Jumat, 06 Desember 2013

Organisasi (Desentralisasi dan Sentralisasi)



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengorganisasian
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan pemerintahan. Kedua, merujuk kepada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Hicks & Gullen (1981:321) mengatakan bahwa organisasi adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang di antara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Pierce I dan Robinson (1989:296) organisasi adalah proses membentuk hubungan-hubungan yang esensial di antara orang-orang, tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dengan cara mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua sumber organisasi kearah pencapaian suatu tujuan secara efektif dan efisien.[1]
Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing) memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah perencanaan (planning). Dengan demikian, antara organisasi dan pengorganisasian memiliki pengertian yang berbeda. James L. Gibson c.s., sebagaimana yang dikutip oleh Winardi, berpendapat bahwa “…organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu-individu yang bertidak secara sendiri”
Berikut Beberapa pendapat pengertian tentang organisasi
a) James D. Mooney.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
b) Rolp Currier Davis.
Organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kwpemimpinan.
c) organisasi adalah stuktur hubungan-hubungan di antara orang-orang berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu system administrasi.[2]
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa organisasi adalah proses penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa organisasi merupakan fungsi administrasi yang dapat disimpulkan sebagai kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama.
Berikut ini beberapa pengertian hal yang terkait dengan organisasi.
a) Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan dapat diartikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
b) stuktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintergrasikan. Selain itu, struktur organisasi juga menunjukkan spesilisasi-spesialisasipekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
c) bagan organisasi, struktur organisasi pada umumnya digambarkan dalam suatu bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, di mana dalam gambar tersebut ada garis-garis yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal yang tersusun secara hierarkis.
d) pengorganisasian adalah proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumbre-sumber, dan lingkungannya.
 Berdasarkan beberapa definisi dan prinsip umum di atas, dapat dipahami bahwa sedikitnya ada 3 hal penting yang harus dimiliki suatu organisasi.
Pertama: adanya visi,misi dan tujuan. Sebab tanpa visi,misi dan tujuan tidak ada alasan organisasi tersebut dibentuk.
Kedua; untuk mencapa tujuan maka setiap organisasi perlu menyusun dan memiliki progam, dan menentukan metode bagaimana progam itu dapat dilaksanakan.
Ketiga; setiap organisasi akan memiliki pimpinan atau manejer yang bertanggung jawab terhadap organisasi dalam mencapai tujuan. Dan setiap manajer atau pimpinan dalam organisasi membantu anggota-anggota yang lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Berdasarkan ke-3 unsur tersebut, kita dapat menyimpulkan betapa pentingnya peranan administrasi,manajemen dan pimpinan di dalam eksistensi suatu organisasi. Oleh sebab itu, kegiatan administrasi,manajemen dan kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan yang perlu dilaksanakan di setiap organisasi, termasuk di lenbaga pendidikan.[3]  

PROSES PENGORGANISASIAN
Ernes Dale (Stoner, 1986) memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang berlangkah jamak. Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut:
1.Tahap pertama yang harus di lakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tagas apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.Tahap kedua membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorang atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kaulifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan.
3.Tahap ketiga menggabungkan pekerjaan para angauta dengan cara yang rasional, dan efisien. Pengelompokan tugas yang saling berkaitan, jika organisasi sudah membesar atau kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya disebut depertementalisasi.
4.Tahap keempat menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik diantara anggauta, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggauta organisasi untuk tetap bekerja efektif.
5.Tahap kelima melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan penelitian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara terprogram/berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan.[4]

CIRI-CIRI ORGANISASI:
1.Organisasi sebagai suatu sistem, yaitu adanya seperangkat unsur yang saling bergantung dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya
2.Organisasi merupakan struktur, adanya suatu kadar formalitas dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh anggota kelompok
3.Adanya perencanaan yang dilakukan secara sadar berdasarkan rasionalitas dan pedoman-pedoman yang jelas
4. Adanya koordinasi dan kooperasi yang baik diantara orang-orang yang bekerja sama, menunjukkan bahwa tindakan-tindakan orang-orang tersebut berjalan kearah suatu tanggung jawab tertentu.[5]

