This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 21 Februari 2015

Sigmund Freud (Id, Superego & Ego)

Freud: Tiga Unsur Diri


Sigmund Freud (1856-1939) adalah seorang dokter di Wina awal 1900-an yang mendirikan psikoanalisa, suatu teknik untuk merawat masalah emosional melaui penjajakan jangka panjang dan intensif pada pikiran bawah sadar. Freud melihat tiga unsur dalam diri, yaitu Id, Superego, dan ego. Id merupakan pusat nafsu dan dorongan yang bersifat naluriah dan asocial, rakus dan antisocial. Jadi, setiap anak yang lahir telah memiliki satu unsur diri yang bernama Id. Dorongan bawaan lahir dan naluriah tersebut menyebabkan seseorang untuk mencari kepuasan diri. Ini dibuktikan oleh Freud dengan argumentasi bahwa bayi yang baru lahir terbukti dari tangisannya karena lapar atau sakit. Dorongan ini beroperasi sepanjang hidup manusia yang menuntut pemenuhan langsung keperluan dasar: perhatian, keselamatan, makanan dan seks.
Namun dorongan Id untuk memenuhi keputusan langsung berhadapan dengan suatu penghalang: kebutuhan akan orang lain, khususnya orang tua. Penghalang inilah yang disebut Superego, yaitu unsur diri yang bersifat social dan merupakan kompleks dari cita-cita dan nilai social yang dihayati seseorang dan membentuk hati nurani (conscience). Superego mewakili kebudayaan dalam diri seseorang, norma, dan nilai yang telah kita internalisasi dari kelompok social seseorang. Sebagai suatu komponen moral dari diri, superego menimbulkan rasa bersalah atau malu ketika seseorang melanggar aturan social atau adat, sebaliknya akan menimbulkan rasa bangga dan puas manakala telah mentaatinya.

Pertentangan antara Id dan Superego memiliki dampak tehadap diri seseorang. Jika Id lepas kendali, seseorang akan mengikuti hasrat diri terhadap kesenangan dan melanggar norma masyarakat. Sebaliknya, jika Superego lepas kendali, maka seseorang akan terlalu kaku terhadap aturan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan kekuatan penyeimbang dari dua unsur diri yang bertolak belakang tersebut, yaitu unsur diri yang dikenal sebagai ego, adalah unsur diri yang bersifat sadar dan rasional. Jadi, ego merupakan penyeimbang antara dorongan yang bersifat bawaan sejak lahir dan naluriah atau Id dengan tuntutan masyarakat atau superego. Oleh karena itu, pada seseorang yang secara emosional sehat, ego mampu menyeimbangkan tuntutan antara Id dan superego yang bertentangan ini. Sebaliknya, jika orang tidak mampu meyesuaikan diri maka orang tersebut mengalami kebingungan internal dan perilaku bermasalah.

George Herbert Mead (Taking Role)

Mead: Tahapan Perkembangan Diri


Di dalam buku Mind, Self, and Society, Mead menjelaskan tahap pengembangan diri (self) manusia. Ketika anak manusia lahir, dia belum memiliki diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang lain. Pengembangan diri manusia berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu tahap prepatory atau tahap play stage, tahap pertandingan (game stage), dan tahap the generalized other.
Pada tahap perkembangan awal anak, yaitu tahap preparatory atau tahap play stage, seorang anak belajar mengambil perspektif orang lain, yang dianggap sesuai dengan kebutuhan hidupnya, dan melihat dirinya sebagai objek. Misalnya seorang anak sedang mengenakan pakaian seragam kerja, seolah-olah ia adalah ayah yang sedang memakai pakaian seragam kerja. Dia mengenakan pakaian seragam polisi lalu lintas ayahnya dengan segala aksesorisnya. Dengan meniup peluit tangannya bergerak member tanda berhenti, jalan, dan hati-hati, seolah-olah dia sedang dinas mengatur lalu-lintas seperti ayahnya yang dilihatnya beberapa kali saat mengatur lalu-lintas di suatu persimpangan jalan besar di kotanya. Pada tahap ini si anak belum memahami sepenuhnya isi peran yang ditirunya ini.
Pada perkembangan lanjut anak, yaitu tahap pertandingan (game stage) seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang dimainkannya, melainkan juga peran yang harus dimainkan orang lain dengan siapa dia melakukan interaksi. Dalam suatu pertandingan, misalnya, anak mengetahui apa yang diharapkan oleh orang lain dari dia, juga mengerti apa yang diharapkan dari orang lain yang ikut bermain dalam suatu pertandingan. Dalam proses ini terjadi proses pengambilan peran (role taking), di mana seseorang mempertimbangkan atau mengantisipasi peran orang lain yang dianggap sesuai dengan kebutuhan atau sering muncul dalam hidupnya, dikenal dengan significant other.

