Selasa, 04 Agustus 2015

Pengertian Sosiologi Pendidikan Secara Etimologi Dan Terminologi


A. POKOK PEMBAHASAN

1.      Pengertian Sosiologi
Secara Harfiah atau Etimologi (definisi Nominal), sosiologi berasal dari bahasa latin: Socius= teman, kawan, sahabat dan Logos: berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat.[1]
Jadi sosiologi adalah tentang cara berteman/ berkawan/ bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat. Sedangkan secara oprasional ( definisi real), beberapa pakar sosiologi mendefinisikan sebagai berikut:
a.       Sosiologi adalah studi tentang hubungan antara manusia ( human relationship )[2].
b.      Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis[3].
c.       Sosiologi adalah ilmu masyarakat umum[4].
d.      Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial , termasuk perubahan- perubahan sosial.[5]
Dua anggapan dasar ( postulat) yang melandasi timbulnya sosiologi ialah:
1)      Bahwa tingkah laku manusia mengikuti pola atau tata tertentu, seperti halnya perpolaan yang ada pada gejala- gejala alam. Artinya kegiatan manusia tertentu dilakukan sedikit banyak menurut cara yang telah berpola baku.
2)      Bahwa manusia adalah makhluk sosial( Aristoteles: Zoon Politicon) yang memiliki kecendrungan alamiah untuk berhimpun dalam kelompok manusia juga, sehingga memerlukan cara bergaul/ berteman yang baik, yaitu sosiologi.
Sosiologi disebut juga sebagai ilmu Masyarakat atau ilmu yang membicarakan masyarakat, maka perlu diberikan pengertian tentang masyarakat. Berikut ini adalah pengertian yang diberikan oleh beberapa pakar sosiologi:
a)      Masyarakat merupakan jalinan hubungan social, dan selalu berubah.
b)      Masyarakat adalah kesatuan hidup makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu system adat istiadat tertentu.
c)      Masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Dilihat dari kerangka keilmuan, sosiologi memiliki sudut pandang, dan metode serta susunan yang tertentu. Secara tegas dapat dinyatakan bahwa obyek telaah sosiologi adalah manusia dalam kelompok, dengan memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. 
 Berikut ini dua pendapat berbeda dari para sosiolog ini tentang pengertian sosiologi[6].
(1)   David B. Brinkerhoft dan Lynn K. White
Brinkerhoft dann white berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola- pola ini tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.
Untuk memahami batasan Brinkerhoft dann white tersebut, kita mengerti dulu definisi interaksi sosial. Konsep interaksi sosial diartikan sebagai suatu tindakan timbal balik antara  dua orang atau lebih melalui suatu kontak dan komunikasi. Suatu tindakan timbal balik tidak akan terjadi bila tidak dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Interaksi sosial tidak akan terjadi jika hanya ada kontak tanpa diikuti dengan komunikasi. Dalam kehidupan sehari- hari, kita telah banyak melakukan kontak dengan orang lain tanpa diikuti dengan komunikasi. Pada saat perjalanan menuju tempat kerja, misalnya kita mengalami banyak kontak dengan orang lain seperti berpapasan dengan banyak orang dari berbagai latar belakang seperti pedagang asongan, sopir taksi, dan lainnya. Dalam saat berpapasan, kita saling menatap dengan orang orang ini, tetapi tidak selalu dilanjutkan dengan komunikasi.
Definisi sosiologi dari Brinkerhoft dann white menempatkan manusia sebagai manusia yang aktif dan kreatif. Manusia adalah sebagai pencipta terhadap dunia sendiri. Proses penciptaan ini berlangsung dalam hubungan interpersonal. Oleh karena itu, sosiologi yang dikembangkan lewat definisi ini ialah sosiologi  mikro.
(2)   Paul B. Horton dan chester L. Hunt
Horton dan Hunt berpandangan bahwa sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang memepelajari masyarakat. Untuk mehami definisi ini kita harus mengerti tentang batasan masyarakat. Horton dan Hunt mendefinisikan masyarakat sebagai kumpulan manusia yang secara relative mandiri, yang hidup bersama- sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah mandir, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatan kelompok ini. Definisi Horton dan Hunt ini relative jelas tanpa diberikan penjelasan tambahan, kecuali konsep kebudayaan.
