BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengorganisasian
Istilah
organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai
suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah
sekolah, sebuah perkumpulan dan badan pemerintahan. Kedua, merujuk kepada
proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di
antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara
efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang
dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Hicks & Gullen (1981:321) mengatakan bahwa
organisasi adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang di
antara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
menurut Pierce I dan Robinson (1989:296) organisasi adalah proses membentuk
hubungan-hubungan yang esensial di antara orang-orang, tugas-tugas dan
aktivitas-aktivitas dengan cara mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua
sumber organisasi kearah pencapaian suatu tujuan secara efektif dan efisien.[1]
Organisasi (organization) dan pengorganisasion
(organizing) memiliki hubungan yang erat dengan manajemen. Organisasi merupakan
alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-kegiatannya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara Pengorganisasian merupakan salah
satu fungsi organik dari manajemen dan ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah
perencanaan (planning). Dengan demikian, antara organisasi dan pengorganisasian
memiliki pengertian yang berbeda. James L. Gibson c.s., sebagaimana yang
dikutip oleh Winardi, berpendapat bahwa “…organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas
yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin
dilaksanakan oleh individu-individu yang bertidak secara sendiri”
Berikut Beberapa pendapat pengertian tentang organisasi
a) James D. Mooney.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai suatu tujuan bersama.
b) Rolp Currier Davis.
Organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang
sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kwpemimpinan.
c) organisasi adalah stuktur hubungan-hubungan di antara orang-orang
berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu system administrasi.[2]
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa organisasi
adalah proses penentuan, pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dapat penulis simpulkan
bahwa organisasi merupakan fungsi administrasi yang dapat disimpulkan sebagai
kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh
kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama.
Berikut ini beberapa pengertian hal yang terkait dengan organisasi.
a) Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan dapat
diartikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan
tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
b) stuktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam
organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
diintergrasikan. Selain itu, struktur organisasi juga menunjukkan
spesilisasi-spesialisasipekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
c) bagan organisasi, struktur organisasi pada umumnya digambarkan
dalam suatu bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur
organisasi yang formal, di mana dalam gambar tersebut ada garis-garis yang
menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal yang tersusun secara
hierarkis.
d) pengorganisasian adalah proses kegiatan penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumbre-sumber, dan lingkungannya.
Berdasarkan
beberapa definisi dan prinsip umum di atas, dapat dipahami bahwa sedikitnya ada
3 hal penting yang harus dimiliki suatu organisasi.
Pertama: adanya visi,misi dan tujuan. Sebab tanpa
visi,misi dan tujuan tidak ada alasan organisasi tersebut dibentuk.
Kedua; untuk mencapa tujuan maka setiap organisasi perlu
menyusun dan memiliki progam, dan menentukan metode bagaimana progam itu dapat
dilaksanakan.
Ketiga; setiap organisasi akan memiliki pimpinan atau
manejer yang bertanggung jawab terhadap organisasi dalam mencapai tujuan. Dan
setiap manajer atau pimpinan dalam organisasi membantu anggota-anggota yang
lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Berdasarkan
ke-3 unsur tersebut, kita dapat menyimpulkan betapa pentingnya peranan
administrasi,manajemen dan pimpinan di dalam eksistensi suatu organisasi. Oleh
sebab itu, kegiatan administrasi,manajemen dan kepemimpinan merupakan
serangkaian kegiatan yang perlu dilaksanakan di setiap organisasi, termasuk di
lenbaga pendidikan.[3]
PROSES PENGORGANISASIAN
Ernes
Dale (Stoner, 1986) memberikan pengorganisasian sebagai sebuah proses yang
berlangkah jamak. Proses pengorganisasian itu digambarkan sebagai berikut:
1.Tahap pertama yang harus di lakukan dalam merinci pekerjaan adalah
menentukan tugas-tagas apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.Tahap kedua membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan
yang dapat dilaksanakan oleh perorang atau perkelompok. Disini perlu
diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada
kaulifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan.
3.Tahap ketiga menggabungkan pekerjaan para angauta dengan cara yang
rasional, dan efisien. Pengelompokan tugas yang saling berkaitan, jika
organisasi sudah membesar atau kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya disebut
depertementalisasi.
4.Tahap keempat menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan
pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap
bagian melaksanakan pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik diantara
anggauta, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggauta
organisasi untuk tetap bekerja efektif.
