A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Alhamdulillah
kami dari kelompok satu kelas P.IPS B Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Tarbiyah dapat meneyelesaikan makalah ini dengan judul Pengertian
Sosiologi Agama. Makalah ini disusun sebagai tugas matakuliah sosiologi agama
dengan dosen pengampu Dr.H. Zulfi Mubarok,M.Ag. Besar harapan kami, makalah ini
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran guna mengembangkan jati diri calon
akademis dan prefesional perguruan tinggi khususnya bidang pendidikan dan
pengajaran, juga dimaksudkan sebagai perekat agar mahasiswa tidak kehilangan
arah.
Urgensi topik kami yang
pertama adalah membahas tentang
pengertian sosiologi baik secara bahasa (etimologi) maupun istilah
(terminologi). Yang kedua membahas tentang sosiologi yang berkaitan dengan
agama Islam. Ketiga supaya kita lebih kritis dan teliti dalam menerapkan ilmu
sosiologi pada kehidupan sehari – hari.
Isi
global dari makalah yang kami bahas ini adalah tentang pengertian sosiologi
baik secara bahasa maupun istilah yang berkaitan dengan agama islam. Di dalam
makalah ini juga banyak di bahas mengenai arti ilmu sosiologi menurut para
ilmuwan. Sosiologi mulai dikenal pada abad ke -19 dengan nama yang berasal dari
August Comte pada tahun 1798 – 1857,untuk menunjukkan sosiologi sebagai ilmu
masyarakat yang memiliki disiplin yaitu rencana pembelajaran dan penyelidikan
serta lapangannya sendiri. Hubungan sosiologi dengan agama masyarakat.
Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat
agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti.
2. Tujuan Pembahasan
a. mengetahui pengertian sosiologi secara etimologi
b. mengetahui pengertian sosilogi secara terminologi
c. mengetahui pengertian sosiologi agama secara
etimologi
d. mengetahui pengertian sosiologi agama secara terminologi
3.Rumusan masalah
a. apakah pengertian sosiologi secara etimologi?
b. apakah pengertian sosilogi secara terminologi?
c. apakah pengertian sosiologi agama secara etimologi?
d.apakah pengertian sosiologi agama secara terminologi?
B. POKOK PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosiologi Agama Secara Etimologi dan Terminologi
a. Pengertian Sosiologi Secara Etimologi dan terminology
1) Pengertian
Sosiologi Secara Etimologi
Sebagai
ilmu,sosiologi mulai dikenal pada abad ke-19 dengan nama yang berasal dari
August Comte (1798-1857) untuk menunjukkan sosiologi sebagai ilmu masyarakat
yang memilki disiplin yaitu rencana pelajaran dan penyelidikan serta
lapangannya sendiri. Sosiologi berasal dari bahasaLatin:
socius= teman, kawan, sosial= berteman, bersama, berserikat dan dari kata Yunani: logos yang berarti “kata” atau
“berbicara”. Jadi, ilmu sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.[1]
Dari kamus bahasa Indonesia
Sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat.[2]
Manusia
selalu mengadakan hubungan ke mana pun dan di mana pun secara berulang, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Agar hubungan itu berjalan dengan baik,
maka dalam berperilaku manusia senantiasa berpedoman pada nilai-nilai dan norma
yang berlaku dalam masyarakat. Nilai dan norma yang dimiliki setiap masyarakat
tidak sama. Dengan menyadari persamaan dan perbedaannya, serta keikutsertaan
kita dalam hubungan sosial memberikan gambaran kepada masyarakat tentang ilmu
sosiologi. [3]
2) Pengertian Sosiologi Secara Terminologi
Dalam
arti terminologi, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi
manusia di dalam masyarakat. Sosiologi bermaksud untuk mengkaji
kejadian-kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang selanjutnya
berusaha untuk mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.[4]
Berikut
ini pengertian sosiologi menurut pendapat para ahli dari sudut pandang
masing-masing.
