Minggu, 29 Desember 2013

Pengertian Sosiologi Agama



A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Alhamdulillah kami dari kelompok satu kelas P.IPS B Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah dapat meneyelesaikan makalah ini dengan judul Pengertian Sosiologi Agama. Makalah ini disusun sebagai tugas matakuliah sosiologi agama dengan dosen pengampu Dr.H. Zulfi Mubarok,M.Ag. Besar harapan kami, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran guna mengembangkan jati diri calon akademis dan prefesional perguruan tinggi khususnya bidang pendidikan dan pengajaran, juga dimaksudkan sebagai perekat agar mahasiswa tidak kehilangan arah.
Urgensi topik kami yang pertama  adalah membahas tentang pengertian sosiologi baik secara bahasa (etimologi) maupun istilah (terminologi). Yang kedua membahas tentang sosiologi yang berkaitan dengan agama Islam. Ketiga supaya kita lebih kritis dan teliti dalam menerapkan ilmu sosiologi pada kehidupan sehari – hari.
            Isi global dari makalah yang kami bahas ini adalah tentang pengertian sosiologi baik secara bahasa maupun istilah yang berkaitan dengan agama islam. Di dalam makalah ini juga banyak di bahas mengenai arti ilmu sosiologi menurut para ilmuwan. Sosiologi mulai dikenal pada abad ke -19 dengan nama yang berasal dari August Comte pada tahun 1798 – 1857,untuk menunjukkan sosiologi sebagai ilmu masyarakat yang memiliki disiplin yaitu rencana pembelajaran dan penyelidikan serta lapangannya sendiri. Hubungan sosiologi dengan agama masyarakat. Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti.


2. Tujuan Pembahasan
a. mengetahui pengertian sosiologi  secara etimologi
b. mengetahui pengertian sosilogi  secara terminologi
c. mengetahui pengertian sosiologi agama secara etimologi
d. mengetahui pengertian sosiologi agama secara terminologi

3.Rumusan masalah
a. apakah pengertian sosiologi  secara etimologi?
b. apakah pengertian sosilogi  secara terminologi?
c. apakah pengertian sosiologi agama secara etimologi?
d.apakah pengertian sosiologi agama secara terminologi?