Seperti halnya konsep masyarakat, konsep kebudayaan didefinisikan secara berbeda oleh ahli kebudayaan dan sosiologi. Untuk keperluan pemahaman diambil dua definisi kebudayaan yaitu dari Sir Edward Tylor serta Horton dan Hunt. Definisi Tylor tentang kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Definisi Tylor merupakan definisi kebudayaan yang klasik, sesuai dengan perkembangan ilmu sosial pada masa ini. Dalam definisi ini dipandang bahwa seseorang menerima kebudayaan sebagai bagian dari warisan sosial. Pandangan seperti ini membrikan kesan bahwa manusia merupakan makhluk yang pasif, karena ia hanya sebagai pewaris .
Adapun Horton dan Hunt mendefinisikan kebudayaan sebagai segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota atau masyarakat. Definisi Horton dan Hunt ini menempatkan manusia tidak hanya sebagai insan yang pasif yaitu mempelajari apa yang telah ada, tetapi juga sebagai insan yang aktif yaitu mengalami bersama secara sosial. Manusia diajari berbagai macam unsur budaya seperti pengetahuan, keyakinan, moral, hukum, dan adat istiadat oleh terutama orang tua dan anggota dewasa keluarga batin lainnya. Disamping itu manusia memiliki pengalaman baru bersama yang berbeda dari pengalaman yang mereka warisi sebelumnya.
Setelah dijelaskan tentang dua definisi yang berbeda tentang sosiologi, dimana posisi kita dalam melihat pendidikan? Posisi kita disini yaitu menggabungkan dua definisi diatas. Dengan cara ini, kita melihat sosiologi sebagai studi ilmiah tentang masyarakat yang didalamnya terdapat proses interaksi sosial.
(3)   Menurut Roucek dan Warren
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
(4)   Menurut pitirim Sorokin sosiologi adalah mempelajari hubungan  dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial ( misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral)
(5)   Menurut Roucek dan warren sosiologi mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok kelompok.
(6)   Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
(7)   August Comte
berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
(8)   Menurut Abu Ahmadi
 Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip menganai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi.
Sosiologi juga dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di dalam masyarakat”(Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial).Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam, salah satunya adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
(a)    Empiris : bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
(b)   Teoretis : merupakan peningkatan fase penciptaan, bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
(c)    komulatif : berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
(d)   Nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Dari beberapa pendapat diatas dapat tarik persamaan dari pengertian sosiologi, yakni sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang masyarakat manusia. Masyarakat sebagai sekumpulan orang yang mempunyai latar belakang social, pendidikan, cita-sita, harapan dan tujuan hidup yang sama. Pemaknaan masyarakat yang dikemukakan kurang tepat untuk menggambarkan masyrakat modern sekarang ini. karena pada kenyataannya maryarakat bersifat majemuk yakni secara individu bersasal dari berbagai latar belakang sosial dan  pendidikan yang berbeda-beda namun disatukan oleh cita-cita dan harapan hidup yang sama.
Sesuai dengan criteria dan klasifikasi ilmu pengetahuan , kajian sosiologi termasuk model kajian tertua dalam bidang ilmu sosial, seperti juga antropologi dan psikologi. Ilmu Sosial adalah ilmu pengetahuan yang bertugas ntuk meneliti, melakuikan generalisasi dan verifikasi terhaap gejala-gejala tingkah laku manusia dalam kelompok bangsa dan Negara. Kerja ilmu sosial dilakukjan dengan cara menarik konsep, teori dan kaidah tentang pola perilaku manusia secara ilmiah untuk menemukan kesamaan pola pikir daSosiologi durkheimn perilaku masyarakat. Karena itu laboratorium ilmu sosial tidak lain kehidupan masyarakat itu sendiri, yang dikaji secara ilmiah berdasarkan metode utama menurut Donald W. Colhoun “to observ and measure phenomena” dengan cara pengamatan dan pengukuran terhadap gejala-gejala sosial, melalui field work and field observation.
Berdasarkan pemikiran diatas sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang masyarakat, menurut emile Durkheim masyarakat itu terdiri atas kelompok- kelompok manusia yang hidup secara kolektif[7], kehidupan memerlukan interaksi antara satu dengan yang lain , baik secara individu maupun kelompok. Seorang sosiolog Alvin Bertrand memahami sosiologi adalah sebagai suatu ilmu yang mempelajari dan menjelaskan tentang hubungan manusia (Human relation Ship)[8].