1. Auguste Comte
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.[5]
2. Emile Durkheim
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial merupakan cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu, serta
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan.[6]
3. Max Weber
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan
yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang
lain.[7]
4. P.J. Bouman
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
hubungan-hubungan sosial antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, serta sifat dan perubahanperubahan dalam lembaga-lembaga dan ide-ide
sosial.[8]
5. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari mengenai: a. Hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dan agama,
keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan
sebagainya. b. Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan
gejala-gejala nonsosial, misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya.
c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.[9]
6. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi
atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.[10]
7. Kingsley Davis
Sosiologi
adalah suatu studi yang mengkaji bagaimana masyarakat mencapai kesatuannya,
kelangsungannya, dan cara-cara masyarakat itu berubah.[11]
8. Anthony
giddens,
Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang anggota-anggota masyarakat yang menentukan perilaku
meraka ke zaman yang baru.[12]
9. Roucek dan Warren
10. Allan
jhonsen
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu
sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana
pula orang yang terlibat didalamnya memengaruhi sistem tersebut.[14]
11.
William kornblum
Ssosiologi adalah suatu
upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan
menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.[15]
12. Herbert
spencer
Sosilogi adalah ilmu yang
menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan sosial sebagai suatu
keseluruan atau suatu system.[16]
13. J.A.A
Von Dorn
dan J.C lammers
Sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.[17]
b. Pengertian Agama Secara Etimologi dan Terminologi
1) Pengertian Agama Secara Etimologi
Agama
dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “a” yang berarti
“tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”. Jadi “agama” berarti “tidak kacau”,
dengan pengertian terdapat ketenteraman dalam berfikir sesuai dengan
pengetahuan dan kepercayaan yang mendasari kelakuan “tidak kacau” itu. Atau
berarti sesuatu yang mengatur manusia agar tidak kacau dalam kehidupannya.
Pengetahuan dan kepercayaan tersebut menyangkut hal-hal keilahian dan
kekudusan. Secara etimologis, kata “agama” konotasinya lebih dekat kepada agama
Hindu dan Budha. Akan tetapi, setelah digunakan dalam bahasa Indonesia,
pengertiannya mencakup semua agama. Dalam bahasa Inggris disebut religion atau
religi. Berasal dari bahasa Latin religio atau relegere yang berarti
”mengumpulkan” atau “membaca”. Dalam kamus Barat, religion hanya menyangkut
hubungan manusia dengan Tuhan dan tidak berhubungan dengan seluruh aspek
kehidupan manusia. Inilah yang melahirkan negara sekuler, berbeda dengan agama
dalam ajaran Islam.[18]
Dalam
bahasa Arab, agama dikenal dengan kata ad-din dan al-millah. Kata ad-din
sendiri mengandung berbagai arti. Ia dapat diartikan al-mulk (kerajaan),
al-khidmat (pelayanan), al-‘adat (kebiasaan), al-ibadah (pengabdian),
al-tadzallul wa al-khudhu’ (tunduk dan patuh), al-tha’at (taat), al-islam
at-tauhid (penyerahan dan mengesakan Tuhan). Sedangkan pengertian din yang
berarti agama adalah nama yang bersifat umum. Artinya, tidak ditujukan pada
salah satu agama; ia adalah nama untuk setiap kepercayaan yang ada di dunia
ini. Sebaliknya orang yang menyakini adanya Sang Pencipta alam semesta disebut
sebagai orang yang beragama. Sekalipun keyakinannya atas ritual- ritual
agamanya mengalami penyimpangan dan khurafat. Maka dari itu, agama terbagi
menjadi dua, yaitu hak dan batil.[19]
2). Pengertian
Agama Secara Terminologi
Din
juga dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang membawa orang- orang
berakal kearah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah aqidah dan
amal. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh,
serta merupakan “undang- undang” yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia
untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.