B. POKOK PEMBAHASAN
1.      Pengertian Sosiologi Agama Secara Etimologi dan Terminologi  
a.       Pengertian Sosiologi Secara Etimologi dan terminology
1)         Pengertian Sosiologi Secara Etimologi
Sebagai ilmu,sosiologi mulai dikenal pada abad ke-19 dengan nama yang berasal dari August Comte (1798-1857) untuk menunjukkan sosiologi sebagai ilmu masyarakat yang memilki disiplin yaitu rencana pelajaran dan penyelidikan serta lapangannya sendiri.  Sosiologi berasal dari bahasaLatin: socius= teman, kawan, sosial= berteman, bersama, berserikat dan dari kata Yunani: logos yang berarti “kata” atau “berbicara”. Jadi, ilmu sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.[1]
Dari kamus bahasa Indonesia Sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat.[2]
Manusia selalu mengadakan hubungan ke mana pun dan di mana pun secara berulang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar hubungan itu berjalan dengan baik, maka dalam berperilaku manusia senantiasa berpedoman pada nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Nilai dan norma yang dimiliki setiap masyarakat tidak sama. Dengan menyadari persamaan dan perbedaannya, serta keikutsertaan kita dalam hubungan sosial memberikan gambaran kepada masyarakat tentang ilmu sosiologi. [3]
2)      Pengertian Sosiologi Secara Terminologi
Dalam arti terminologi, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat. Sosiologi bermaksud untuk mengkaji kejadian-kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang selanjutnya berusaha untuk mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.[4]
Berikut ini pengertian sosiologi menurut pendapat para ahli dari sudut pandang masing-masing.
1.      Auguste Comte
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.[5]
2.      Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu, serta mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan.[6]
3.      Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.[7]
4.      P.J. Bouman
Sosiologi  adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta sifat dan perubahanperubahan dalam lembaga-lembaga dan ide-ide sosial.[8]
5.      Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai: a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan sebagainya. b. Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan gejala-gejala nonsosial, misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya. c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.[9]
6.      Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.[10]
7.      Kingsley Davis
Sosiologi adalah suatu studi yang mengkaji bagaimana masyarakat mencapai kesatuannya, kelangsungannya, dan cara-cara masyarakat itu berubah.[11]
8.       Anthony giddens,
 Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang anggota-anggota masyarakat yang menentukan perilaku meraka ke zaman yang baru.[12]
9.      Roucek dan Warren
 Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok[13]
10.    Allan  jhonsen
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya memengaruhi sistem tersebut.[14]
11.  William kornblum
           Ssosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.[15]
12.   Herbert spencer
Sosilogi adalah ilmu yang menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruan atau suatu system.[16]
13.  J.A.A Von Dorn dan J.C lammers
 Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.[17]
b.    Pengertian Agama Secara Etimologi dan Terminologi
1)         Pengertian Agama Secara Etimologi
Agama dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “a” yang berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”. Jadi “agama” berarti “tidak kacau”, dengan pengertian terdapat ketenteraman dalam berfikir sesuai dengan pengetahuan dan kepercayaan yang mendasari kelakuan “tidak kacau” itu. Atau berarti sesuatu yang mengatur manusia agar tidak kacau dalam kehidupannya. Pengetahuan dan kepercayaan tersebut menyangkut hal-hal keilahian dan kekudusan. Secara etimologis, kata “agama” konotasinya lebih dekat kepada agama Hindu dan Budha. Akan tetapi, setelah digunakan dalam bahasa Indonesia, pengertiannya mencakup semua agama. Dalam bahasa Inggris disebut religion atau religi. Berasal dari bahasa Latin religio atau relegere yang berarti ”mengumpulkan” atau “membaca”. Dalam kamus Barat, religion hanya menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan dan tidak berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Inilah yang melahirkan negara sekuler, berbeda dengan agama dalam ajaran Islam.[18]
Dalam bahasa Arab, agama dikenal dengan kata ad-din dan al-millah. Kata ad-din sendiri mengandung berbagai arti. Ia dapat diartikan al-mulk (kerajaan), al-khidmat (pelayanan), al-‘adat (kebiasaan), al-ibadah (pengabdian), al-tadzallul wa al-khudhu’ (tunduk dan patuh), al-tha’at (taat), al-islam at-tauhid (penyerahan dan mengesakan Tuhan). Sedangkan pengertian din yang berarti agama adalah nama yang bersifat umum. Artinya, tidak ditujukan pada salah satu agama; ia adalah nama untuk setiap kepercayaan yang ada di dunia ini. Sebaliknya orang yang menyakini adanya Sang Pencipta alam semesta disebut sebagai orang yang beragama. Sekalipun keyakinannya atas ritual- ritual agamanya mengalami penyimpangan dan khurafat. Maka dari itu, agama terbagi menjadi dua, yaitu hak dan batil.[19]
2).        Pengertian Agama Secara Terminologi
Din juga dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang membawa orang- orang berakal kearah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah aqidah dan amal. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh, serta merupakan “undang- undang” yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.
Dalam mendefinisikan agama, para sosiolog berbeda perspektif antara lain:  pertama, agama sebagai sesuatu yang tidak akan memberikan penilaian lagi mengenai sumber atau fungsinya yaitu agama sebagai kepercayaan terhadap adanya wujud-wujud spiritual. Namun ketidakpuasan dikemukakan terhadap definisi ini atas dasar bahwa definisi itu terlalu bercorak intelektualis, dan tidak mengacu kepada emosi-emosi khidmat dan hormat yang secara khusus bicarakeagamaan/kepercayaan. Kedua, agama merupakan ekspresi suatu bentuk ketergantungan pada kekuatan spiritual atau moral dari diri  individu. Ekspresi penting dari rasa ketergantungan ini adalah peribadatan dan kewajiban sosial. Ketiga, agama adalah sistem yang integral dari berbagai kepercayaan dan peribadatan yang berkaitan dengaan benda-benda sakral, benda-benda terpisah dan terlarang. Definisi ini lebih menekankan ciri kolektif atau sosial pada agama. Nanum tidak diulas lebih lanjut mengenai kata sakral sehingga gagasannya masih kabur. Keempat, agama adalah sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa dalam perjuangan mereka dalam mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan. Agama merupakan sikap keengganan untuk menyerah kepada kematian, frustasi dan untuk menumbuhkan rasa permusuhan dan perlawanan terhadap pemutusan ikatan kemanusiaan. Definisi ini lebih cenderung kepada definisi fungsional daripada definisi valuatif atau substansi. Kelima, agama adalah sesuatu yang berkaitan dengan yang tertinggi. Keenam, agama adalah sistem lambang yang berfungsi menegakkan berbagai perasaan dan motivasi yang kuat, berjangkaua luas dan abadi pada manusiadengan merumuskan berbagai konsep tentang keteraturan umum eksistensi dan dengan menyelubungi konsepsi-konsepsi ini dengan sejenis penampakan secara faktual sehingga perasaan dan motivasi tersebut secara unik tanpa realistik. Ketujuh, agama adalah kepercayaan yang hadir pada saat wujud-wujud bukan manusia dipuja-puja dengan cara manusia. Kegiatan-kegiatan keagamaan tidak hanya praktek pemujaan saja, namun semua perilaku yang ada kaitannya dengan eksistensi wujud-wujud tersebut.[20]