2.2 Prinsip-prinsip Organisasi
Manajemen dipandang sebagai suatu sistem didasarkan pada asumsi bahwa organisasi merupakan sistem terbuka, tujuan organisasi mempunyai kebergantungan. Adapun prinsip-prinsip manajemen berdasarkan sistem yaitu:
1. Prinsip Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS)
Istilah MBS (manajemen berdasarkan sasaran) pertama kali dipepulerkan sebagai suatu pendekatan terhadap perencanaan. MBS merupakan teknik manajemen yang membantu memperjelas dan menjabarkan tahapan tujuan organisasi dan juga dilakukan proses penentuan tujuan bersama antara atasan dan bawahan.
2. Prinsip Manajemen Berdasarkan Orang
Manajemen berdasarkan orang merupakan suatu konsep manajemen modern yang mengkaji keterkaitan dimensi perilaku, komponen sistem dalam kaitannya dengan perubahan dan pengembangan organisasi. Tuntutan perubahan dan pengembangan yang muncul sebagai akibat tuntutan lingkungan internal dan eksternal, membawa implikasi terhadap perubahan perilaku kelompok dan wadahnya. Salah satu upaya yang paling penting adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia. Namun, pengembangan SDM harus diimbangi dengan pengembangan organisasi.[6]
3. Prinsip Manajemen Berdasarkan Informasi
Perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan merupakan kegiatan manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan, semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi. Informasi yang dibutuhkan oleh manajer disediakan oleh suatu sistem informasi manajemen (Management Information System/MIS) yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajer secara teratur. Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai.
Dalam suatu organisasi harus memenuhi beberapa prinsip umum, di antaranya adalah:
1) organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas dan kesamaan pandangan seluruh personal yang terlibat di dalamnya.
2) organisasi harus memiliki pimpinan yang mampu mengarahkan para anggotanya dan mendelegasikan tugas,wewenang, dan tanggung jawab kepada mereka sesuai dengan bakat, pengetahuan dan kemampuan mereka.
3) organisasi memiliki struktur organisasi yang di susun sesuai dengan kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan antarpersonal menjadi jelas.[7]
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa fungsinya manajemen berdasarkan pendekatan sistem akan sangat ditentukan oleh informasi yang memenuhi persyaratan. SIM hadir memberikan pada manajemen informasi yang unifrom, lengkap, jelas, dan tepat waktu untuk dasar pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.

2.3 Bentuk-bentuk organisasi
a) Organisasi Lini ( garis)
  Bentuk organisasi garis ini pertama kali muncul di kalangan militer, sehingga sering disebut sebagai bentuk organisasi militer, dan merupakan bentuk organisasi yang paling tua. Bentuk ini diciptakan oleh Henry Fayol, disamping itu bentuk organisasi garis merupakan bentuk organisasi yang paling sederhana.[8] Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dan bawahan. Tidak ada pembedaan antara pelaksana tugas pokok dan tugas penunjang. Organisasi ini merupakan organisasi yang paling sederhana.
Adapun ciri-ciri utama organisasi lini adalah:
a. Jumlah karyawannya relative sedikit.
b. Organisasi relative kecil
c. Karyawan saling mengenal dan akrab.
d. Belum ada spesialisasi kerja.
e. Kebaikan organisasi lini antara lain:
f. Perintah dan komando berjalan lancer
g. Keputusan dapat diambildengan cepat
h. Solidaritas karyawan sangat tinggi
Kelemahannya yaitu:
a. Kemampuan pemimpin sangat berpengaruh
b. Pemimpin cenderung otoriter
c. Perkembangan individu/staf terbatas
Struktur Organisasi Lini