Kata kunci dalam pengertian Bertrand adalah Human relation Ship, hubungan manusia dalam segala aspek kehidupan. Mayor polka mendefinisikan sosiologi yang lebih terperinci, yaitu sosiologi dipandang sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antar manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis[9].
Dengan demikian pada intinya sosiologi itu adalah interaksi, masyarakat, proses, dan kehidupan. Pada umumnya, interaksi dilakukan oleh dua manusia atau lebih untuk melaksanakan tugas kehidupan. Tugas kehidupan melalui proses panjang yang harus dijalankan oleh manusia berdasarkan tujuan dan kebutuhan. Sebenarnya terjadinya interaksi sosial didorong oleh kebutuhan manusia dalam hidupnya. Sejauh mana manusia akan melakukaninteraksi, komuniksai, tergantung kepada besar kecilnya kebutuha hidup manusia.
2.      Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan secara sederhana, dapat merujuk pada kamus besar Bahasa Indonesia ( KBBI). Penddikan, menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pendidikan: satu, orang mengalami pengubahan sikap dan tata laku; dua, orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dari kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut juga dipahami bahwa pendidikan  merupakan proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Apabila dilihat dari pengertiannya, pendidikan berasal dari kata “didik” mendapat awalan pe- dan akhiran –an menjadi pendidikan yang mengandung arti perbuatan( hal, cara dan sebagainya)[10]. Istilah pendidikan semula dari bahasa yunani, Paedagogie  yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak[11]. Dalam bahasa inggris, pendidikan diterjemahkan dari kata education, yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab, pendidikan ditertemahkan darikata tarbiyah.
Berikut beberapa pengertian Pendidikan menurut ahli-ahli lainnya:
a.       Gunning dan Kohnstam
Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani
b.      Carter. V. Good
Pendidikan adalah Proses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial
c.       John Dewey
Pendidikan sinergis dengan pertumbuhan dan tidak memiliki akhir selain dirinya sendiri
d.      Theodore Brameld
Pendidikan memiliki fungsi yang luas yaitu sebagai pengayom dan pengubah kehidupan suatu masyarakat jadi lebih baik dan membimbing masyarakat yang baru supaya mengenal tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah sebuah proses yang lebih luas dari sekedar periode pendidikan di sekolah. Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.
e.       H.H. Horne
Dalam spektrum yang luas, pendidikan adalah alat dimana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya 
f.       Stella van Petten Henderson
Pengertian pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri dan warisan sosial
g.      Martinus Jan Langeveld
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan
Pendidikan menurut tokoh islam :
1)      Menurut Ibnu Khaldun Bukanlah  yang semata-mata bersifat perenungan dan pemikiran yang jauh dari aspek-aspek prakmatif dalam kehidupan, lebih jelasnya pendidikan bukan harus dibatasi dalam belajar mengajar melainkan suatu proses dimana manusia secara sadar menangkap, menyerap,dan menghayati peristiwa-peristiwa sepanjang zaman.
2)      Menurut Hasyim Asy’ari pendidikan itu adalah niat dan amal serta yang lebih penting harus didasari pada etika dalam pendidikan,pemikiran seperti itu diilhami oleh imam gozali dimana beliau lebih menekankan hati demi lancarnya proses belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini hasyim asy’ari juga menekankan bahwa dalam belajar hati harus ditata untuk mencapai ridhonya allah SWT.
3)      Menurut tadjab pendidikan dapat diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan dengan sumber dan dasar atas ajaran agama islam
4)      Menurut ikhwan al-muslimin pendidikan adalah sebagai alat untuk membantu masyarakat dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
5)      Ibnu Taymiyah arti pendidikan beliau lebih menekankan pembentukan hati yang bersih untuk mencapai pembelajaran yang baik dan benar, dengan cara berfikir dan mengamalkannya.