Selanjutnya, perkembangan berikutnya adalah anak mampu mengontrol perilakunya sendiri menurut peran umum yang bersifat impersonal, yang di dalamnya terdapat harapan dan standart komunitas (masyarakat keseluruhan) berupa kebiasaan, pola normative atau ideal yang abstrak, atau nilai universal, dikenal dengan the generalized other. Pada tahap ini seorang tidak hanya memahami peran yang harus dijalankannya, tetapi juga dia telah mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa dia berinteraksi. Misalnya, ketika seorang anak pergi ke sekolah, dia telah mengetahui peran apa yang dimainkan oleh dirinya ketika dia berhadapan dengan teman-teman sekelas, kakak-kakak atau adik-adik lain kelas, guru kelas, guru lainnya, kepala sekolah, penjaga sekolah, atau petugas keamanan. Selain itu, dia mengetahui harus bersikap dan berperilaku seperti apa, misalnya bagaimana berbusana yang dikaitkan warna, bahan, dan modelnya, atau bagaimana menuturkan kata sesuai dengan orang yang dihadapi.

C.H. Cooley: Konsep Cermin Diri (Looking Glass Self)

C.H. Cooley: Konsep Cermin Diri (Looking Glass Self)


Charles Horton Cooley (1864-1929) menyelesaikan program doktornya di Universitas Michigan pada 1894. Karir dosennya telah dimulai semenjak sebelum meraih gelar Ph.D-nya di almamaternya sampai pension. Meski C.H. Cooley mengajar di Universitas Michigan, namun pemikiran sosiologinya mengikuti aliran Chicago yang sejalan dengan teori interaksionisme simbolik.
Diri sebagai sisi khs dari kemanusiaan (Humanness), dibangun secara social; maksudnya, perasaan mengenai diri kita berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Cooley (1964) mengusulkan konsep Looking Glass Self (cermin diri) untuk menggambarkan suatu analogi perkembangan diri melalui cermin, di mana cermin memantulkan apa yang ada didepannya, dari sana seseorang melihat dirinya: ganteng, cantik, perkasa, dan ramah. Terdapat tiga unsure dalam Looking Glass Self (cermin diri):
1. Anda membayangkan bagaimana anda tampak bagi mereka di sekeliling kita. Sebagai contoh, kita dapat berpikir bahwa orang lain menganggap anda sebagai seorang peramah atau pemarah.
2. Anda menafsirkan reaksi orang lain. Anda menarik kesimpulan bagaimana orang lain mengevaluasi anda. Apakah mereka menyukai anda karena anda seorang peramah?
3. Anda mengembangkan suatu konsep-diri (self-concept). Cara anda menginterpretasikan reaksi orang lain terhadap anda memberikan anda perasaan dan ide mengenai diri anda sendiri. Suatu refleksi diri yang menyenangkan dalam cerminn diri social ini mengarah pada suatu konsep diri yang positif; suatu refleksi negative mengarah ke suatu konsep diri negative.
Melakukan cermin diri tidak berhenti pada suatu masa, misalnya masa dewasa yang dianggap telah memiliki konsep-diri yang mapan dan tetap; sebaliknya konsep diri dibangun terus-menerus sepanjang hayat. Dengan demikian, konsep diri menurut Cooley merupakan produk yang tidak pernah selesai dibentuk, bahkan sampai usia lanjut.
Bagaimana relevansi Looking Glass Self (cermin diri) pada proses perkembangan diri di masyarakat saat ini? Kalau kita cermati apa yang dilakukan oleh para pejabat public dan politisi yang bersaing meraih kekuasaan pada berbagai tingkatan, seperti anggota legislatif dan elite eksekutif (pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota), ternyata mereka mengeksplorasi dan mengintensifkan pemanfaatan efek cermin cermin diri bagi pencitraan diri menjadi positive sesuai denagn konstruksi yang diharapkan. Pencitraan diri melibatkan berbagai cara dan teknik efek citra melalui media sehingga apa yang dikatakan, bagaimana mengatakannya, dan dalam situasi apa hal ini dikatakan meminta pertimbangan berbagai ahli (seperti politik, sosiologi, militer, agama, etika, komunikasi, dan psikologi). Seseorang bias mendapat pencitraan positif karena meraih award antikorupsi karena diberikan oleh suatu lembaga yang dibuat seolah independen pada saat sekian bulan menjelang suatu pemilihan, misalnya. Pencitraan positif ini dikristalkan melalui penyebaran informasi sedemikian rupa melalui berbagai media massa. Padahal sejatinya, orang ini tidak begitu serius memberantas korupsi atau melakukan suatu program antikorupsi. Konsekuensi pencitraan seperti ini rating-nya menjadi naik dimata pemilih. Sehingga pemilih memberikan suara terbanyak pada kandidat yang memperoleh award antikorupsi ini.