b) Organisasi Fungsional
            Organisasi fungsional adalah suatu organisasi di mana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenangnya kepada kepala unit structural yang memimpin kelompok yang menduduki jabatan fungsional. Dengan demikian, kerja organisasi disusun atas dasar fungsi-fungsi organisasi. Setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan sehubungan dengan fungsinya. Organisasi ini diciptakan oleh Frederick W.Taylor. Dalam prakteknya, struktur organisasi fungsional ini kadang-kadang menimbulkan ketidak jelasan dalam pemberian perintah dari atasan kepada bawahan.Hal ini disebabkan kerena setiap atasan mempunyai wewenang untuk memberikan perintah kepada setiap bawahan yang ada, sepanjang perintah tersebut masih ada hubungannya dengan fungsi yang dimiliki atasan.
Kelebihan organisasi model fungsional ini adalah:
1. adanya spesialisasi tugas yang jelas.
2. atasan adalah ahli bidang fungsinya
3. karyawan didayagunakan semaksimal mungkin sesuai dengan spesialisasinya.
            Kelemahan antara lain:
1. koordinasi agak sulit karena bawahan mempunyai beberapa atasan
2. pengambilan keputusan agak terlambat karena ditentukan oleh top manajemen
3. sulit mencari seorang spesialis
 4. Insiatif perorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.
5.  Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.
6.  Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang bergerak dalam satu  bidang mementingkan fungsinya saja.



















c) Organisasi Lini dan Staf            
 Dalam organisasi Lini dan Staf ada perbedaan antara unit pelaksana tugas(lini) dan unit penunjang (staf). Biasanya organisasi bentuk lini dan staf ini terjadi pada organisasi yang lebih besar, di mana penyediaan tenaga spesialis sudah semakin dirasakan untuk memberikan nasehat- nasehat atau saran-saran teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional. Tenaga semacam itu biasanya disebut “staff personnel” yaitu orang yang melaksanakan fungsi staf (staff function), yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: para penasehat (advisor) dan personil yang melakukan kegiatan penunjang (auxiliary personnel) demi lancarnya mekanisme organisasi. Hal itu dapat di jelaskan sebagai berikut :
 Organisasi yang besar dan kompleks memerlukan staf untuk membantu piminan atau manajer
Staf merupakan kumpulan para ahli dalam bidang tertentu yang bertugas membantu manajer mengambil keputusan
 Perintah kepada bawahan di berikan oleh pimpinan, bukan staf. Kecuali apabila staf mendapat wewenang dari manajer untuk memberi perintah kepada bawahan.
Kelebihan:
1. dapat diterapkan di organisasi besar maupun kecil.
2. Ada pembagian tugas antara pimpinan dan bawahan karena adanya staf.
3. keputusan dapat diambil secara baik karena adnya bantuan staf
4. Koordinasi dalam setiap unit kegiatan dapat diterapkan dengan mudah.
5. Dapat digunakan dalam organisasi yang lebih besar.
Kelemahan:
1. Rasa solidaritas berkurang arena besarnya organisasi.
2. kadang-kadang perintah agak kabur karena kurang jelas.
3. Pelaksanaan pekerjaan agak terlambat bila koordinasi staf kurang baik.
4. Pimpinan lini sering mengabaikan nasehat atau saran dari staf.
5. Adanya kemungkinan pimpinan staf melampaui batas kewenangannya.
d) Organisasi Lini dan Fungsional
Suatu bentuk organisasi di mana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenangnya kepada para pejabat fungsional.
e) Organisasi Gabungan
Bentuk organisasi gabungan ini pada dasarnya merupakan bentuk dari kombinasi struktur organisasi yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga bentuk sruktur organisasinya dapat berupa gabungan dari bentuk organisasi garis dan staf, garis dan fungsional, fungsional dan staf atau kombinasi dari ketiga bentuk organisasi tersebut. Sehingga bentuk struktur organisasi gabungan ini akan mempunyai kebaikan serta kelemahannya mengikuti kebaikan maupun kelemahan organisasi yang dibentuknya dalam rangka penggabungan tersebut.
Organisasi Gabungan mrupakan perpaduan dari ketiga bentuk organisasi yang meliputi:
1.  Struktur Organisasi Lini
2. Struktur Organisasi Fungsional.
3. Struktur Organisasi Lini dan Staf.[9]
f) Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks adalah bentuk organisasi yang paling mutakhir dan gabungan dari berbagai bentuk organisasi yang sudah ada sebelumnya. Inti organisasi Matriks adalah mengobinasikan pola fungsi-fungsi nasional dan hasil yang akan di capai dalam kegiatan produksi/jasa/proyek. Struktur ini biasanya dipakai untuk lembaga maupun perusahaan berskala besar atau konglomerat. Organisasi matriks menurunkan stuktur organisasi secara fungsi dan produk, dan disebut sebagai struktur matriks karena bentuknya seperti matriks.
Struktur organisasi matriks sangat menguntungkan untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang tidak pasti dan berubah dengan cepat, seperti yang dialami oleh organisasi di era globalisasi. Tidak mengherankan jika model-model ini mulai digemari sejak tahun 1970-1980-an hingga saat ini. Keunggulan utamanya adalah keluwesan menghadapi setiap permasalahan dan mudahnya untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan karena berfungsinya pola koordinasi antar bagian yang efektif, sehingga setiap permasalahan dapat didekati dari sisi fungsional dan sisi produk, Namun, kelemahan utamanya adalah karena ia memiliki “pimpinan ganda” maka setiap manajer mempunyai dualism pertanggungjawaban.
g) sekolah sebagai organisasi
 Dari beberapa penjelasan organisasi di atas, dapat kita simpulkan bahwa sekolah adalah organisasi social yang diselenggarakan dan dirancang sedemikian rupa yang mengutamakan kegiatannya dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, sekolah melaksanakan fungsi-fungsi administrasi, manajaemen dan kepemimpinan sebagai umunya organisasi formal.
2.4 Departementasi
Departementasi pada prinsipnya adalah suatu bentuk pembagian kerja, hanya saja bentuk pembagian kerja ini sudah diperkembangkan sedemikian rupa sehingga pembagian kerja ini lebih didasarkan pada pengelompokkan tugas bukan berdasarkan orang perorang. Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi. Macam bentuk departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Kebaikannya :
a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c. Memusatkan keahlian organisasi
d. Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya :
a. Menciptakan konflik antar fungsi
b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c. Umpan balik yang lambat
d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2. Departemen Devisional
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.[10]
2.5 Sentralisasi dan Desentralisasi
A) Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.         
Secara teoritis, sentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulannya adalah:
Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien. Seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. Tidak perlu jenjang koordinasi yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan yang akan melaksanakan atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
Peningkatan resource sharing dan sinergi. Sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat.
Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapat dipergunakan secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda.
Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command.
Pemusatan expertise. Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang
Kelemahan sentralisasi adalah:
Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan. Pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tersebut.
Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang terlalu tinggi.
Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.
Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena banyaknya masalah pada level uniit organisasi yang di bawah.
Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.
B) Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
 Konsep desentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulan Desentralisasi adalah:
Jenjang manajemen lebih sedikit (flat)
Birokrasi berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yang sekaligus melaksanakan.
Lebih responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapi situasi terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.
Lebih mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang ada akan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
Motivasi karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasa memiliki organisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerja unit organisasinya.
Keterlibatan karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa partisipasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.
Kapabilitas organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebih meningkat karena tersedianya sumber daya manusia yang terlatih dan teruji dalam memimpin organisasi.
Kelemahan desentralisasi:
1. Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak sejalan dengan strategi umum perusahaan
2. Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer
3. Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan perusahaan secara keseluruhan
4. Dalam organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatif secara efektif.[11]
2.6  Implementasi Lembaga Pendidikan Islam
            Implementasi kurikulum menurut Fullan merupakan Proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan. Kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya yaitu kurikulum.
Implementasi strategi merupakan keseluruhan kegiatan dan pilihan yang diperlukan untuk menjalankan sebuah rencana strategis. Ini merupakan proses untuk menjalankan strategi dan kebijakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur .Meski implementasi strategi merupakan langkah berikut setelah perumusan strategi, tak berarti proses perumusan strategi sudah selesai. Justru disini ada semacam dialektika antara implementasi strategi dan perumusan strategi.
 Manajer yang baik mungkin harus kembali lagi mengevaluasi strategi yang dirumuskannya setelah diimplementasikan, sehingga dilakukan perumusan ulang strategi, yang kemudian setelah diimplementasikan harus dievaluasi kembali.Banyak organisasi yang mampu menyusun strateginya dengan baik. Daya-daya kreatif manajernya telah melahirkan strategi organisasi yang sangat baik. Bahkan tatkala strategi tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan strategis, banyak pihak yang memuji sebagai strategi inovatif yang diperhitungkan akan mampu membawa organisasi mencapai tujuannya,mampu bersaing dalam lingkungan yang sangat keras, serta mampu bertahan hidup ditengah himpitan situasi ekonomi yang berat. Namun kenyataannya,saat diimplementasikan tidak begitu halnya, akan tetapi strategi tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, keberhasilan dalam manajemen strategis ditentukan oleh perumusan dan implementasi strategi yang baik.
Bila salah satu buruk,misalnya implementasinya buruk, maka secara keseluruhan gagal.Dalam mengimplementasikan strategi penting diperhatikan pengembangan model untuk implementasi strategi. Model tersebut mencakup antara lain, perubahan struktur organisasi agar mampu mengakomodasi implementasi strategi, menganalisis struktur formal dan informal organisasi,analisis kultur organisasi, memilih pendekatan yang paling sesuai untuk mengimplementasikan strategi serta mengevaluasi hasilnya. Implementasi strategi dalam manajemen sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategis ke dalam aksi yaitu penyelenggaraan program sekolah. Betapapun hebatnya suatu strategi, apabila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah. Karena itu, kemampuan kepala sekolah dan personal sekolah lainnya,mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga professional yang bertanggungjawab terhadap kemajuan peserta didik. Kenyataannya implementasi strategikhususnya di sekolah mudah dilakukan. Umumnya sekolah terjebak pada kegiatan bersifat rutin yaitu guru masuk kelas memberi pelajaran pendekatannya sama seperti sebelumnya, melaksanakan ujian, memberi nilai dari hasil ujian, dan akhirnya peserta didik lulus dengan kualitas seadanya. Dalam implementasinya strategi digerakkan dengan melakukan evaluasi strategi dan mengontrolnya apakah masih konsisten dengan formulasi strategi.[12]
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan.jogjakarta:Ar-Ruzz Media. 2010
Marno, Triyo Supriyatno.  Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama. 2008
Sulistyorini, Manajemen pendidikan islam, Yogyakarta:sukses offset. Juni 2009
Fattah, Nanang.. Landasan Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009
Ernie Trisnawati  Sule Dan Kurniawan Saefullah. Pengantar Managemen.  Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,2008
Dari Internet


[1] )  Marno, Triyo Supriyatno,  . Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam ,hlm. 16

[2] Sulistyorini,M.pd. Manajemen pendidikan islam, hal 251
[3] ) Mulyono, MA. Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan , hal 71
[4] ) http://miftachulmaayis-myblog.blogspot.com/2008/05/pengorganisasian-dalam-lembaga.html
[5] ) Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam  hlm. 17
[6] ) Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Islam ., hlm. 33

[7] ) Mulyono, MA, manajemen administrasi dan organisasi pendidikan,hal 72
[8] ) http://miftachulmaayis-myblog.blogspot.com/2008/05/pengorganisasian-dalam-lembaga.html
[9] ) Mulyono, MA, manajemen administrasi dan organisasi pendidikan, hal 81
[10] ) Ernie Trisnawati  Sule Dan Kurniawan Saefullah. 2008. Pengantar Managemen. Edisi1 Cetakan Kedelapan.  Jakarta: Kencana Prenada Media Group,hal  75
[11] ) http://www.peutuah.com/sentralisasi-dan-desentralisasi-dalam-organisasi/
[12] ) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184008-implementasi-strategi-organisasi-sekolah/#ixzz1ZTnh82a0

0 komentar:

Posting Komentar