6)      Menurut Al-mawardi pendidikan sebagian besar terkonsentrasi pada masalah etika hubungan guru dan murid dalam proses belajar mengajar.[12]
Pengertian pendidikan telah menjadi bahasan para tokoh pendidikan yang mempunyai daya tekan yang berbeda, dari beberapa definisi pendidikan ini, ada titiktemu dalam hal tujuan pendidikan. Secara sederhana pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa. Menurut imam Barnadib, pendidikan berarti usaha yang dijalankan seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
a)      Menurut Zuhairini, pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
b)      Menurut Driyakarya, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
c)      Crow and Corw berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi.
d)     Sedangkan Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak.
e)      Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Definisi lain dijelaskan dalam ensiklopedi pendidikan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar menfasilitasi orang sebagai pribadi yang utuh sehingga teraktualisasi dan terkembangkan potensinya mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang dikehendaki melalui belajar. Dari definisi pendidikan diatas dapat diambil unsur- unsur pokok antara lain:
(1)   Usaha              : kegiatan yang bersifat membimbing dan dilakukan secara sadar
(2)   Pendidik          : Pembimbing
(3)   Peserta didik   : orang yang di bimbing
(4)   Bimbingan      : dilakukan berdasarkan tujuan dan dasar yang kuat
(5)   Potensi            : kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik.
Sama halnya dengan pengertian manusia, pengertian pendidikan banyak sekali ragam dan berbeda satu dengan lainnya. Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing. Pendidikan adalah asas, dasar atau fondasi yang memperkuat dan memperkokoh dunia pendidikan dalam rangka untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan di atas, pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakuakan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan atau pendidikan Islam yang tadib konsep dan sistem pendidikan Islam 'dipertahankan mirip dengan pentingnya pendidikan dalam konteks pendidikan Islam identik dengan kata Arab kata "objek "konsisten dengan definisi pendidikan maqashid menurut para ahli terminologis bahasa dan bahasa Arab " Tarbiyah berasal dari syahminan Desi "Pentingnya pendidikan dalam Islam.
3.      Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Pada awalnya sosiologi berkembang sesuai dengan obyek dan tujuannya sendir, demikian pula pendidikan. Dengan adanya perkembangan masyarakat yang begitu cepat dalam segala aspek kehidupan, memerlukan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perihal kehidupan sosial yang melputi interaksi sosial dan sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi dengan ilmu pengetahuan.
Sedangkan pendidikan adalah konsepsi kependidikan yang mengandung berbagai teori yang di kembangkan dari hipotesa-hipotesa atau wawasan, baik dilihat dari segisistem, proses, dan produk hasil yang di harapkan maupun dari segi misionar nya untuk membudayakan umat manusia agar bahagia dan sejahtera dalam hidupnya.
Dari penjelasan di atas terkandung pengertian bahwa ranah sosiologi bisa di pandang dari berbagai perspektif, baik itu perspektif pendidikan yang menjadikan istilah sosiologi pandidikan, kemudian juga ada sosiologi pendidikan yang memandang sosiologi berdasarkan perspektif pendidikan.
Jadi sosiologi pendidikan adalah cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki daerah yang saling di lingkupi antara sosiologi dengan ilmu pengetahuan dan di dasarkan dengan pendidikan. Sosiologi tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, demikian pula kalau hanya pendidikan saja. Perkembangan masyarakat yang sangat kompleks memerlukan ilmu pengetahuan yang kompleks pula. Salah satunya adalah sosiologi pendidikan.
Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan maka sepintas saja telah jelas bahwa didalam sosiologi  pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya adalah aspek-aspek sosiologi didalam  pendidikan[13].
Menurut Wikipedia Sosiologi pendidikan adalah studi mengenai bagaimana institusi publik dan pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan hasilnya. Studi ini lebih mempelajari sistem sekolah umum di masyarakat industri modern, termasuk perluasan pendidikan tinggi, lanjut, dewasa, dan berkelanjutan. Pendidikan selalu dilihat sebagai usaha manusia optimistik mendasar yang dikenali dari aspirasi untuk kemajuan dan kesejahteraan.
 Pendidikan dipahami oleh banyak orang sebagai usaha untuk melebihi kemampuan orang cacat, mencapai kesetaraan yang lebih tinggi dan memperoleh kekayaan dan status sosial. Pendidikan dianggap sebagai tempat anak-anak bisa berkembang sesuai kebutuhan dan potensi unik mereka. Selain itu juga sebagai salah satu arti terbaik dalam mencapai kesetaraan sosial yang lebih tinggi.Banyak orang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan setiap orang hingga potensi tertinggi mereka dan memberi kesempatan untuk mencapai segalanya dalam kehidupan sesuai kemampuan alami mereka (meritokrasi). Banyak juga orang yang meragukan bahwa sistem pendidikan apapun mencapai tujuan ini dengan sempurna. Pendapat lain mengemukakan pandangan negatif, menyatakan bahwa sistem pendidikan dirancang dengan tujuan mengakibatkan reproduksi ketidaksetaraan sosial.