5.Tahap kelima melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. Karena
pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan
penelitian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara terprogram/berkala,
untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan.[4]
CIRI-CIRI ORGANISASI:
1.Organisasi sebagai suatu sistem, yaitu adanya seperangkat unsur
yang saling bergantung dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang
lainnya
2.Organisasi merupakan struktur, adanya suatu kadar formalitas dan
pembagian tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan oleh anggota kelompok
3.Adanya perencanaan yang dilakukan secara sadar berdasarkan
rasionalitas dan pedoman-pedoman yang jelas
4. Adanya koordinasi dan kooperasi yang baik diantara orang-orang
yang bekerja sama, menunjukkan bahwa tindakan-tindakan orang-orang tersebut
berjalan kearah suatu tanggung jawab tertentu.[5]
2.2 Prinsip-prinsip
Organisasi
Manajemen dipandang sebagai suatu sistem didasarkan pada
asumsi bahwa organisasi merupakan sistem terbuka, tujuan organisasi mempunyai
kebergantungan. Adapun prinsip-prinsip manajemen berdasarkan sistem yaitu:
1. Prinsip Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS)
Istilah MBS (manajemen berdasarkan sasaran) pertama kali
dipepulerkan sebagai suatu pendekatan terhadap perencanaan. MBS merupakan
teknik manajemen yang membantu memperjelas dan menjabarkan tahapan tujuan
organisasi dan juga dilakukan proses penentuan tujuan bersama antara atasan dan
bawahan.
2. Prinsip Manajemen Berdasarkan Orang
Manajemen berdasarkan orang merupakan suatu konsep
manajemen modern yang mengkaji keterkaitan dimensi perilaku, komponen sistem
dalam kaitannya dengan perubahan dan pengembangan organisasi. Tuntutan
perubahan dan pengembangan yang muncul sebagai akibat tuntutan lingkungan
internal dan eksternal, membawa implikasi terhadap perubahan perilaku kelompok
dan wadahnya. Salah satu upaya yang paling penting adalah dengan mengembangkan
sumber daya manusia. Namun, pengembangan SDM harus diimbangi dengan
pengembangan organisasi.[6]
3. Prinsip Manajemen Berdasarkan Informasi
Perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan merupakan kegiatan manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses
pengambilan keputusan, semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi. Informasi
yang dibutuhkan oleh manajer disediakan oleh suatu sistem informasi manajemen
(Management Information System/MIS) yaitu suatu sistem yang menyediakan
informasi untuk manajer secara teratur. Informasi ini dimanfaatkan sebagai
dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang
dicapai.
Dalam suatu organisasi harus memenuhi beberapa prinsip
umum, di antaranya adalah:
1) organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas dan kesamaan
pandangan seluruh personal yang terlibat di dalamnya.
2) organisasi harus memiliki pimpinan yang mampu mengarahkan para
anggotanya dan mendelegasikan tugas,wewenang, dan tanggung jawab kepada mereka
sesuai dengan bakat, pengetahuan dan kemampuan mereka.
3) organisasi memiliki struktur organisasi yang di susun sesuai dengan
kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan antarpersonal menjadi jelas.[7]
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa fungsinya
manajemen berdasarkan pendekatan sistem akan sangat ditentukan oleh informasi
yang memenuhi persyaratan. SIM hadir memberikan pada manajemen informasi yang
unifrom, lengkap, jelas, dan tepat waktu untuk dasar pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah.
2.3 Bentuk-bentuk
organisasi
a) Organisasi Lini ( garis)
Bentuk
organisasi garis ini pertama kali muncul di kalangan militer, sehingga sering
disebut sebagai bentuk organisasi militer, dan merupakan bentuk organisasi yang
paling tua. Bentuk ini diciptakan oleh Henry Fayol, disamping itu bentuk
organisasi garis merupakan bentuk organisasi yang paling sederhana.[8] Organisasi
lini adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang
yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dan bawahan. Tidak
ada pembedaan antara pelaksana tugas pokok dan tugas penunjang. Organisasi ini
merupakan organisasi yang paling sederhana.
Adapun ciri-ciri utama organisasi lini adalah:
a. Jumlah karyawannya relative sedikit.
b. Organisasi relative kecil
c. Karyawan saling mengenal dan akrab.
d. Belum ada spesialisasi kerja.
e. Kebaikan organisasi lini antara lain:
f. Perintah dan komando berjalan lancer
g. Keputusan dapat diambildengan cepat
h. Solidaritas karyawan sangat tinggi
Kelemahannya yaitu:
a. Kemampuan pemimpin sangat berpengaruh
b. Pemimpin cenderung otoriter
c. Perkembangan individu/staf terbatas
Struktur Organisasi
Lini
b) Organisasi Fungsional
Organisasi
fungsional adalah suatu organisasi di mana pimpinan tertinggi melimpahkan
wewenangnya kepada kepala unit structural yang memimpin kelompok yang menduduki
jabatan fungsional. Dengan demikian, kerja organisasi disusun atas dasar fungsi-fungsi
organisasi. Setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap
bawahan sehubungan dengan fungsinya. Organisasi ini diciptakan oleh Frederick
W.Taylor. Dalam prakteknya, struktur organisasi fungsional ini kadang-kadang
menimbulkan ketidak jelasan dalam pemberian perintah dari atasan kepada
bawahan.Hal ini disebabkan kerena setiap atasan mempunyai wewenang untuk
memberikan perintah kepada setiap bawahan yang ada, sepanjang perintah tersebut
masih ada hubungannya dengan fungsi yang dimiliki atasan.
Kelebihan organisasi model fungsional ini adalah:
1. adanya spesialisasi tugas yang jelas.
2. atasan adalah ahli bidang fungsinya
3. karyawan didayagunakan semaksimal mungkin sesuai dengan
spesialisasinya.
Kelemahan
antara lain:
1. koordinasi agak sulit karena bawahan mempunyai beberapa atasan
2. pengambilan keputusan agak terlambat karena ditentukan oleh top
manajemen
3. sulit mencari seorang spesialis
4. Insiatif perorangan sering
tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.
5. Sulit mengadakan
pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang
saja.
6. Koordinasi yang sifatnya
menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya saja.
c) Organisasi Lini dan Staf
Dalam
organisasi Lini dan Staf ada perbedaan antara unit pelaksana tugas(lini) dan
unit penunjang (staf). Biasanya organisasi bentuk lini dan staf ini terjadi
pada organisasi yang lebih besar, di mana penyediaan tenaga spesialis sudah
semakin dirasakan untuk memberikan nasehat- nasehat atau saran-saran teknis dan
memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional. Tenaga semacam itu biasanya
disebut “staff personnel” yaitu orang yang melaksanakan fungsi staf (staff
function), yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: para penasehat
(advisor) dan personil yang melakukan kegiatan penunjang (auxiliary personnel)
demi lancarnya mekanisme organisasi. Hal itu dapat di jelaskan sebagai berikut :
Organisasi yang
besar dan kompleks memerlukan staf untuk membantu piminan atau manajer
Staf merupakan kumpulan para ahli dalam bidang tertentu
yang bertugas membantu manajer mengambil keputusan
Perintah kepada
bawahan di berikan oleh pimpinan, bukan staf. Kecuali apabila staf mendapat
wewenang dari manajer untuk memberi perintah kepada bawahan.
Kelebihan:
1. dapat diterapkan di organisasi besar maupun kecil.
2. Ada pembagian tugas antara pimpinan dan bawahan karena adanya
staf.
3. keputusan dapat diambil secara baik karena adnya bantuan staf
4. Koordinasi dalam setiap unit kegiatan dapat diterapkan dengan
mudah.
5. Dapat digunakan dalam organisasi yang lebih besar.
Kelemahan:
1. Rasa solidaritas berkurang arena besarnya organisasi.
2. kadang-kadang perintah agak kabur karena kurang jelas.
3. Pelaksanaan pekerjaan agak terlambat bila koordinasi staf kurang
baik.
4. Pimpinan lini sering mengabaikan nasehat atau saran dari staf.
5. Adanya kemungkinan pimpinan staf melampaui batas kewenangannya.
d) Organisasi Lini dan Fungsional
Suatu
bentuk organisasi di mana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenangnya kepada
para pejabat fungsional.
e) Organisasi Gabungan
Bentuk
organisasi gabungan ini pada dasarnya merupakan bentuk dari kombinasi struktur
organisasi yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga bentuk sruktur
organisasinya dapat berupa gabungan dari bentuk organisasi garis dan staf,
garis dan fungsional, fungsional dan staf atau kombinasi dari ketiga bentuk
organisasi tersebut. Sehingga bentuk struktur organisasi gabungan ini akan
mempunyai kebaikan serta kelemahannya mengikuti kebaikan maupun kelemahan
organisasi yang dibentuknya dalam rangka penggabungan tersebut.
Organisasi Gabungan mrupakan perpaduan dari ketiga
bentuk organisasi yang meliputi:
1. Struktur Organisasi Lini
2. Struktur Organisasi Fungsional.
3. Struktur Organisasi Lini dan Staf.[9]
f) Organisasi Matriks
Struktur
organisasi matriks adalah bentuk organisasi yang paling mutakhir dan gabungan
dari berbagai bentuk organisasi yang sudah ada sebelumnya. Inti organisasi
Matriks adalah mengobinasikan pola fungsi-fungsi nasional dan hasil yang akan
di capai dalam kegiatan produksi/jasa/proyek. Struktur ini biasanya dipakai
untuk lembaga maupun perusahaan berskala besar atau konglomerat. Organisasi
matriks menurunkan stuktur organisasi secara fungsi dan produk, dan disebut
sebagai struktur matriks karena bentuknya seperti matriks.
Struktur
organisasi matriks sangat menguntungkan untuk mengantisipasi kondisi lingkungan
yang tidak pasti dan berubah dengan cepat, seperti yang dialami oleh organisasi
di era globalisasi. Tidak mengherankan jika model-model ini mulai digemari
sejak tahun 1970-1980-an hingga saat ini. Keunggulan utamanya adalah keluwesan
menghadapi setiap permasalahan dan mudahnya untuk melakukan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan karena berfungsinya pola koordinasi antar bagian yang
efektif, sehingga setiap permasalahan dapat didekati dari sisi fungsional dan
sisi produk, Namun, kelemahan utamanya adalah karena ia memiliki “pimpinan
ganda” maka setiap manajer mempunyai dualism pertanggungjawaban.
g) sekolah sebagai organisasi
Dari
beberapa penjelasan organisasi di atas, dapat kita simpulkan bahwa sekolah
adalah organisasi social yang diselenggarakan dan dirancang sedemikian rupa
yang mengutamakan kegiatannya dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut, sekolah melaksanakan fungsi-fungsi administrasi, manajaemen dan kepemimpinan
sebagai umunya organisasi formal.
2.4 Departementasi
Departementasi
pada prinsipnya adalah suatu bentuk pembagian kerja, hanya saja bentuk
pembagian kerja ini sudah diperkembangkan sedemikian rupa sehingga pembagian
kerja ini lebih didasarkan pada pengelompokkan tugas bukan berdasarkan orang
perorang. Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi
satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara
bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi. Macam bentuk
departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis
untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling
umum dan bentuk dasar departementasi.
Kebaikannya :
a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi
utama
b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c. Memusatkan keahlian organisasi
d. Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi
yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya :
a. Menciptakan konflik antar fungsi
b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c. Umpan balik yang lambat
d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
2. Departemen Devisional
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah,
langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan
produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu
produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan
metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi
berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah
bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan
produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.[10]
2.5 Sentralisasi dan
Desentralisasi
A) Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah
kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi.
Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum
adanya otonomi daerah.
Secara
teoritis, sentralisasi
memiliki keunggulan. Keunggulannya adalah:
Organisasi
menjadi lebih ramping dan efisien. Seluruh aktivitas organisasi terpusat
sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
Perencanaan
dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi. Tidak perlu jenjang koordinasi
yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan yang akan melaksanakan
atau terpengaruh oleh pengambilan keputusan tersebut.
Peningkatan
resource sharing dan sinergi. Sumberdaya dapat dikelola secara lebih
efisien karena dilakukan secara terpusat.
Pengurangan
redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapat dipergunakan
secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang
berbeda-beda.
Perbaikan
koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command.
Pemusatan
expertise. Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara
maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang
Kelemahan sentralisasi adalah:
Kemungkinan
penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas keputusan. Pengambilan
keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan
faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
tersebut.
Demotivasi
dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota organisasi sulit mengembangkan
potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang terlalu
tinggi.
Penurunan
kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. Organisasi sangat bergantung
pada daya respon sekelompok orang saja.
Peningkatan
kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena
banyaknya masalah pada level uniit organisasi yang di bawah.
Perspektif
luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan
berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang
mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.
B) Desentralisasi
adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang
memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Konsep desentralisasi memiliki keunggulan. Keunggulan Desentralisasi
adalah:
Jenjang
manajemen lebih sedikit (flat)
Birokrasi
berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yang sekaligus
melaksanakan.
Lebih
responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapi
situasi terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.
Lebih
mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang ada
akan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
Motivasi
karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasa memiliki
organisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan
kinerja unit organisasinya.
Keterlibatan
karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa partisipasi yang
lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.
Kapabilitas
organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebih meningkat karena
tersedianya sumber daya manusia yang terlatih dan teruji dalam memimpin
organisasi.
Kelemahan
desentralisasi:
1. Manajer pada
tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak sejalan dengan
strategi umum perusahaan
2. Dapat terjadi
kurangnya koordinasi antar manajer
3. Manajer pada
level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan
4. Dalam
organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatif
secara efektif.[11]
2.6 Implementasi
Lembaga Pendidikan Islam
Implementasi
kurikulum menurut Fullan merupakan Proses untuk
melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang
lain dapat menerima dan melakukan perubahan. Kata implementasi bermuara pada
aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan
mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek berikutnya
yaitu kurikulum.
Implementasi strategi merupakan
keseluruhan kegiatan dan pilihan yang diperlukan untuk menjalankan sebuah
rencana strategis. Ini merupakan proses untuk menjalankan strategi dan
kebijakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur .Meski
implementasi strategi merupakan langkah berikut setelah perumusan strategi, tak
berarti proses perumusan strategi sudah selesai. Justru disini ada semacam
dialektika antara implementasi strategi dan perumusan strategi.
Manajer yang baik mungkin harus kembali lagi
mengevaluasi strategi yang dirumuskannya setelah diimplementasikan, sehingga
dilakukan perumusan ulang strategi, yang kemudian setelah diimplementasikan
harus dievaluasi kembali.Banyak organisasi yang mampu menyusun strateginya
dengan baik. Daya-daya kreatif manajernya telah melahirkan strategi organisasi
yang sangat baik. Bahkan tatkala strategi tersebut dibuat dalam bentuk
pernyataan strategis, banyak pihak yang memuji sebagai strategi inovatif yang diperhitungkan
akan mampu membawa organisasi mencapai tujuannya,mampu bersaing dalam
lingkungan yang sangat keras, serta mampu bertahan hidup ditengah himpitan
situasi ekonomi yang berat. Namun kenyataannya,saat diimplementasikan tidak
begitu halnya, akan tetapi strategi tersebut tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Oleh karena itu, keberhasilan dalam manajemen strategis ditentukan oleh
perumusan dan implementasi strategi yang baik.
Bila salah
satu buruk,misalnya implementasinya buruk, maka secara keseluruhan gagal.Dalam
mengimplementasikan strategi penting diperhatikan pengembangan model untuk
implementasi strategi. Model tersebut mencakup antara lain, perubahan struktur
organisasi agar mampu mengakomodasi implementasi strategi, menganalisis
struktur formal dan informal organisasi,analisis kultur organisasi, memilih
pendekatan yang paling sesuai untuk mengimplementasikan strategi serta
mengevaluasi hasilnya. Implementasi strategi dalam manajemen sekolah melibatkan
upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategis ke dalam aksi yaitu
penyelenggaraan program sekolah. Betapapun hebatnya suatu strategi, apabila tidak
diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan
sekolah. Karena itu, kemampuan kepala sekolah dan personal sekolah
lainnya,mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal
yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin dan guru sebagai tenaga professional yang bertanggungjawab terhadap
kemajuan peserta didik. Kenyataannya implementasi strategikhususnya di sekolah
mudah dilakukan. Umumnya sekolah
terjebak pada kegiatan bersifat rutin yaitu guru masuk kelas memberi pelajaran pendekatannya
sama seperti sebelumnya, melaksanakan ujian, memberi nilai dari hasil ujian,
dan akhirnya peserta didik lulus dengan kualitas seadanya. Dalam
implementasinya strategi digerakkan dengan melakukan evaluasi strategi dan
mengontrolnya apakah masih konsisten dengan formulasi strategi.[12]
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyono, Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan.jogjakarta:Ar-Ruzz
Media. 2010
Marno, Triyo Supriyatno. Manajemen
dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama. 2008
Sulistyorini, Manajemen pendidikan islam, Yogyakarta:sukses
offset. Juni 2009
Fattah, Nanang.. Landasan Manajemen Pendidikan Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009
Ernie Trisnawati Sule Dan
Kurniawan Saefullah. Pengantar Managemen. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,2008
Dari Internet
[1] ) Marno, Triyo Supriyatno, . Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
Islam ,hlm. 16
[2]
Sulistyorini,M.pd. Manajemen pendidikan islam, hal 251
[3] )
Mulyono, MA. Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan ,
hal 71
[4] ) http://miftachulmaayis-myblog.blogspot.com/2008/05/pengorganisasian-dalam-lembaga.html
[7] )
Mulyono, MA, manajemen administrasi dan organisasi pendidikan,hal 72
[8] ) http://miftachulmaayis-myblog.blogspot.com/2008/05/pengorganisasian-dalam-lembaga.html
[9] )
Mulyono, MA, manajemen administrasi dan organisasi pendidikan, hal 81
[10] )
Ernie Trisnawati Sule Dan Kurniawan
Saefullah. 2008. Pengantar Managemen. Edisi1 Cetakan Kedelapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,hal 75
[11] ) http://www.peutuah.com/sentralisasi-dan-desentralisasi-dalam-organisasi/
[12] ) http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184008-implementasi-strategi-organisasi-sekolah/#ixzz1ZTnh82a0
0 komentar:
Posting Komentar