Dan Jevons berpendapat bahwa kata agama berasal dari kata bahsa Inggris “religion” dan berasal dari kata kerja dalam bahasa latin “religere” yang berarti ibadat yang berasaskan pada ketundukan, rasa takut, dan hormat. Namun, gambaran keagamaan seperti ini hanya dapat digunakan dalam mengartikan agma samawi ( langit).Padahal hasil-hasil studi lapangan dalam bidang antropologi menunjukkan  bahwa pada bangsa-bangsa primitif ada pola-pola keberagamaan (pattern of religiousity) berupa ibadat yang tidak mengandung unsur ketundukan dan rasa takut, bahkan memuat sikap “ kurang ajar” terhadap tuhan, seperti yang terdapat pada agama-agama berhala terutama ketika mendapat kemalangan atau kekalahan. Misalnya sebagian bangsa arab jahiliyyah menghantam patung-patung mereka sendiri, apabila mereka mengalami kekalahan perang.
c. Pengertian Sosiologi Agama menurut Terminologi
Sosiologi agama menurut terminologi
    Drs. D. Hendropuspito, O.C dalam bukunya "Sosiologi Agama" menerangkan bahwa sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
    Dr. W. Goddijn: sosiologi agama adalah bagian dari sosiologi umum (versi barat) yang mempelajarii suatu ilmu budaya empiris, profan dan positif yang menuju kepada pengetahuan umum, yang jernih dan pasti dari struktur, fungsi-fungsi dan perubahan-perubahan kelompok keagamaan dan gejala-gejala kekelompokan keagamaan.[21]
    Sosiologi agama mempelajari peran agama di dalam masyarakat; praktik, latar sejarah, perkembangan dan tema universal suatu agama di dalam masyarakat.[22]
    Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat, perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai system agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan system keagamaan yang berbeda.[23]
    Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena social, dan memandang agama sebagai fenomena social. Sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan pinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama dengan masyarakat.[24]
    Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.[25]
Jika berbicara mengenai definisi sosiologi agama, maka ada beberapa hal lain yang tidak lupa kami singgung dalam pembahasan ini, di antaranya adalah mengenai pengertian sosiologi, agama,. Sosiologi secara umum adalah ilmu pengetauan yang mempelajari masyarakat secara empiris untuk mencapai hokum kemasyarakatan yang seumum-umumnya.
Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan symbol-simbol interaksi. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, pereturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah, terhadap tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayaan atau seperangkat nilai yang minmbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.[26]
 Adapun kalau kedua istilah “sosiologi” dan “agama” digabungkan maka memiliki beberapa definisi berikut:
- Sosiologi agama adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat atau perbedaan masyarakat secara utuh dengan berbagai sistem agama, tingkat dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan sistem keagamaan yang berbeda.    
- Sosiologi agama adalah studi tentang fenomena sosial, dan memandang agama sebagai fenomena sosial. Sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan pinsip-prinsip umum mengenai hubungan agama dengan masyarakat.
- Sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.[27]
Sosiologi agama menjadi disiplin ilmu tersendiri sejak munculnya karya Weber dan Durkheim. Jika tugas dari sosiologi umum adalah untuk mencapai hukum kemasyarakatan yang seluas-luasnya, maka tugas dari sosiologi agama adalah untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya. Masyarakat agama tidak lain ialah suatu persekutuan hidup (baik dalam lingkup sempit maupun luas) yang unsure konstitutif utamanya adalah agama atau nilai-nilai keagamaan.[28]
Jika teologi mempelajari agama dan masyarakat agama dari segi “supra-natural”, maka sosiologi agama mempelajarinya dari sudut empiris sosiologis. Dengan kata lain, yang akan dicari dalam fenomena agama itu adalah dimensi sosiologisnya. Sampai seberapa jauh agama dan nilai keagamaan memainkan peranan dan berpengaruh atas eksistensi dan operasi masyarakat. Lebih konkrit lagi, misalnya, seberapa jauh unsur kepercayaan mempengaruhi pembentukan kepribadian pemeluk-pemeluknya; ikut mengambil bagian dalam menciptakan jenis-jenis kebudayaan; mewarnai dasar-dasar haluan Negara; memainkan peranan dalam munculnya strata (lapisan) sosial; seberapa jauh agama ikut mempengaruhi proses sosial, perubahan sosial, fanatisme dan lain sebagainya.
menurut Keith A. Roberts, sasaran (objek) kajian sosiologi agama adalah memfokuskan kajian pada:
1). Kelompok-kelompok dan lembaga keagamaan, yang meliputi pembentukannya, kegiatan demi kelangsungan hidupnya, pemeliharaannya dan pembaharuannya.
2). Perilaku individu dalam kelompok-kelompok tersebut atau proses sosial yang mempengaruhi status keagamaan dan perilaku ritual.
3). Konflik antar kelompok, misalnya Katolik lawan Protestan, Kristen dengan Islam dan sebagainya.[29]
Bagi sosiologi, kepercayaan hanyalah salah satu bagian kecil dari aspek agama yang menjadi perhatiannya. Bila dikatakan bahwa yang menjadi sasaran sosiologi agama adalah masyarakat agama, sesungguhnya yang dimaksud bukanlah agama sebagai suatu sistem (dogma dan moral), tetapi agama sebagai fenomena sosial, sebagai fakta sosial yang dapat dilaksanakan dan dialami oleh banyak orang.
Menurut pandangan sosiologi, agama yang terwujud dalam kehidupan masyarakat adalah fakta social. Sebagaimana suatu fakta social, agama dipelajari oleh sosiolog dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Disiplin ilmu yang dipergunakan oleh sosiolog dalam mempelajari masyarakat beragama itu disebut sosiologi agama. Sosiologi agama adalah suatu cabang ilmu yang otonomi muncul setelah akhir abad ke-19. Pada prinsipnya, ilmu ini sama dengan sosiologi umum, yang membedakannya adalah objek materinya.[30]
Seorang ahli sosiologi agama Indonesia Hendropuspito mengatakan bahwa sosiologi agama ialah suatu cabang dari sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah yang pasti demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya. Dari definisi sosiologi agama diatas dapat disimpulkan bahwa sosiologi agama sama dengan sosiologi pada umumnya yaitu sama-sama mempelajari masyarakat agama dengan pendekatan ilmu social bukan teologis. Tetapi tidak semua pernyataan dalam definisi tersebut dapat kita setujui, terutama dalam pernyataan bahwa sosiologi agama untuk kepentingan masyarakat agama  atau masyarakat umumnya.[31]
Dalam berbagai literatur defisi diatas atau definisi sosiologi agama hamper tidak ada perbedaan yang sangat berarti. Namun demikian dikemukakan berbagai pengertian sosiologi agama menurut beberapa ahli sosiologi.J.Wach merumuskan sosiologi agama secara luas sebagai suatu study tentang interelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antar mereka. Sedangkan menurut H.Goddijn-W.Goddijn, sosiologi agama ialah bagian dari sosiologi umum yang mempelajari suatu ilmu budaya empiris, profane, dan positif yang menuju kepada pengetahuan umum, yang jernih dan pasti dari struktur , fungsi-fungsi dan perubahan-perubahan kelompok keagamaan dan gejala-gejala kekelompokan keagamaan.[32]
Dari definisi-definisi tersebut diatas kiranya sudah cukup jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa sosiologi agama pada hakikatnya adalah cabang dari sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama (religious society) secara sosiologis untuk mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti demi untuk masyarakat agama itu sendiri dan umat atau masyarakat pada umumnya.
Sosiologi agama memusatkan perhatiannya terutama untuk memahami makna yang diberikan oleh suatu masyarakat kepada sistem agamanya sendiri, dan berbagai hubungan antar agama dengan struktur sosial lainnya, juga dengan berbagai aspek budaya yang bukan agama. Para ahli memandang bahwa agama adalah suatu pengertian yang luas dan universal, dari sudut pandang sosial dan bukan dari sudut pandang individu.[33]