Dalam dunia pendidikan, senantiasa memerlukan ilmu- ilmu lain yang dapat mendukung dan menunjang perkembangan pendidikan, diantaranya sosiologi. Sesuai dengan subyek dan obyek pendidikan yaitu manusia, maka secara langsung pendidikan membahas tentang prilaku manusia, sehingga bisa menjadi manusia yang baik, sebagai makhluk individual. Sebagai makhluk individual, pendidikan memerlukan ilmu psikologi, tetapi sebagai makhluk sosial, pendidikan memerlukan ilmu sosial.
Didalam pendidikan tidak akan terlepas dari yang namanya hubungan-hubungan sosial, seperti: pendidik dengan anak didik, pendidik dengan pendidik, anak didik dengan anak didik, pegawai dengan anak didik, pegawai dengan pendidik, pegawai dengan pegawai. Maka dibutuhkanlah sebuah ilmu untuk mengatur masalah-masalah yang timbul dari hubungan atau pergaulan tersebut.Sebelum kita membicarakan approach individual sebagai salah satu cara pendekatan terhadap tingkah laku manusia, maka akan dibicarakan lebih dahulu konsepsi atau pengertian daripada sosiologi pendidikan atau sosiologi paedagogika dan sedikit tentang posisi ilmiahnya.
Adapun beberapa pengertian tentang Sosiologi Pendidikan adalah sebagai berikut:
  1. Sosiologi pendidikan adalah Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.[14]
  2. Sosiologi Pendidikan merupakan interpensi dan aplikasi prinsip-prinsip Sosiologi terhadap salah satu pranata sosial, yaitu pendidikan. Mempelajari struktur dan proses sosial yang terjadi dalam pranata pendidikan.
  3. Memusatkan perhatian pada kelembagaan pendidikan sebagai sub sistem sosial yang memiliki struktur, proses-proses kegiatan, dan pola-pola interaksi yang menentukan kehidupan lembaga pendidikan.
  4. Ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
  5. Sosiologi khusus yang menyelediki struktur dan dinamika proses pendidikan.
  6. Ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.
  7. Mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
  8. Studi komprenshif segala aspek pendidikan dari segi sosiologi yang diterapkan.
  9. Ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
  10. Ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan antara pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosisal.
  11. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses belajar-mengajar dan mempelajari antara orang satu dengan orang lain.
  12. Menganalisis evolusi lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, pengaruh-pengaruh lembaga pendidikan yang menentukan kepribadian sosial-sosial dari tiap-tiap individu.
  13. Sebagai analisis ilmiah tentang interaksi antara manusia dalam sistem pendidikan, serta hubungan antara pendidikan sebagai sebuah institusi sosial dengan institusi-institusi sosial lain.[15]
1)      Menurut Moh. Padil triyo Supriyatno, beliau menyimpulkan bahwa yang dinamakan sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari permasalahan-permasalahan  pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahanya berdasarkan pendekatan sosiologis.[16]
2)      Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya “Dictionary of Sosiology” dikatakan bahwa: sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah  pendidikan yang fundamental.[17]
3)      Menurut Drs. H. Abu ahmadi dalam bukunya yang berjudul sosiologi pendidikan, mengatakan bahwa sosiologi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a)      Sosiologi umum, tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum.
b)      Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum tugasnya menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam.[18]Misalnya:
(1)   Sosiologi masyarakat desa
(2)   Sosiologi masyarakat kota
(3)   Sosiologi agama
(4)   Sosiologi hukum
(5)   Sosiologi pendidikan dan sebagainya.
Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus. Menurut F.G robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.[19]Yang termasuk dalam pengertian struktur ini ialah teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya itu dengan tata sosial masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan dinamika, ialah proses sosial dan kurtural, proses  perkembangan kepribadian, dan hubungan semuanya itu dengan proses pendidikan.Pengertian dari sosiologi pendidikan adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari  permasalahan-permasalahan pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahanya  berdasarkan pendekatan sosiologis.
Sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus. Menurut F.G robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.