Apakah cermin diri politik dapat berubah? Dalam kehidupan politik di Indonesia pernah ada satu partai partai politik yang mencitrakan diri sebagai “partainya wong cilik”. Pada awalnya pencitraan ini menarik banyak orang untuk memilih partai ini. Namun pencitraan tersebut memudar di kala pemimpin “partainya wong cilik” menjadi kepala pemerintahan, yang memiliki otoritas untuk merealisasikan citra yang melekat pada partainya. Namun sayangnya kebanyakan kebijakan yang dibuat, menurut pandangan pemilihnya, tidak mencerminkan keberpihakan pada “wong cilik”. Akibatnya lawannya melesatkan jargon “partainya wong cilik” menjadi “partainya wong cilik”. Sehingga “partainya wong cilik” yang sebelumnya sebagai partai pemenang pemilihan umum dikalahkan oleh partai lain pada pemilihan berikutnya.

Rabu, 04 Februari 2015

Antoine Henri Becquerel

ANTOINE HENRI BECQUEREL
1852 – 1908

P
enemu radio aktivitas Antoine Henri Becquerel lahir di Paris tahun 1852. Dia memperoleh gelar Doctor tahun 1888 dan tahun 1892 menjaadi guru besar fisika praktis di Museum Sejarah Alam (Musee d’Histoire Naturelle) di Paris. Di tahun 1895 Becquerel menjadi guru besar fisika di perguruab tinggi politeknik (Ecole Polytechnique) di Paris. Di sinilah pada tahun 1896 dia membuat penemuan besar yang membuat namanya tersohor.
Tahun sebelumnya Wilhelm Rontgen menemukan sinar X. Rontgen memprodusir sinar X dengan menggunakan tabung Katoda sianr. Becquerel berfikir apakah sinar X tidak bias diprodusir dengan kegiatan sinar matahari biasa di atas substansi nonmetal. Dilaboratoriumnya Becquerel memiliki beberapa Kristal “Potasium uranium sulfate” satu campuran yang diketahuinya nonmetalik dan dia memutuskan melakukan percobaan dengan itu : pertama, dia menempelkan beberapa kertas hitam tebal disekeliling lembaran fotografis untuk meyakinkan tidak ada cahaya yang bisa tampak dapat mencapai lembaran itu. Kemudian dia meletakkan Kristal nonmetalik diatas lembaran yang tertutup tersebut dan menyodorkannya ke bawah sinar matahari. Ternyata dia dapat menemukan film fotografis, satu bayangan Kristal muncul di atasnya.
Mulanya Becquerel yakin bahwa dia sudah berhasil menemukan sumber sinar X baru. Kemudian, secara kebetulan, dia juga menemukan bahwa campuran uranium akan memasukkan radiasi meskipun tidak disodorkan kepada cahaya yang terbuka. Becquerel mengetahui bahwa radiasi yang diteruskan oleh setiap campuran kimiawi uranium bukanlah sinar X (untuk sementara disebut sinar Becquerel). Becquerel juga menemukan bahwa jenis baru radiasi ini akan diteruskan oleh tiap-tiap kimiawi uranium dan tidak saja oleh apa yang diselidikinya pertama kali. Kenyataanya, dia menemukan bahwa meskipun uranium metal juga mengandung radio aktif. Karena radiasi tidak tergantung samasekali pada bentuk kimiawi uranium, maka Becquerel menyimpulkan bahwa radio aktivitas bukanlah berasal dari kimiawi, tetapi berasal dari atom uranium itu sendiri.