C. ANALISIS DAN DISKUSI
1.Analisis
a. pengertian sosiologi
            Sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.
            Manusia sebagai makhluk social selalu bergantung pada orang lain,selalu mengadakan hubungan ke manapun dan di manapun secara berulang,baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia harus berpedoman pada nilai-nilai dan norma yang berlaku supaya hubungan tersebut dapat berjalan dengan baik.
            Sosiologi menurut august comte adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain,saling bergantung.    
2. Diskusi

D. Kesimpulan
1.      Pengertian sosiologi secara etimologi dan terminology
a)      Pengertian sosiologi secara etimologi
Sosiologi berasal dari bahasaLatin: socius= teman, kawan, sosial= berteman, bersama, berserikat dan dari kata Yunani: logos yang berarti “kata” atau “berbicara”. Jadi, ilmu sosilogi berarti berbicara mengenai masyarakat. Dari kamus bahasa Indonesia Sosiologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat.
b)      Pengertian sosiologi secara terminology
Dalam arti terminologi, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat. Sosiologi bermaksud untuk mengkaji kejadian-kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang selanjutnya berusaha untuk mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.
2.      Pengertian agama secara etimologi dan terminology
a)      Pengertian agama secara etimologi
Agama dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “a” yang berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”. Jadi “agama” berarti “tidak kacau”, dengan pengertian terdapat ketenteraman dalam berfikir sesuai dengan pengetahuan dan kepercayaan yang mendasari kelakuan “tidak kacau” itu.
b)      Pengertian agama secara terminology
Din juga dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang membawa orang- orang berakal kearah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah aqidah dan amal. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh, serta merupakan “undang- undang” yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.
3.      Pengertian sosiologi agama secara terminologi.
Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang perilaku social ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain, dengan memperhatikan symbol-simbol interaksi. Agama dalam arti sempit ialah seperangkat kepercayaan, dogma, pereturan etika, praktek penyembahan, amal ibadah, terhadap tuhan atau dewa-dewa tertentu. Dalam arti luas, agama adalah suatu kepercayaan atau seperangkat nilai yang minmbulkan ketaatan pada seseorang atau kelompok tertentu kepada sesuatu yang mereka kagumi, cita-citakan dan hargai.

DAFTAR RUJUKAN
Yasyin, Sulchan. 1997.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Amana. Surabaya
Mubarok, zulfi. 2010. Sosiologi agama. Uin Maliki press. Malang.
Narwoko, Dwi J dan Suyanto bagong.2004. sosiologi teks pengantar dan terapan. Kencana prenada media group. Jakarta.
Hendropuspito, O, 1983. Sosiologi agama. Kanisius. Yogyakarta.
http://putracenter.net/2009/4/15/definisi-definisi- ilmu sosiologi –menurut para ahli.
.



[1] Zulfi Mubarok. Sosiologi agama,:uin maliki press 2010.1
[2] Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Surabaya:Amanah1997)442
[3]Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi teks pengantar dan terapan,(Jakarta:kencana 2007)4
[4] Lihat http ://putracenter.net. definisi-definisi- ilmu sosiologi –menurut para ahli. 2009. 4. 15. 09.00
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Ibid.
[12] Ibid.
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15] http://putracenter.net. Definisi-definisi imu sosiologi menurut para ahli. 2009. 4
[16] Ibid.
[17] Ibid.
[18] Zulfi Mubarok. Sosiologi agama,:uin maliki press 2010.2-3
[19] http://putracenter.net.  definisi-definisi imu sosiologi menurut para ahli. 2004. 15
[20] Zulfi Mubarok. Sosiologi agama,:uin maliki press 2010.4.
[21] Zulfi mubarok.sosiologi agama,:uin maliki press 2010.7.

[22] Ibid.
[23] Ibid.
[24]  Ibid.
[25] Zulfi mubarok.sosiologi agama,:uin maliki press 2010.7.


[26]  Ibid.
[27] O.C, Hendropuspito. Sosiologi agama. Kanisius. 1983
[28] http://putracenter.net. definisi-definisi- ilmu sosiologi –menurut para ahli. 2009. 4

[29] Ibid.
[30] O.C, Hendropuspito. Sosiologi agama. Kanisius. 1983

[31]http://putracenter.net.definisi-definisi  ilmu sosiologi-menurut para ahli.2009.4/15
[32] Ibid.
[33]O. Hendropuspito. Sosiologi agama. Kanisius. 1983

0 komentar:

Posting Komentar