Dari beberapa pendapat pada pembahasan sebelumnya tentang pengertian pendidikan dan sosiologi, maka timbul pertanyaan tentang, apa pengertian dari Sosiologi Pendidikan ?. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, terdapat beberapa pendapat tentang pengertian sosiologi pendidikan
(a)    Abu Ahmadi berpendapat sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio-kultural yang terdapat dalam masyarakat dan negaranya. Beliau juga menyatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang proses belajar dan mempelajari antara orang yang satu dengan orang lain (education sociology should be centered bout the process of inter-learning-learning from one another).
(b)   Sanapiah Faisal berpendapat tentang sosiologi pendidikan yakni :
1.   Analisis terhadap pendidikan selaku alat kemajuan sosial;
2.   Sebagai pemberi tujuan bagi pendidikan;
3.   Hubungan antara sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat;
4.   Hubungan antara manusia dalam persekolahan;
5.   Hubungan antara sekolah dengan masyarakat; dan peranan pendidikan di masyarakat.
(c)    Sedangkan Gunawan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.
Dari pengertian sosiologi dan pendidikan diatas, kemudian disatukan yang dapat membentuk satu pengertian baru, yaitu pengertian sosiologi pendidikan. Para ahli telah memberikan sumbangan pemikirannya, terutama dalam mendifinisikan sosiologi pendidikan. Berikut ini beberapa definisi dari para ahli:
1.      E. George Payne, Sosiologi pendidikan adalah The Science Which describes and explains the instution, social groups and social processes, that is the social relationship in which or through which the individual gains and organizes his experiences.
2.      Charles A. Ellwoond. Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang maksud hubungan – hubungan antara semua proses masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.
3.      FG.Robbin dan Brown. Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan- hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan serta prinsip- prinsip mengontrolnya.
4.      Menurut S. Nasution. Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara- cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
Dari  beberapa pengertian sosiologi pendidikan diatas secara sederhana dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari permasalahan- permasalahan pendidikan dan berusaha mencari pemecahannya berdasarkan pendekatan sosiologis.
EG. Payne menekankan pada prinsip- prinsip sosiologi bahwa dalam lembaga- lembaga pendidikan, kelompok- kelompok sosial, proses sosial terdapat interaksi sosial, dimana dengan interaksi sosial itu memperoleh dan menggorganisir pengalaman-pengalaman yang dimilikinya.
Charles A.Ellwood menekankan kepada hubungan antara proses pendidikan dan proses sosial. Selama ini, antara proses pendidikan dan proses sosial berjalan sendiri-sendiri, yang menimbulkan problem yang berbeda-beda dan cara pemecahan berbeda pula. Dengan sosiologi pendidikan, keduanya dapat dipadukan sehingga problem-problem yang muncul dapt dipecahkan secara tuntas. FG.Robbin lebih menekan kpada fungsi hubungan sosial yang dapat mempengaruhi individu. Pengaruh tersebut  harus berupa pengalaman yang berguna baginya.
 EB.Renter menyadari bahwa pengaruh pendidikan sangat besar dalam kehidupan manusia, sehingga pendidikan diharapkan dapat membentuk kepribadian manusia sesuai dengan nilai-nilai sosial. Apabila pendidikan tidak mampu mewarnai kepribadian manusia, maka pengaruh sosial yang lebih dominan dalam mempengaruhi kehidupan sosialnya.sedangkan S.Nasution menekankan pada pembentuk kepribadian individual melalui proses melalui pendidikan dan sosial. 
      B. Kesimpulan
a.       Secara Harfiah atau Etimologi ( definisi Nominal), sosiologi berasal dari bahasa latin: Socius= teman, kawan, sahabat dan Logos: berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat. Seiring dengan perkembangan sosiologi, para ahli telah memberikan definisi dengan sudut pandang yang berbeda-beda, Jadi sosiologi adalah tentang cara berteman/ berkawan/ bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat.
1)      Brinkerhoft dann white berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola- pola ini tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.
2)      Paul B. Horton dan chester L. Hunt
Horton dan Hunt berpandangan bahwa sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang memepelajari masyarakat. Untuk mehami definisi ini kita harus mengerti tentang batasan masyarakat.
b.      pendidikan secara sederhana, dapat merujuk pada kamus besar Bahasa Indonesia ( KBBI). Penddikan, menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pendidikan: satu, orang mengalami pengubahan sikap dan tata laku; dua, orang berproses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga, proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.pendidikan telah menjadi bahasan para tokoh pendidikan yang mempunyai daya tekan yang berbeda, dari beberapa definisi pendidikan ini, ada titik temu dalam hal tujuan pendidikan.