Di antara para ilmuwan yang melakukan penyelidikan tambahan untuk membuktikan kerja ilmiah Becquerel adalah Marie Curie. Dia segera mengetahui bahwa unsure “thorium” juga mengandung radio aktif. Bekerja sama dengan suaminya, Pierre juga menemukan dua hal, yaitu “polonium” dan “radium”, keduanya mengandung radio aktif. (kebetulan Marie Curie-lah yang pertama kali menggunakan istilah “radio aktivitas” untuk menjelaskan fenomena itu).
Ilmuwan lain, termasuk Ernest Rutherford dan Frederick Soddy, juga melakukan penyelidikan fenomena tersebut dan ditemukan bahwa sinar Becquerel mengandung tiga jenis sinar, yaitu alpa, beta dan gamma.
Aspek yang paling menarik dari sinar-sinar ini adalah energy yang dikandungnya, substansi radio aktif jelas meneruskan energy dalam jumlah besar dan tampaknya tidak ada kemungkinan lain, semuanya datang dari bagian dalam atom. Hal ini amat menarik, karena sebelum penemuan radio aktif tak pernah sebiji sawipun ada anggapan bahwa atom bias mengandung energy begitu besar.
Tahun 1903 Becquerel mendapat hadiah Nobel untuk fisika bersama-sama Pierre dan Marie Curie. Dia meninggal tahun 1908 di kota Le Croisie Perancis.
Radio aktif itu punya arti penting karena beberapa sebab. Pertama, punya berbagai kegunaan langsung, misalnya untuk pengobatan kanker. Kedua, punya manfaat besar untuk penyelidikan ilmiah. Radio aktif menolong kita untuk memperoleh keterangan tentang struktur nuklir; petunjuk radio aktif dipergunakan dalam penyelidikan biokimia; pencarian keterangan waktu radio aktif, merupakan suatu alat penting dalam penyelidikan geologi dan arkeologi. Tapi makna terbesarnya karena tersingkap kenyataan bahwa sejumlah besar energy “tersimpan” dalam atom. Dalam tempo lima puluh tahun sejak penemuan Becquerel, ditemukan teknik untuk melepas jumlah besar energy atom dalam saat singkat. (Bom yang dijatuhkan di Hirosima terdiri dari uranium). Reactor nuklir, tentu saja, menyajikan cara pelepasan energy atom secara lebih terawasi dan lebih perlahan.

By: Michael H. Hart            

Fisikawan Isaac Newton

ISAAC NEWTON

F
isikawan besar Inggris, Isaac Newton (1642-1727) yang lahir pada tahun kematian Galileo, memiliki keberuntungan baik maupun keberanian. Ia hidup pada masa gagasan-gagasan baru diminati, terutama yang berhubungan dengan penemuan ilmiah. Pada tahun 1666, ketika Newton baru berusia 25 tahun, ia membeli prisma segitiga untuk mempelajari “fenomena warna”. Pada masa itu, ia pertama kali mendeskripsikan efek cahaya putih yang terpecah menjadi spectrum. Ia melihat bahwa walaupun cahaya putih masuk melalui lubang kecil, spectrum yang dihasilkan memanjang, dengan ujung biru spectrum bengkok dari ujung merah. Temuannya akan sangat mempengaruhi perkembangan teleskop dan ilmu spektroskopi. Rancangan teleskop Newton adalah hasil langsung dari percobaan yang dilakukannya dengan cahaya. Ia mengetahui bahwa kanta dapat memecahkan cahaya putih menjadi bagian-bagian yang membentuknya dan menyebabkan lanturan kromatik atau lingkaran cahaya berwarna di sekitar objek yang dilihat. Dengan menggunakan cermin dan bukan kanta dalam teleskop cermin, ia menghindari masalah itu. Karyanya yang diterbitkan oleh Royal Society pada tahun 1671 menjadikannya terkenal di seluruh Eropa.

Sumber: Jendela Iptek Seri Astronomi

Selasa, 03 Februari 2015

Galileo Galilei


GALILEO GALILEI
D
iperlukan keberuntungan dan keberanian untuk menjadi pemikir yang radikal. Galileo Galilei (1564-1642) bernasib sial karena menjadi orang pintar pada masa gagasan-gagasan baru dianggap berbahaya. Berbagai temuan yang diperoleh dengan bantuan teleskop yang baru saja diciptakan merupakan dukungan yang besar bagi teori Copernicus mengenai alam semesta yang heliosentris. Galileo tidak pernah menyebut dirinya sebagai pencipta teleskop. Dalam karyanya Il saggiantore, “Sang Pemanah”, ia memuji “Pembuat Kaca Kanta” yang “menemukan alat” ini dengan tidak sengaja. Ketika ia mendengar tentang hasil yang diperoleh Lippershey, Galileo menciptakan kembali alat dari deskripsi efek yang diberikan alat tersebut. Teleskop pertamanya memiliki perbesaran delapan kali. Namun, dalam beberapa hari ia membuat teleskop dengan perbesaran 20 kali. Ia terus meningkatkan perbesaran sampai 30 kali dengan mengasah kantanya sendiri.
Temuan Galileo mengenai satelit Yupiter dan fase-fase Venus dengan jelas menunjukkan bahwa bumi tidak mungkin menjadi pusat dari segala gerakan di alam semesta dan bahwa benda-benda langit tidaklah sempurna perilakunya. Untuk temuannya itu Galileo dicap sebagai seorang Kafir dan dijatuhi hukuman seumur hidup sampai kematiannya pada tahun 1642.

Kuil Artemis Di Efesus


KUIL ARTEMIS DI EFESUS

Secara bahasa Artemis berasal dari bahasa Yunani Artemision, dan bahasa latin Artemisium, adalah kuil Yunani yang didirikan untuk Artemis (putri Dewa Zeus dan istrinya Leto), sekitar 550 SM di Efesus (sekarang Turki) dibawah dinasti Achaemenid dari kekaisaran Persia. Kuil ini merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno.
SEJARAH
Kuil Artemis adalah kuil Yunani yang didirikan untuk Artemis yang merupakan putri dari raja para dewa, Zeus, serta istrinya Leto. Artemis mempunyai saudara kembar yaitu Apollo. Waktu itu Leto harus melahirkan di pulau yang belum pernah disentuh oleh matahari sebab dikutuk oleh Hera, yang murka kepada Zeus. Zeus kemudian berbaik hati dengan mengangkat sebuah pulau dari dasar laut yang belum disentuh sinar matahari, Ortygia. Leto pun melahirkan di pulau tersebut. Ketika Artemis mandi bersama para peri di bukit Mount Citheron, saat Pangeran Thebes, Actaeon, memergokinya. Pada sebuah cerita, dikisahkan Actaeon mengintipnya. Marah atas hal ini, Artemis kemudian mengutuk Actaeon menjadi seekor rusa, yang akhirnya tewas sebab diburu oleh anjing-anjingnya sendiri. Cerita yang lain menyebutkan bahwa Actaeon menyombong bahwa dia lebih jago berburu daripada Artemis. Murka, Artemis mengubahnya menjadi rusa dan dimangsa oleh anjingnya sendiri. Ia lalu membantu ibunya melahirkan Apollo, yang lahir pada bulan ketujuh. Mungkin oleh sebab inilah Artemis disebut juga sebagai dewi kelahiran.
KEHANCURAN
Kuil pertama bagi dewi kesuburan, alam dan perburuan, Artemis (disebut Diana oleh orang Romawi) terdiri dari sebagian batu keramat, kemungkinan meteorit. Seorang raja dari Lydia, Croesus menguasai Efesus dan beberapa kota Yunani di Asia Kecil. Pada penyerangan itu, kuil tersebut hancur.

Kuil Artemis panjangnya 300 kaki (100 m) dan lebarnya 150 kaki (50 m) dengan luas 4 kali dari luas kuil sebelumnya. Sampai tahun 356 SM kuil ini menjadi kebanggaan Efesus. Di tahun tersebut, seorang pemuda Efesus bernama Herostratus membakar habis kuil karena ingin mencatatkan namanya di sejarah. Penduduk Efesus yang berang mengeluarkan dekrit agar siapapun yang menyebut nama Herostratus akan dihukum mati.