Dalam
mendefinisikan agama, para sosiolog berbeda perspektif antara lain: pertama, agama sebagai sesuatu yang tidak
akan memberikan penilaian lagi mengenai sumber atau fungsinya yaitu agama
sebagai kepercayaan terhadap adanya wujud-wujud spiritual. Namun ketidakpuasan
dikemukakan terhadap definisi ini atas dasar bahwa definisi itu terlalu
bercorak intelektualis, dan tidak mengacu kepada emosi-emosi khidmat dan hormat
yang secara khusus bicarakeagamaan/kepercayaan. Kedua, agama merupakan ekspresi
suatu bentuk ketergantungan pada kekuatan spiritual atau moral dari diri individu. Ekspresi penting dari rasa ketergantungan
ini adalah peribadatan dan kewajiban sosial. Ketiga, agama adalah sistem yang
integral dari berbagai kepercayaan dan peribadatan yang berkaitan dengaan
benda-benda sakral, benda-benda terpisah dan terlarang. Definisi ini lebih
menekankan ciri kolektif atau sosial pada agama. Nanum tidak diulas lebih
lanjut mengenai kata sakral sehingga gagasannya masih kabur. Keempat, agama
adalah sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa
dalam perjuangan mereka dalam mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam
kehidupan. Agama merupakan sikap keengganan untuk menyerah kepada kematian,
frustasi dan untuk menumbuhkan rasa permusuhan dan perlawanan terhadap
pemutusan ikatan kemanusiaan. Definisi ini lebih cenderung kepada definisi
fungsional daripada definisi valuatif atau substansi. Kelima, agama adalah
sesuatu yang berkaitan dengan yang tertinggi. Keenam, agama adalah sistem
lambang yang berfungsi menegakkan berbagai perasaan dan motivasi yang kuat,
berjangkaua luas dan abadi pada manusiadengan merumuskan berbagai konsep
tentang keteraturan umum eksistensi dan dengan menyelubungi konsepsi-konsepsi
ini dengan sejenis penampakan secara faktual sehingga perasaan dan motivasi
tersebut secara unik tanpa realistik. Ketujuh, agama adalah kepercayaan yang
hadir pada saat wujud-wujud bukan manusia dipuja-puja dengan cara manusia.
Kegiatan-kegiatan keagamaan tidak hanya praktek pemujaan saja, namun semua
perilaku yang ada kaitannya dengan eksistensi wujud-wujud tersebut.[20]
Dan
Jevons berpendapat bahwa kata agama berasal dari kata bahsa Inggris “religion”
dan berasal dari kata kerja dalam bahasa latin “religere” yang berarti ibadat
yang berasaskan pada ketundukan, rasa takut, dan hormat. Namun, gambaran
keagamaan seperti ini hanya dapat digunakan dalam mengartikan agma samawi (
langit).Padahal hasil-hasil studi lapangan dalam bidang antropologi
menunjukkan bahwa pada bangsa-bangsa
primitif ada pola-pola keberagamaan (pattern of religiousity) berupa ibadat
yang tidak mengandung unsur ketundukan dan rasa takut, bahkan memuat sikap “
kurang ajar” terhadap tuhan, seperti yang terdapat pada agama-agama berhala
terutama ketika mendapat kemalangan atau kekalahan. Misalnya sebagian bangsa
arab jahiliyyah menghantam patung-patung mereka sendiri, apabila mereka mengalami
kekalahan perang.
c. Pengertian Sosiologi
Agama menurut Terminologi
Sosiologi
agama menurut terminologi
Drs. D. Hendropuspito, O.C dalam bukunya
"Sosiologi Agama" menerangkan bahwa sosiologi agama adalah suatu
cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
Dr. W. Goddijn: sosiologi agama adalah
bagian dari sosiologi umum (versi barat) yang mempelajarii suatu ilmu budaya
empiris, profan dan positif yang menuju kepada pengetahuan umum, yang jernih
dan pasti dari struktur, fungsi-fungsi dan perubahan-perubahan kelompok
keagamaan dan gejala-gejala kekelompokan keagamaan.[21]
Sosiologi agama mempelajari peran agama di
dalam masyarakat; praktik, latar sejarah, perkembangan dan tema universal suatu
agama di dalam masyarakat.[22]
Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas
tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat
secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi
berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang
berbeda.[23]
Sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. Sosiologi agama
selalu berusaha untuk menemukan pinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama
dengan masyarakat.[24]
Sosiologi agama adalah suatu cabang
sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.[25]
Jika
berbicara mengenai definisi sosiologi agama, maka ada beberapa hal lain yang
tidak lupa kami singgung dalam pembahasan ini, di antaranya adalah mengenai
pengertian sosiologi, agama,. Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetauan yang
mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hokum kemasyarakatan yang
seumum-umumnya.
Sosiologi
juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari
kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan symbol-simbol
interaksi. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma,
pereturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah, terhadap tuhan atau
dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayaan atau
seperangkat nilai yang minmbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok
tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.[26]
Adapun
kalau kedua istilah “sosiologi” dan “agama” digabungkan maka memiliki beberapa
definisi berikut:
-
Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai
kesatuan masyarakat atau perbedaan masyarakat secara utuh dengan berbagai
sistem agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam
berbagai masyarakat dan sistem keagamaan yang berbeda.
-
Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena sosial, dan memandang agama
sebagai fenomena sosial. Sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan
pinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama dengan masyarakat.
- Sosiologi agama adalah
suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis
guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan
masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.[27]
Sosiologi
agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan
Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum
kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah
untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya.
Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup
sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau
nilai-nilai keagamaan.[28]
Jika
teologi mempelajari agama dan masyarakat agama dari segi “supra-natural”, maka
sosiologi agama mempelajarinya dari sudut empiris sosiologis. Dengan kata lain,
yang akan dicari dalam fenomena agama itu adalah dimensi sosiologisnya. Sampai
seberapa jauh agama dan nilai keagamaan memainkan peranan dan berpengaruh atas
eksistensi dan operasi masyarakat. Lebih konkrit lagi, misalnya, seberapa jauh
unsur kepercayaan mempengaruhi pembentukan kepribadian pemeluk-pemeluknya; ikut
mengambil bagian dalam menciptakan jenis-jenis kebudayaan; mewarnai dasar-dasar
haluan Negara; memainkan peranan dalam munculnya strata (lapisan) sosial;
seberapa jauh agama ikut mempengaruhi proses sosial, perubahan sosial,
fanatisme dan lain sebagainya.
menurut Keith A. Roberts,
sasaran (objek) kajian sosiologi agama adalah memfokuskan kajian pada:
1). Kelompok-kelompok dan
lembaga keagamaan, yang meliputi pembentukannya, kegiatan demi kelangsungan
hidupnya, pemeliharaannya dan pembaharuannya.
2).
Perilaku individu dalam kelompok-kelompok tersebut atau proses sosial yang
mempengaruhi status keagamaan dan perilaku ritual.
3).
Konflik antar kelompok, misalnya Katolik lawan Protestan, Kristen dengan Islam
dan sebagainya.[29]
Bagi
sosiologi, kepercayaan hanyalah salah satu bagian kecil dari aspek agama yang
menjadi perhatiannya. Bila dikatakan bahwa yang menjadi sasaran sosiologi agama
adalah masyarakat agama, sesungguhnya yang dimaksud bukanlah agama sebagai
suatu sistem (dogma dan moral), tetapi agama sebagai fenomena sosial, sebagai
fakta sosial yang dapat dilaksanakan dan dialami oleh banyak orang.
Menurut
pandangan sosiologi, agama yang terwujud dalam kehidupan masyarakat adalah
fakta social. Sebagaimana suatu fakta social, agama dipelajari oleh sosiolog
dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Disiplin ilmu yang dipergunakan oleh
sosiolog dalam mempelajari masyarakat beragama itu disebut sosiologi agama.
Sosiologi agama adalah suatu cabang ilmu yang otonomi muncul setelah akhir abad
ke-19. Pada prinsipnya, ilmu ini sama dengan sosiologi umum, yang membedakannya
adalah objek materinya.[30]
Seorang
ahli sosiologi agama Indonesia Hendropuspito mengatakan bahwa sosiologi agama
ialah suatu cabang dari sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara
sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah yang pasti demi
kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya. Dari
definisi sosiologi agama diatas dapat disimpulkan bahwa sosiologi agama sama
dengan sosiologi pada umumnya yaitu sama-sama mempelajari masyarakat agama
dengan pendekatan ilmu social bukan teologis. Tetapi tidak semua pernyataan
dalam definisi tersebut dapat kita setujui, terutama dalam pernyataan bahwa
sosiologi agama untuk kepentingan masyarakat agama atau masyarakat umumnya.[31]
Dalam
berbagai literatur defisi diatas atau definisi sosiologi agama hamper tidak ada
perbedaan yang sangat berarti. Namun demikian dikemukakan berbagai pengertian
sosiologi agama menurut beberapa ahli sosiologi.J.Wach merumuskan sosiologi
agama secara luas sebagai suatu study tentang interelasi dari agama dan
masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antar mereka. Sedangkan
menurut H.Goddijn-W.Goddijn, sosiologi agama ialah bagian dari sosiologi umum
yang mempelajari suatu ilmu budaya empiris, profane, dan positif yang menuju
kepada pengetahuan umum, yang jernih dan pasti dari struktur , fungsi-fungsi
dan perubahan-perubahan kelompok keagamaan dan gejala-gejala kekelompokan
keagamaan.[32]
Dari
definisi-definisi tersebut diatas kiranya sudah cukup jelas memberikan gambaran
kepada kita bahwa sosiologi agama pada hakikatnya adalah cabang dari sosiologi
umum yang mempelajari masyarakat agama (religious society) secara sosiologis
untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti demi untuk masyarakat
agama itu sendiri dan umat atau masyarakat pada umumnya.
Sosiologi
agama memusatkan perhatiannya terutama untuk memahami makna yang diberikan oleh
suatu masyarakat kepada sistem agamanya sendiri, dan berbagai hubungan antar
agama dengan struktur sosial lainnya, juga dengan berbagai aspek budaya yang
bukan agama. Para ahli
memandang
bahwa agama adalah suatu pengertian yang luas dan universal, dari sudut pandang
sosial dan bukan dari sudut pandang individu.[33]
C.
ANALISIS DAN DISKUSI
1.Analisis
a.
pengertian sosiologi
Sosiologi dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dengan individu, individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.
Manusia sebagai makhluk social
selalu bergantung pada orang lain,selalu mengadakan hubungan ke manapun dan di
manapun secara berulang,baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia
harus berpedoman pada nilai-nilai dan norma yang berlaku supaya hubungan
tersebut dapat berjalan dengan baik.
Sosiologi menurut august comte
adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Oleh karena itu manusia
sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain,saling
bergantung.
2.
Diskusi
D.
Kesimpulan
1. Pengertian sosiologi secara etimologi
dan terminology
a) Pengertian sosiologi secara etimologi
Sosiologi
berasal dari bahasaLatin: socius= teman, kawan, sosial= berteman, bersama,
berserikat dan dari kata Yunani: logos yang berarti “kata” atau “berbicara”.
Jadi, ilmu sosilogi berarti berbicara mengenai masyarakat. Dari kamus bahasa
Indonesia Sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan
masyarakat.
b) Pengertian sosiologi secara terminology
Dalam
arti terminologi, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi
manusia di dalam masyarakat. Sosiologi bermaksud untuk mengkaji
kejadian-kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang
selanjutnya berusaha untuk mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.
2. Pengertian agama secara etimologi dan
terminology
a) Pengertian agama secara etimologi
Agama
dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “a” yang berarti
“tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”. Jadi “agama” berarti “tidak kacau”,
dengan pengertian terdapat ketenteraman dalam berfikir sesuai dengan
pengetahuan dan kepercayaan yang mendasari kelakuan “tidak kacau” itu.
b) Pengertian agama secara terminology
Din
juga dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang membawa orang- orang
berakal kearah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah aqidah dan
amal. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh,
serta merupakan “undang- undang” yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia
untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.
3. Pengertian sosiologi agama secara
terminologi.
Sosiologi
juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari
kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan symbol-simbol
interaksi. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma,
pereturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah, terhadap tuhan atau
dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayaan atau
seperangkat nilai yang minmbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok
tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.
DAFTAR
RUJUKAN
Yasyin, Sulchan. 1997.Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia. Amana. Surabaya
Mubarok, zulfi. 2010. Sosiologi agama. Uin
Maliki press. Malang.
Narwoko,
Dwi J dan Suyanto bagong.2004. sosiologi teks pengantar dan terapan.
Kencana prenada media group. Jakarta.
Hendropuspito, O, 1983. Sosiologi agama.
Kanisius. Yogyakarta.
http://putracenter.net/2009/4/15/definisi-definisi-
ilmu sosiologi –menurut para ahli.
.
[3]Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto,
Sosiologi teks pengantar dan terapan,(Jakarta:kencana 2007)4
[4] Lihat http
://putracenter.net. definisi-definisi- ilmu sosiologi –menurut para
ahli. 2009. 4. 15. 09.00
[22] Ibid.
[23] Ibid.
[31]http://putracenter.net.definisi-definisi ilmu sosiologi-menurut para ahli.2009.4/15
0 komentar:
Posting Komentar