1)      Menurut Ibnu Khaldun Bukanlah  yang semata-mata bersifat perenungan dan pemikiran yang jauh dari aspek-aspek prakmatif dalam kehidupan, lebih jelasnya pendidikan bukan harus dibatasi dalam belajar mengajar melainkan suatu proses dimana manusia secara sadar menangkap, menyerap,dan menghayati peristiwa-peristiwa sepanjang zaman.
2)      Menurut Hasyim Asy’ari pendidikan itu adalah niat dan amal serta yang lebih penting harus didasari pada etika dalam pendidikan,pemikiran seperti itu diilhami oleh imam gozali dimana beliau lebih menekankan hati demi lancarnya proses belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini hasyim asy’ari juga menekankan bahwa dalam belajar hati harus ditata untuk mencapai ridhonya allah SWT.
c.       Menurut Wikipedia Sosiologi pendidikan adalah studi mengenai bagaimana institusi publik dan pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan hasilnya. Studi ini lebih mempelajari sistem sekolah umum di masyarakat industri modern, termasuk perluasan pendidikan tinggi, lanjut, dewasa, dan berkelanjutan.
1)      Abu Ahmadi berpendapat sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio-kultural yang terdapat dalam masyarakat dan negaranya.
2)      Sedangkan Gunawan mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat di atas menganai pengertian sosiologi pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.

DAFTAR RUJUKAN
Gunawan Ary H. 1995. Kebijakan- Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Bertrand, Alvin. 1967. Basic Sosiology: An Introduction to Theory and Method. New York: Appleton- Century- Croftd.
Bouwman, P. J, Terjemahan: Sugito Suyitno. 1971. Sosiologi Pengertian dan Masalah. Yogyakarta: Kanisius.
Polak, Mayor. 1976. Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: Inchtiar Baru.
Gunawan, ARY H.  SOSIOLOGI PENDIDIKAN Suatu analisis sosiologi tentangberbagai problem pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Ishomuddin. 1997. Sosiologi Perspektif Islam.  Malang: UMM Press
Bahrein T. Sgihen. 1996.Sosiologi Pedesaan, suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ibrahim Saad. 1982. Isu Pendidikan di Malaysia. Kuala Lumpur,( Dewan Bahasa dan Pustaka.
Rama Yulis. 1989. ilmu pendidikan islam. Jakarta: kalam mulia.
Moh. Padil triyo supriyatno. 2010. sosiologi pendidikan,cet.II,(Malang:UIN-Maliki Press.


[1]ARY H. Gunawan, SOSIOLOGI PENDIDIKAN Suatu analisis sosiologi tentang berbagai problem pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 3
[2] Alvin Bertrand
[3]Mayor Polak
[4] P. J Bouwnman
[5].Selo Soemardjan dan Solaiman Soemardi
[6]Damsar, 2012, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2-8
[7]Ishomuddin, Sosiologi Perspektif Islam, ( Malang: UMM Press, 1997), 9
[8]Bahrein T. Sgihen, Sosiologi Pedesaan, suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, i996), 4.
[9]Ary H. Gunawan, sosiologi pendidikan, suatu alnalisis sosiologi tentang berbagai problem pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 3
[10]Ibrahim Saad, Isu Pendidikan di Malaysia, Kuala Lumpur,( Dewan Bahasa dan Pustaka,1982), 459
[11]Rama Yulis, ilmu pendidikan islam, Jakarta: kalam mulia. 1989,1
[12]Abu ahmadi dan nur uhbiyati,ilmu pendidikan,Jakarta,hal 78
[13] Abu Ahmadi, sosiologi pendidikan, cet. II(Jakarta: RINEKA CIPTA, 2007), hal: 5
[14] Abu Ahmadi,hal,12
[15] Moh. Padil triyo supriyatno,13
[16] Moh. Padil triyo supriyatno, sosiologi pendidikan,cet.II,(Malang:UIN-Maliki Press,2010),hal: 6
[17]Abu Ahmadi, ibid, hal. 1-2
[18]Moh. Padil triyo supriyatno, hal: 3
[19]Ibid. Hal: 3

3 komentar: