam 'dipertahankan
mirip dengan pentingnya pendidikan dalam konteks pendidikan Islam identik
dengan kata Arab kata "objek "konsisten dengan definisi pendidikan
maqashid menurut para ahli terminologis bahasa dan bahasa Arab " Tarbiyah
berasal dari syahminan Desi "Pentingnya pendidikan dalam Islam.
3. Pengertian
Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi
dan pendidikan. Pada awalnya sosiologi berkembang sesuai dengan obyek dan
tujuannya sendir, demikian pula pendidikan. Dengan adanya perkembangan
masyarakat yang begitu cepat dalam segala aspek kehidupan, memerlukan
pengetahuan sesuai dengan kebutuhan. Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang perihal kehidupan sosial yang melputi interaksi sosial dan
sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki
daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi dengan ilmu
pengetahuan.
Sedangkan pendidikan adalah konsepsi
kependidikan yang mengandung berbagai teori yang di kembangkan dari
hipotesa-hipotesa atau wawasan, baik dilihat dari segisistem, proses, dan
produk hasil yang di harapkan maupun dari segi misionar nya untuk membudayakan
umat manusia agar bahagia dan sejahtera dalam hidupnya.
Dari penjelasan di atas terkandung
pengertian bahwa ranah sosiologi bisa di pandang dari berbagai perspektif, baik
itu perspektif pendidikan yang menjadikan istilah sosiologi pandidikan,
kemudian juga ada sosiologi pendidikan yang memandang sosiologi berdasarkan
perspektif pendidikan.
Jadi sosiologi pendidikan adalah
cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki daerah yang saling di lingkupi antara
sosiologi dengan ilmu pengetahuan dan di dasarkan dengan pendidikan. Sosiologi tidak dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, demikian pula kalau hanya pendidikan saja. Perkembangan masyarakat
yang sangat kompleks memerlukan ilmu pengetahuan yang kompleks pula. Salah satunya
adalah sosiologi pendidikan.
Ditinjau dari
segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu
sosiologi dan pendidikan maka sepintas saja telah jelas bahwa didalam sosiologi
pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya adalah aspek-aspek
sosiologi didalam pendidikan[13].
Menurut Wikipedia Sosiologi pendidikan adalah studi mengenai bagaimana institusi publik dan pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan hasilnya. Studi ini lebih mempelajari sistem sekolah umum di
masyarakat industri modern, termasuk perluasan pendidikan
tinggi, lanjut, dewasa, dan berkelanjutan. Pendidikan selalu dilihat sebagai usaha manusia optimistik mendasar yang dikenali dari aspirasi untuk kemajuan dan kesejahteraan.
Pendidikan dipahami oleh banyak orang sebagai
usaha untuk melebihi kemampuan orang cacat, mencapai kesetaraan yang lebih tinggi dan memperoleh kekayaan dan status sosial. Pendidikan dianggap sebagai tempat anak-anak bisa berkembang sesuai
kebutuhan dan potensi unik mereka. Selain itu juga sebagai salah satu arti
terbaik dalam mencapai kesetaraan sosial yang lebih tinggi.Banyak orang
mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan setiap orang hingga
potensi tertinggi mereka dan memberi kesempatan untuk mencapai segalanya dalam
kehidupan sesuai kemampuan alami mereka (meritokrasi). Banyak juga orang
yang meragukan bahwa sistem pendidikan apapun mencapai tujuan ini dengan
sempurna. Pendapat lain mengemukakan pandangan negatif, menyatakan bahwa sistem
pendidikan dirancang dengan tujuan mengakibatkan reproduksi ketidaksetaraan
sosial.
Dalam dunia pendidikan, senantiasa
memerlukan ilmu- ilmu lain yang dapat mendukung dan menunjang perkembangan
pendidikan, diantaranya sosiologi. Sesuai dengan subyek dan obyek pendidikan
yaitu manusia, maka secara langsung pendidikan membahas tentang prilaku
manusia, sehingga bisa menjadi manusia yang baik, sebagai makhluk individual.
Sebagai makhluk individual, pendidikan memerlukan ilmu psikologi, tetapi
sebagai makhluk sosial, pendidikan memerlukan ilmu sosial.
Didalam
pendidikan tidak akan terlepas dari yang namanya hubungan-hubungan sosial,
seperti: pendidik dengan anak didik, pendidik dengan pendidik, anak didik
dengan anak didik, pegawai dengan anak didik, pegawai dengan pendidik, pegawai
dengan pegawai. Maka dibutuhkanlah sebuah ilmu untuk mengatur masalah-masalah
yang timbul dari hubungan atau pergaulan tersebut.Sebelum kita membicarakan
approach individual sebagai salah satu cara pendekatan terhadap tingkah laku
manusia, maka akan dibicarakan lebih dahulu konsepsi atau pengertian daripada
sosiologi pendidikan atau sosiologi paedagogika dan sedikit tentang posisi
ilmiahnya.
Adapun beberapa pengertian tentang Sosiologi
Pendidikan adalah sebagai berikut:
- Sosiologi pendidikan adalah Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.[14]
- Sosiologi Pendidikan merupakan interpensi dan aplikasi prinsip-prinsip Sosiologi terhadap salah satu pranata sosial, yaitu pendidikan. Mempelajari struktur dan proses sosial yang terjadi dalam pranata pendidikan.
- Memusatkan perhatian pada kelembagaan pendidikan sebagai sub sistem sosial yang memiliki struktur, proses-proses kegiatan, dan pola-pola interaksi yang menentukan kehidupan lembaga pendidikan.
- Ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
- Sosiologi khusus yang menyelediki struktur dan dinamika proses pendidikan.
- Ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.
- Mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
- Studi komprenshif segala aspek pendidikan dari segi sosiologi yang diterapkan.
- Ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
- Ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan antara pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosisal.
- Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar-mengajar dan mempelajari antara orang satu dengan orang lain.
- Menganalisis evolusi lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, pengaruh-pengaruh lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial-sosial dari tiap-tiap individu.
- Sebagai analisis ilmiah tentang interaksi antara manusia dalam sistem pendidikan, serta hubungan antara pendidikan sebagai sebuah institusi sosial dengan institusi-institusi sosial lain.[15]
1)
Menurut Moh.
Padil triyo Supriyatno, beliau menyimpulkan bahwa yang dinamakan sosiologi
pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari permasalahan-permasalahan
pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahanya berdasarkan pendekatan
sosiologis.[16]
2)
Menurut H.P.
Fairchild dalam bukunya “Dictionary of Sosiology” dikatakan bahwa: sosiologi
pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan yang fundamental.[17]
3)
Menurut Drs. H.
Abu ahmadi dalam bukunya yang berjudul sosiologi pendidikan, mengatakan bahwa
sosiologi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a)
Sosiologi umum,
tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum.
b)
Sosiologi
khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum tugasnya menyelidiki suatu aspek
kehidupan sosio-kultural secara mendalam.[18]Misalnya:
(1)
Sosiologi
masyarakat desa
(2)
Sosiologi
masyarakat kota
(3)
Sosiologi agama
(4)
Sosiologi hukum
(5)
Sosiologi
pendidikan dan sebagainya.
Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu
sosiologi khusus. Menurut F.G robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi
khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.[19]Yang termasuk
dalam pengertian struktur ini ialah teori dan filsafat pendidikan, sistem
kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya itu dengan tata sosial
masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan dinamika, ialah
proses sosial dan kurtural, proses perkembangan kepribadian, dan hubungan
semuanya itu dengan proses pendidikan.Pengertian dari sosiologi pendidikan
adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari permasalahan-permasalahan
pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahanya berdasarkan pendekatan
sosiologis.
Sosiologi pendidikan merupakan salah satu
sosiologi khusus. Menurut F.G robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi
khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.
Dari
beberapa pendapat pada pembahasan sebelumnya tentang pengertian pendidikan dan
sosiologi, maka timbul pertanyaan tentang, apa pengertian dari Sosiologi
Pendidikan ?. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, terdapat beberapa pendapat
tentang pengertian sosiologi pendidikan
(a)
Abu Ahmadi berpendapat sosiologi pendidikan adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi
sosio-kultural yang terdapat dalam masyarakat dan negaranya. Beliau juga
menyatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang
proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang lain
(education sociology should be centered bout the process of inter-learning-learning
from one another).
(b)
Sanapiah Faisal berpendapat tentang sosiologi pendidikan yakni :
1.
Analisis terhadap pendidikan selaku alat kemajuan sosial;
2.
Sebagai pemberi tujuan bagi pendidikan;
3.
Hubungan antara sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam
masyarakat;
4.
Hubungan antara manusia dalam persekolahan;
5.
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat; dan peranan pendidikan
di masyarakat.
(c)
Sedangkan Gunawan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis
atau pendekatan sosiologis.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
Dari pengertian sosiologi dan pendidikan
diatas, kemudian disatukan yang dapat membentuk satu pengertian baru, yaitu
pengertian sosiologi pendidikan. Para ahli telah memberikan sumbangan pemikirannya,
terutama dalam mendifinisikan sosiologi pendidikan. Berikut ini beberapa
definisi dari para ahli:
1. E. George Payne, Sosiologi pendidikan
adalah The Science Which describes and explains the instution, social groups
and social processes, that is the social relationship in which or through which
the individual gains and organizes his experiences.
2. Charles A. Ellwoond. Sosiologi pendidikan
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang maksud hubungan – hubungan
antara semua proses masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.
3. FG.Robbin dan Brown. Sosiologi pendidikan
adalah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan- hubungan sosial yang
mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.
Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan serta prinsip- prinsip mengontrolnya.
4. Menurut S. Nasution. Sosiologi pendidikan
adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara- cara mengendalikan proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
Dari
beberapa pengertian sosiologi pendidikan diatas secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari permasalahan- permasalahan pendidikan dan berusaha
mencari pemecahannya berdasarkan pendekatan sosiologis.
EG. Payne menekankan pada prinsip- prinsip
sosiologi bahwa dalam lembaga- lembaga pendidikan, kelompok- kelompok sosial,
proses sosial terdapat interaksi sosial, dimana dengan interaksi sosial itu
memperoleh dan menggorganisir pengalaman-pengalaman yang dimilikinya.
Charles A.Ellwood menekankan kepada
hubungan antara proses pendidikan dan proses sosial. Selama ini, antara proses
pendidikan dan proses sosial berjalan sendiri-sendiri, yang menimbulkan problem
yang berbeda-beda dan cara pemecahan berbeda pula. Dengan sosiologi pendidikan,
keduanya dapat dipadukan sehingga problem-problem yang muncul dapt dipecahkan
secara tuntas. FG.Robbin lebih menekan kpada fungsi hubungan sosial yang dapat
mempengaruhi individu. Pengaruh tersebut
harus berupa pengalaman yang berguna baginya.
EB.Renter menyadari bahwa pengaruh pendidikan
sangat besar dalam kehidupan manusia, sehingga pendidikan diharapkan dapat
membentuk kepribadian manusia sesuai dengan nilai-nilai sosial. Apabila
pendidikan tidak mampu mewarnai kepribadian manusia, maka pengaruh sosial yang
lebih dominan dalam mempengaruhi kehidupan sosialnya.sedangkan S.Nasution
menekankan pada pembentuk kepribadian individual melalui proses melalui
pendidikan dan sosial.
B. Kesimpulan
a. Secara Harfiah atau Etimologi ( definisi
Nominal), sosiologi berasal dari bahasa latin: Socius= teman, kawan,
sahabat dan Logos: berasal
dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut diperluas
menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat.
Seiring dengan perkembangan sosiologi, para ahli telah memberikan definisi
dengan sudut pandang yang berbeda-beda, Jadi sosiologi adalah tentang cara berteman/ berkawan/
bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.
1) Brinkerhoft dann white berpendapat bahwa
sosiologi adalah studi sistematik tentang interaksi sosial manusia.
Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola- pola ini
tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.
2) Paul B. Horton dan chester L. Hunt
Horton dan Hunt berpandangan bahwa sosiologi sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang memepelajari masyarakat. Untuk mehami definisi ini
kita harus mengerti tentang batasan masyarakat.
b. pendidikan secara sederhana, dapat merujuk
pada kamus besar Bahasa Indonesia ( KBBI). Penddikan, menurut kamus Besar
Bahasa Indonesia, merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pendidikan: satu,
orang mengalami pengubahan sikap dan tata laku; dua, orang berproses menjadi
dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses pendewasaan ini
dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.pendidikan telah menjadi
bahasan para tokoh pendidikan yang mempunyai daya tekan yang berbeda, dari
beberapa definisi pendidikan ini, ada titik temu dalam hal tujuan pendidikan.
1) Menurut Ibnu Khaldun Bukanlah yang semata-mata bersifat perenungan dan
pemikiran yang jauh dari aspek-aspek prakmatif dalam kehidupan, lebih jelasnya
pendidikan bukan harus dibatasi dalam belajar mengajar melainkan suatu proses
dimana manusia secara sadar menangkap, menyerap,dan menghayati
peristiwa-peristiwa sepanjang zaman.
2) Menurut Hasyim Asy’ari pendidikan itu
adalah niat dan amal serta yang lebih penting harus didasari pada etika dalam
pendidikan,pemikiran seperti itu diilhami oleh imam gozali dimana beliau lebih
menekankan hati demi lancarnya proses belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini
hasyim asy’ari juga menekankan bahwa dalam belajar hati harus ditata untuk
mencapai ridhonya allah SWT.
c.
Menurut Wikipedia
Sosiologi pendidikan adalah studi mengenai bagaimana institusi publik dan pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan hasilnya. Studi ini lebih mempelajari sistem sekolah umum di
masyarakat industri modern, termasuk perluasan pendidikan
tinggi, lanjut, dewasa, dan berkelanjutan.
1)
Abu Ahmadi berpendapat sosiologi pendidikan adalah suatu cabang
ilmu pengetahuan yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi
sosio-kultural yang terdapat dalam masyarakat dan negaranya.
2)
Sedangkan Gunawan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis
atau pendekatan sosiologis.Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di
atas menganai pengertian sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau
kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan
berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Gunawan Ary H. 1995. Kebijakan- Kebijakan
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Bertrand, Alvin. 1967. Basic Sosiology: An Introduction to Theory and
Method. New York: Appleton- Century- Croftd.
Bouwman, P. J, Terjemahan: Sugito Suyitno. 1971. Sosiologi Pengertian
dan Masalah. Yogyakarta: Kanisius.
Polak, Mayor. 1976. Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta:
Inchtiar Baru.
Gunawan, ARY H. SOSIOLOGI
PENDIDIKAN Suatu analisis sosiologi tentangberbagai problem pendidikan, Jakarta:
PT Rineka Cipta,
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Ishomuddin. 1997. Sosiologi Perspektif Islam. Malang: UMM Press
Bahrein T. Sgihen. 1996.Sosiologi Pedesaan, suatu Pengantar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ibrahim Saad. 1982. Isu Pendidikan di Malaysia. Kuala Lumpur,(
Dewan Bahasa dan Pustaka.
Rama Yulis. 1989. ilmu pendidikan islam. Jakarta: kalam mulia.
Moh.
Padil triyo supriyatno. 2010. sosiologi pendidikan,cet.II,(Malang:UIN-Maliki Press.
[1]ARY H.
Gunawan, SOSIOLOGI PENDIDIKAN Suatu analisis sosiologi tentang berbagai
problem pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 3
[2] Alvin
Bertrand
[3]Mayor
Polak
[4] P. J
Bouwnman
[5].Selo
Soemardjan dan Solaiman Soemardi
[6]Damsar, 2012, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2-8
[7]Ishomuddin, Sosiologi Perspektif Islam, ( Malang: UMM Press, 1997), 9
[8]Bahrein T. Sgihen, Sosiologi Pedesaan, suatu Pengantar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, i996), 4.
[9]Ary H. Gunawan, sosiologi pendidikan, suatu alnalisis sosiologi tentang
berbagai problem pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 3
[10]Ibrahim Saad, Isu Pendidikan di Malaysia, Kuala Lumpur,( Dewan Bahasa
dan Pustaka,1982), 459
[11]Rama Yulis, ilmu pendidikan islam, Jakarta:
kalam mulia. 1989,1
[12]Abu ahmadi dan nur uhbiyati,ilmu pendidikan,Jakarta,hal 78
[17]Abu Ahmadi, ibid, hal. 1-2
[19]Ibid. Hal: 3