Sungai Nil


SUNGAI NIL

S
ungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia. Bagian hulu berada di Pegunungan Burundi dan bermuara di Laut Tengah. Sungai Nil mengalir sepanjang 6.690 km. daerah aliran sungai ini mencapai 3.350.000 km2, sehingga merupakan salah satu daerah aliran sungai terluas di dunia. Negara-negara yang dilewati aliran Sungai Nil adalah Sudan, Ethiopia, Mesir, Burundi, Rwanda, Tanzania, Uganda, dan Kenya.
Di Negara Sudan, Sungai Nil terpecah menjadi dua bagian. Bagian satu mengalir ke Ethiopia yang disebut dengan Sungai Nil Biru (Bahr el-Azraq) dan bagian yang mengalir ke Sudan disebut Sungai Nil Putih (Bahr el-Abyad). Sungai Nil Biru bermata air di Pengunungan Ethiopia yang mencapai ketinggian 1.829 m di atas permukaan laut. Salah satu mata airnya dikeramatkan oleh Gereja Ortodoks di Ethiopia.
Nama Sungai Nil berasal dari bahasa Mesir Kuno, nwy yang berarti air. Dari kata nwy muncul kata nahal dalam bahasa Arab. Neilos dalam bahasa Yunani, dan Nilus dalam bahasa latin yang berarti air, sungai, lembah sungai atau lembah. Orang Mesir Kuno menyebit sungai ini sebagai Sungai Ar, yang dalam bahasa Kopta disebut sungai Aur artinya Sungai Hitam. Nama lainnya adalah Sungai Kem, Kemi dan Sungai Aigyptos, yang berarti hitam atau kegelapan. Semua ini sebenarnya merupakan sebutan untuk lumpur yang ditinggalkan setelah banjir surut.
Meluapnya Sungai Nil merupakan saat yang ditunggu oleh rakyat yang mendiami lembah dan delta sungai Nil. Orang Mesir Purba bahkan memuja dan memohon kedatangannya yang dapat menyuburkan tanah mereka. Setelah banjir dating mereka bercocok tanam dengan hasil yang sangat melimpah berkat luapan air dan endapan yang ditinggalkannya. Tak heran bila seorang sejarawan Yunani Kuno, Herodotus menyebutnya bahwa Mesir adalah hadiah Sungai Nil. Kerajaan-kerajaan yang muncul pada akhirnya dapat disatukan di bawah Raja Menes II tahun 3100 SM. Bangunan-bangunan raksasa seperti Piramida telah membuktikan tentang tingginya peradapan mereka.
Penduduk yang mendiami daerah Sungai Nil dapat dikelompokkan menjadi dua ras, yaitu ras Arab dan ras Negro. Orang Arab kebanyakan menghuni bagian utara atau hulu dan orang Negro menghuni bagian selatan atau hilir.
Akan tetapi pada zaman modern, banjir telah dianggap sebagai bencana yang tidak dikehendaki. Untuk mengendalikan air Sungai Nil dibangun beberapa bendungan sejak pertengahan abad ke-19. Waktu itu pengendalian hanya dimaksudkan untuk pengairan dan pelayaran. Tetapi sekarang bendungan tersebut dapat digunakan sebagai sumber tenaga listrik, di samping pengairan dan pelayaran. Bendungan-bendungan tersebut adalah bendungan Asyut, Aswan, Sungai Nil Putih, Sennar, Roseires (ar-Rusay-ris), Sungai Atbara, dan bendungan Air Terjun Owen. Dengan demikian banjir pun berangsur-angsur dapat diatasi. Sebagai akibat sampingan adanya bendungan adalah tidak adanya lumpur yang ditinggalkan karena banjir tidak terjadi dan petani harus membeli pupuk, adanya siput sebagai hama tanaman yang dulu sebelum ada bendungan siput tersebut selalu terbawa arus banjir. Akibat lainnya adalah air Laut Tengah mulai terserap ke daerah Delta akibat air Sungai Nil banyak tertahan di atas bendungan yang banyak jumlahnya dan berukuran raksasa itu.
(Ensiklopedi Indonesia seri Geografi)